Menstruasi

Benarkah Menenggak Pil Ibuprofen Bisa Mengurangi Derasnya Aliran Darah Haid?

Hasil penelitian yang masih terbatas menunjukkan potensi ke arah sana. Tapi, ingat, ada risikonya.
Katie Way
Brooklyn, US
Benarkah Menenggak Pil Ibuprofen Bisa Mengurangi Derasnya Aliran Darah Haid?
Foto ilustrasi tampon oleh Emilija Manevska via Getty Images 

Sebagian besar perempuan sepakat menstruasi sangat menyiksa. Banyak yang mencoba segala cara biar rasa sakitnya bisa lebih ditoleransi, tapi enggak jarang juga usahanya gagal total. Memahami betapa menyebalkan siklus bulanan ini, tak sedikit pula perempuan yang saling berbagi tips dengan harapan cara mereka manjur pada orang lain. Seperti pengguna Twitter @girlziplocked, misalnya. Dia berujar selain menghilangkan kram perut, pil ibuprofen mampu mengurangi aliran darah haid yang deras.

Iklan

Dia mengetahui info ini dari Period Repair Manual yang ditulis Lara Briden. Dalam buku itu, Briden menyebut ibuprofen sebagai “solusi praktis perdarahan hebat saat menstruasi”. Menurutnya, “obat anti-inflamasi konvensional ibuprofen (Advil atau Nurofen) mengurangi aliran menstruasi hingga setengahnya.”

Penjelasan Briden benar adanya, dan semua ini berkat kemampuan ibuprofen menurunkan kadar prostaglandin atau hormon yang melepaskan lapisan rahim dengan menginduksi kontraksi otot. Studi terbitan 1983 mengaitkan peningkatan prostaglandin dengan kram menstruasi parah dan perdarahan yang lebih banyak.

Penelitian menunjukkan obat non-steroid anti-inflamasi (NSAID) seperti ibuprofen dapat mengurangi aliran darah haid dengan cara yang sama, meski sumber lain menyebutkan perdarahannya berkurang 20-40 persen dengan ibuprofen. Bukan 50 persen seperti yang dikatakan Briden dan twit viral tadi.

Cleveland Clinic membuktikan ibuprofen juga bisa menunda menstruasi jika diminum dengan dosis yang lebih tinggi dari rekomendasi. “[Menunda menstruasi selama beberapa hari] membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang direkomendasikan. Kira-kira 800 milligram ibuprofen setiap enam jam sekali, atau 500 milligram naproxen untuk tiga kali sehari,” tulis OBGYN Rebecca Russell dari Cleveland Clinic. “Harus dilakukan secara teratur.”

Akan tetapi, dosis yang tinggi dikaitkan dengan masalah tekanan darah dan ginjal, sehingga pakar kesehatan menganjurkannya sebagai langkah awal bukan solusi permanen ( Period Repair Manual mengakui ini). Perempuan yang kesehatannya bermasalah—seperti gangguan perdarahan lain, maag, atau penyakit hati dan ginjal—sebaiknya menghindari konsumsi dosis tinggi.

Iklan

Kalian bisa konsultasi ke dokter jika siklus menstruasinya selalu berat. Mereka nantinya akan menyarankan solusi jangka panjang yang jauh lebih aman. Sophia Yen, associate professor ilmu kesehatan remaja di Stanford Medical School, merekomendasikan beberapa alternatif untuk mengurangi atau menunda menstruasi. Dia menerangkan minum 600 milligram ibuprofen tiga kali sehari setelah makan sampai lima hari dapat menjadi solusi sementara siklus menstruasi berat.

Menstruasi masih jarang dibahas secara ilmiah. Di Indonesia sendiri, PMS atau haid sering dijadikan lelucon oleh para lelaki. (“Cewek galak bener kalau lagi dapet” atau “Jangan macem-macem sama cewek PMS deh!!!” adalah dua lontaran yang paling sering mereka ucapkan.)

Ulasan terbaru yang meneliti potensi NSAID mengurangi perdarahan menstruasi mengutip penelitian yang diterbitkan pada ‘80 dan ‘90an. Kualitas buktinya bahkan disebut rendah hingga sedang, dikarenakan “jumlah penelitian yang sedikit.”

Selama kita masih tidak menanggapi menstruasi dengan serius, maka perempuan akan terus bergantung pada saran yang “katanya manjur” bukan dari informasi yang terbukti secara ilmiah. Memang bisa Googling sendiri tentang manfaat ibuprofen untuk menstruasi, tapi itupun jika mereka sudah mengetahui apa yang ingin dicari. Bagaimana kalau tidak?

Follow Katie Way di Twitter .

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic