Music

13 Momen Paling Keren Dari Lagu Metal yang Kerap Dilupakan Orang

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey.

Metalhead biasanya berwawasan luas—karena, pertama, hukum kosmik itu epik dan seru, dan kedua, karena ini membuat kita berfokus di hal lain selain kehidupan kita sendiri yang kerap mengecewakan. Kita kerap menerapkan standar umum ketika menilai musik metal: True atau tidak? Ngerock atau enggak? Namun seperti ajaran Hieronymous Bosch yang mengatakan bahwa neraka dibentuk dari jutaan perbuataan buruk kecil, badan sonik musik metal juga sesungguhnya dibentuk dari berbagai bagian kecil yang keren.

Videos by VICE

Setiap metalhead sejati pasti ingat bagian-bagian keren di lagu-lagu metal wajib—teriakan di awal “Angel of Death”, kick drum di “Battery”, bagian bridge “Ace of Spades”. Tapi biarpun bagian-bagian tersebut mendefinisikan metal di mata dunia, kadang bukan bagian-bagian tersebut yang paling digemari metalhead. Kadang bagian terpenting dari sebuah lagu metal adalah seksi yang justru kerap dilupakan banyak orang, seksi yang membuat anda saling melirik rekan di dalam mosh pit ketika dimainkan. Bagian yang membuat anda menganggukkan kepala saking kerennya.

Berikut 13 bagian lagu metal yang mungkin telah anda lupakan namun sadari di dalam lubuk hati, bahwa mereka keren abis. Kami juga mencantumkan titik waktu bagian tersebut dalam lagu agar anda bisa dengan mudah menemukan. Apabila anda bukan seorang metalhead, berikut adalah titik-titik awal yang bagus untuk meningkatkan pengetahuan. Kalau anda metalhead, ya pasti udah ngerti lah.

1. Bunyi Simbal di verse terakhir “Dead Skin Mask”-nya Slayer (3:38)

Semua orang tahu lagu Slayer paling mengerikan bercerita tentang pembunuh dan nekrofiliak Ed Gein, yang menginspirasi Norman Bates, Leatherface dan karakter Buffalo Bill di Silence of The Lambs. Namun tidak banyak yang memperhatikan bagaimana lagu ini menampilkan progresi Gein dari orang setengah sadar hingga menjadi pembunuh seks. Dentum yang ditampilkan setiap jeda baris verse seolah merepresentasikan intensitas Ed yang memutuskan untuk menguliti korban ketika masih hidup, bukan setelah mati.

2. Breakdown di akhir lagunya Pantera “Domination” (3:43)

Breakdown terlalu sering diterapkan dalam lagu metal yang terpengaruh oleh hardcore, tapi ketika Pantera merilis Cowboys From Hell di 1990, breakdown belum segitu populernya. Bunyi chug gitar Dimebag yang tebal dan tajam menampilkan breakdown ganas. Solo gitar yang menemani bagian tersebut juga menunjukkan bahwa kamu bisa memainkan sesuatu yang heavy dan dinamis secara bersamaan. Ini baru metal.

3. Bagian ngebut di akhir “Paradise City”-nya Guns N’ Roses (4:34)

Kalo ngomongin gig G’N’R, mungkin anda tidak akan melihat banyak circle pit, tapi lagu “Paradise City”, lagu anthem arena rock terbaik mereka, ditutup dengan sebuah teriakan dan drum ngebut ala punk. Nyanyian Axl yang menemani bagian ngebut mendadak itu juga membuat bagian tersebut semakin rusuh.

4. Vokal latar melengking di lagunya Celtic Frost “Necromantical Screams” (0:38)

Ini adalah bagian yang membuat Celtic Frost dicemooh banyak orang. Memang benar black metal tidak akan eksis tanpa vokal geraman misantropik Celtic Frost, tapi justru lapisan vokal atmosferik di lagu ini yang berhasil mencampurkan imagery ekstrem dengan nuansa romantis gothic. Rasanya seperti hymne yang dinyanyikan di pemakaman matahari.

5. Saat Opeth Merapal Mantra Pakai Judul “Demon of the Fall” (2:16)

Opeth jelas bukan band metal pertama yang meneriakkan judul lagu tiba-tiba di dalam lagu, tapi cara mereka meletakkan bagian ini di lagu anthem moody yang tetap heavy ini terasa jahat, kuat dan menunjukkan keahlian band ini mencampurkan folk ke dalam brutal death metal.

6. Saat Metallica memasukkan referensi West Side Story di “Don’t Tread On Me” (0:05)

“I like to be in America/OK by me in America…” Lirik ini merujuk pada “America” dari musikal West Side Story. Ada shout-out di lagu tribut Metallica untuk celana camo. Jadi kalau lain kali ada anak metal yang mengejekmu karena menyukai musikal, ingatlah bahwa Metallica pun penggemar Sondheim.

7. Loncatan riff pembuka lagunya Immortal “Sons of Northern Darkness” (0:17)

Sons of Northern Darkness yang dirilis di 2002 merupakan album definitif Immortal. Album ini catchy, heavy dan tidak dihambat oleh elemen-elemen black metal purisme yang muncul di rilisan sebelumnya. Di bagian loncatan ini, Immortal tidak hanya memamerkan penulisan lagu mereka, tapi juga mengingatkan bahwa black metal, sama seperti genre metal lainnya, bisa terdengar fun.

8. Efek vokal Dio saat menceritakan neraka dalam “Don’t Talk To Strangers” (0:46)

Di kebanyakan lagu, Ronnie James Dio biasanya lumayan blak-blakan menyanyikan lagu soal naga dan batu-batuan. Tapi di momen langka ini, Dio menggunakan efek vokal untuk membuat suaranya terdengar seperti arwah iblis yang sedang berusaha memasuki atmosfir bumi. Iya, memang cheesy banget, tapi tetep keren (sama seperti semua musik Dio).

9. Harmoni di tengah-tengah riff “Praise The Lord (Opium of the Masses)”-nya Dying Fetus (0:15)

Tidak ada bunyi jeritan pinch harmonic sedahsyat WHIRRR di bagian kedua riff lagu Dying Fetus ini. Band-band Slam death metal menghabiskan 18 tahun berusaha mencari cara agar lagu mereka terdengar seberat ini.

10. Muncul Sampling The To The Devil, A Daughter di tengah lagu “Super Charger Heaven” White Zombie

Di tengah lagu rusuh bernuansa padang gurun “Super Charger Heaven,” pendengar disuguhkan upacara pengusiran gereja Latin ditemani chugging gitar dan suara mengatakan, ‘It is not heresy…and I will not recant!” Sampel ini diambil dari To The Devil, A Daughter tahun 1976 dan menggunakan suara Christopher Lee. Tidak ada yang secanggih White Zombie dalam hal penggunaan sampel dalam lagu metal.

11. Riff pembuka lagu gahar Lamb of God “The Subtle Arts of Murder and Persuasion”

Biarpun Lamb of God lebih dikenal karena riff-riff berat ala Pantera, album mereka selalu menunjukkan penggunaan melodi gitar dan ritme aneh yang menarik. Pembukaan dari “Subtle Arts…”, salah satu lagi dari album debut tahun 2000 New American Gospel, menampilkan solo neurotik sebelum disambut oleh breakdown ala musik tango. Bayangin kalau mereka ditemani penari Latin ketika membawakan lagu ini.

12. Alice Cooper “Feed My Frankenstein”: LUNCH TIME (3:42)

“Feed My Frankestein” adalah lagu signature Alice Cooper, karena digunakan dalam Wayne’s World. Tapi biarpun bagian pembuka lagu ini keren, chorus terakhir lagu inilah puncak dari lagi tersebut, lengkap dengan seseorang menirukan impresi Screamin’ Jay Hawkins dan merangkum daya tarik Alice Cooper dalam sebuah momen.

13. Chorus terakhir dari “Hatchet To The Head”-nya Cannibal Corpse

Hat-chet. To the. Head. Hatched to the head. Hatchet to the head. Hatchet to the head. Hatchet to the head. Chop it off. Njing keren gila.

Gambar untuk artikel ini dibuat oleh Lia Kantrowitz.