Kebocoran Data

Penggemar di Tiongkok Berburu Foto Artis Idolanya Tanpa Makeup dari Aplikasi Covid

Insiden kebocoran data pribadi seleb akibat kelakuan fans yang ekstrem semakin sering terjadi selama pandemi.
Fan Bingbing
Aktris asal Tiongkok, Fan Bingbing, menghadiri Cannes pada 2017. Foto: Anne-Christine POUJOULAT / AFP

Aplikasi pelacak potensi paparan Covid-19 milik pemerintah Tiongkok berulang kali menjadi target pembobolan. Banyak data pribadi pengguna yang dicuri, termasuk foto polos artis yang seharusnya tidak dapat dilihat oleh publik.

Aplikasi Beijing Jiankangbao mencatat status kesehatan puluhan juta penduduk dan pendatang di ibu kota Beijing, serta riwayat perjalanan dan hasil tes Covid-19 mereka.

Namun, sejumlah orang menyalahgunakan aplikasi ini untuk melihat foto yang digunakan para seleb ketika mendaftar ke layanan tersebut. Media lokal melansir pengguna membobol akun target dengan pengenalan wajah dan memasukkan nama serta nomor KTP yang bisa dicari di internet.

Iklan

Foto aktris papan atas seperti Fan Bingbing, Yang Mi dan Liu Shishi telah disebar tanpa seizin mereka di media sosial. Foto anggota boyband TFBoys juga bocor di internet.

Upaya yang awalnya bertujuan mencegah penyebaran virus kini menyebabkan peretasan data yang merajalela di seluruh dunia, sebagian disebabkan oleh tingkat keamanan sistem yang lemah.

Bulan ini, pemerintah Rusia membenarkan kabar spreadsheet yang berisi ratusan ribu informasi pasien COVID-19 di Moskow dipublikasikan secara online karena kesalahan internal.

Surat kabar Estadão mengungkapkan data 16 juta pasien di Brasil, termasuk Presiden Jair Bolsonaro, bocor ke internet bulan lalu. Otoritas Wales mengakui kelalaian mereka dalam mengunggah data 18.105 pasien Covid-19 ke situs publik pada September.

Pemerintah Tiongkok sangat bergantung pada data dan pengawasan dalam melacak kontak kasus Covid-19. Banyak kota selain Beijing yang mengadopsi aplikasi serupa. Penduduk bisa mengecek status kesehatan mereka dengan memasukkan ID pribadi dan memindai wajah mereka. Hanya pengguna yang memiliki kode hijau yang diizinkan memasuki tempat umum, sedangkan mereka yang menunjukkan kode kuning atau merah harus menjalani karantina terlebih dulu.

Iklan

Pengguna Beijing Jiankangbao bisa mengetahui kode kesehatan orang lain dengan memasukkan nama dan nomor KTP-nya hanya jika mereka terverifikasi melalui pengenalan wajah.

Namun, berdasarkan laporan Hongxing Xinwen, beberapa orang bisa mendapatkan selfie polos seleb hanya dengan menggunakan nomor KTP dan nama mereka.

Foto-fotonya dijual secara online, dan pembelinya kerap merupakan akun gosip. Dalam sebuah grup chat, koleksi selfie 70 artis yang dicuri dari Beijing Jiankangbao dijual seharga 2 yuan (Rp4 ribu). Selain datanya dibobol, pasien kerap menerima perundungan dan pelecehan. Tak sedikit seleb yang diejek karena tidak secantik atau setampan penampilan mereka  di depan umum.

Pemerintah mengatakan fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk mengakses status kesehatan mereka ketika sedang tidak bawa ponsel.

Surat kabar The Beijing News melansir Biro Ekonomi dan Teknologi Informasi Beijing, yang mengelola sistem kode kesehatan tersebut, mempelajari kasus kebocoran itu pada Senin. Bug yang menyebabkan kerentanan ini selesai diperbaiki keesokan harinya.

Kebocoran data ini juga menimpa orang biasa. Pekan lalu, saudara pasien Covid-19 di kota Shenyang, timur laut Tiongkok, mengeluhkan ratusan panggilan dan pesan teks bernada kebencian yang diterima olehnya. Nomor telepon dan riwayat perjalanan mereka rupanya dibeberkan ke internet. Orang itu curhat di platform Jinri Toutiao, dia sampai “mental breakdown total” akibat pengalaman buruk tersebut.

Meroketnya tindakan pengumpulan data, sering kali untuk tujuan komersial, telah memicu masalah privasi di negara terpadat di dunia. Alhasil, pemerintah Tiongkok menyusun undang-undang yang mengatur privasi pribadi.

Follow Viola Zhou di Twitter.