FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Polisi Tembaki Mobil Kabur dari Razia Ala Koboi, Tewaskan Satu Perempuan dan Lukai Balita

Insiden di Lubuklinggau, Sumatra Selatan itu memancing kecaman publik. Polisi berusaha membela diri, mengaku lima korban terkenal peluru pantulan yang seharusnya mengenai ban.

Petugas kepolisian di Lubuklinggau, Sumatra Selatan, menjadi sorotan publik setelah menembaki sebuah mobil sedan yang kabur dari razia pada Selasa (18/4) siang waktu setempat. Penembakan tersebut menewaskan salah satu penumpang, perempuan berusia 55 tahun bernama Surini. Ibu empat anak itu meregang nyawa karena tertembus peluru di tiga tempat. Empat penumpang lain, termasuk anak usia tiga tahun, luka terserempet peluru. Kepala Ombudsman segera menyebut insiden ini "memalukan."

Iklan

Insiden ini terjadi beberapa menit petugas Polres Lubuklinggau—kabupaten kecil dekat perbatasan Bengkulu—menggelar razia rutin. Sebuah sedan Honda City, bernomor polisi BG1488 ON, berdasarkan kronologi versi polisi, mengebut menghindari pemeriksaan. Wakapolres Lubuklinggau, Komisaris Polisi Andi Kumara, menyatakan kendaraan yang ternyata berisi dua perempuan, dua balita, serta satu sopir laki-laki itu sempat nyaris menabrak salah satu anak buahnya ketika kabur dari razia.

Dalam kecepatan tinggi, dua personel polisi setempat mengejar sedan itu yang menerobos lampu merah dan membahayakan kendaraan lainnya. Sesampainya di kawasan Simpang Periuk, satu polisi yang mengejar menembak 10 kali ke arah mobil. "Anggota curiga kaca gelap, setelah terjadi [tembakan ke dalam mobil] ternyata di dalam tidak seperti dugaan kita," kata Andi.

Dihubungi terpisah oleh kompas.com, Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga sempat berusaha membela anak buahnya. Aparat mengklaim sudah memberi tembakan peringatan sebelumnya, namun tidak digubris. Tembakan itu diklaim ke arah ban tapi justru memantul mengenai penumpang. "Korban luka dan meninggal itu terluka akibat pantulan peluru dari ban mobil yang ditembaki anggota," ujarnya.

Dari keterangan korban, sopir sedan itu bernama Diki (33), memutuskan kabur karena tidak punya SIM. Pajak mobil itu juga mati. Sementara rombongan itu hendak mendatangi pesta pernikahan salah satu kerabat.

Iklan

Pengguna media sosial mengutuk tindakan polisi yang dianggap berlebihan. Akun twitter @madhan_rizki mengaku tidak rela polisi menembaki warga sipil dengan peluru yang diongkosi pajak rakyat tanpa alasan kuat. Akun lembaga negara lain turut menyayangkan insiden di Sumatra Selatan itu.

Beberapa jam setelah insiden tersebut, Kapolres Hajat mendatangi rumah keluarga korban tewas di Desa Belitar, Sindang Kelingi, Rejang Lebong, Bengkulu. Dia meminta maaf karena penembakan tersebut menyebabkan Surini tewas. Polisi berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan keluarga korban. "Saat ini yang kita periksa satu orang. Masalah sanksinya sekarang sedang pemeriksaan, jadi jenis pelanggaran bisa disiplin dengan kode etik," ujarnya setelah pertemuan dengan keluarga mendiang.

Kepala Ombudsman RI Amzulian Rifai mengecam tindakan polisi yang tidak profesional saat menjalankan tugas. Dari pengamatan Rifai, searusnya polisi bisa bertindak profesional menghentikan laju kendaraan, tidak dengan tembakan yang mematikan. "Kita berharap Kapolda menindak tegas anggota Polri yang sudah bertindak seperti koboi tersebut dan sudah mencabut nyawa orang tanpa alas hak yang kuat," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Agung Budi Maryoto menyatakan Tim Divisi Profesi dan Pengamanan telah diterjunkan ke Lubuklinggau. Polisi yang menembaki mobil itu sementara dibebastugaskan selama menjalani pemeriksaan. Agung sementara ini belum mau berkomentar mengenai sanksi yang akan dijatuhkan. "Prinsip saya tindak tegas anggota yang bersalah," ujarnya.