Ulasan Film

Ini Ulasan Orang yang Udah Nonton Film Anyar Tarantino: 'Once Upon a Time in Hollywood'

"Film paling menyenangkan yang pernah dibuat sang sutradara legendaris itu dalam beberapa tahun terakhir."
Ini Ulasan Orang yang Udah Nonton Film Anyar Tarantino: 'Once Upon a Time in Hollywood'
Screenshot via YouTube

Ulasan film teranyar garapan sutradara legendaris Quentin Tarantino Once Upon a Time in Hollywood mulai bermunculan dari mereka yang hadir di Festival Film Cannes 2019. Para kritikus dan jurnalis film mematuhi permintaan sang sutradara agar tidak memberi spoiler. Hampir semua review menyinggung bagian akhir film yang penuh twist, memakai istilah samar-samar dan misterius. Namun, satu hal yang pasti: filmnya dianggap aneh sekaligus ‘brilian’.

Iklan

Dalam beberapa filmnya belakangan, Tarantino lebih mengutamakan mood daripada plot. Babak ketiga Django Unchained contohnya, lebih tepat disebut epilog kepanjangan yang seru, tapi sebenarnya tak begitu penting. The Hateful Eight terlalu berbelit-belit, bahkan sebelum Tarantino memotongnya jadi miniseri Netflix berdurasi empat jam. Tampaknya Once Upon a Time in Hollywood mengambil pendekatan berbeda.

Ulasan Vanity Fair mengatakan beberapa bagian di film anyar ini yang tak lebih dari "kumpulan adegan tanpa plot." Sementara Hollywood Reporter berujar "ada dua jam penuh kilas balik, ringkasan cerita, dan sedikit selingan, yang kemudian berujung pada ledakan adegan klimaks standar penuh kekerasan.

Sejujurnya, film Once Upon a Time in Hollywood hampir tak punya alur." Wah, berarti filmnya jelek? Enggak kok. Banyak aspek dari film ini yang dipuji kritikus—dan bukan hanya karena deretan aktor kesohor tampil di dalamnya.

"Ceritanya lebih mirip dongeng dan durasinya kepanjangan," tulis Richard Lawson di Vanity Fair, "tetapi atas semua hal itu, Tarantino berhasil membuat film Hollywood terasa spesial lagi."

"Ini film paling menyenangkan yang pernah dibuat Tarantino dalam beberapa tahun terakhir," demikian kesimpulan Vulture. Ulasan IndieWire, dengan rating B, tak terlalu positif seperti yang review yang lain. Tetapi redaksi IndieWire salut pada Tarantino karena tak pernah gagal menciptakan "dunia rekaan yang terasa spesial."

Iklan

The Guardian mengulas dengan sedikit blak-blakan:

Sederhananya, saya menantang siapapun, mustahil tidak bereaksi terhadap metode pembuatan film Tarantino yang gila. Mustahil tidak bersikap heboh saat menonton setiap adegan menghibur dalam film ini, atau tidak ketakutan melihat berbagai kekejaman dan kengeriannya, dan tidak berhalusinasi setelah usai menontonnya.

Intinya, “film menghibur” ini dikahiri kekerasan brutal, bercerita tentang pembunuhan berantai pengikut Manson. Akan tetapi, Tarantino sepertinya telah memberikan sentuhan unik pada potongan sejarah tertentu. Kayaknya sih, kisah Manson yang legendaris diutak-atik, layaknya Inglourious Basterds sengaja bermain-main mengubah sejarah Perang Dunia II.

"Tak ada gunanya membeberkan ending film secara spesifik. Pendek kata filmnya berubah menjadi semacam revisionisme sejarah yang mirip seperti karya-karya terbaru Tarantino belakangan," tulis IndieWire.

Once Upon a Time in Hollywood akan tayang pada 26 Juli 2019. Kita masih harus sabar sebelum membuktikan akurasi ulasan para reviewer. Tapi, kalau kritikus dan jurnalis film bisa dipercaya, mari kita bersiap-siap: kayaknya film ke-9 Tarantino ini beneran bagus.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.