FYI.

This story is over 5 years old.

bayi

Begini Perbedaan Cara Orang Tua Menidurkan Bayi di Berbagai Belahan Dunia

Menidurkan bayi bukan perkara gampang lho. Simak saja tips dan pengalaman orang tua yang berbeda-beda berikut saat berjuang mengantar buah hatinya bobok lagi.
Foto ilustrasi oleh Jacob Ammenntorp Lund / Stocksy

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Ketika anak perempuan saya masih bayi dan sering terbangun di tengah malam, bagian dari rutinitas saya menidurkan dia kembali adalah dengan menaruh dia di pangkuan sambil memeluk kepalanya dalam tangan saya sambil mengayunkan kaki. Pipinya yang empuk bergerak ke kiri dan kanan seiring saya bergoyang dan matanya terlihat semakin berat. Di saat seperti ini, saya hanya bisa memikirkan dua hal:

Iklan

1. Betapa cantiknya anak perempuan saya.

2. Ya ampun, tolong cepetan tidur lagi dong dek.

Malam-malam kekurangan tidur yang dialami orang tua biasanya menarik emosi kita ke dua arah. Saya dan suami kerap mengatakan bagaimana membesarkan bayi menimbulkan kombinasi yang intens antara rasa kasih sayang dan rasa frustrasi karena kerap dibangunkan jam 2 pagi. Banyak orang tua merasa bersalah karena merasa frustrasi, tapi hampir semua orang tua pasti mengalami roller coaster emosi macam ini.

Itulah mungkin alasan kenapa Go The F*ck To Sleep, sebuah buku konyol (dan berkualitas) ciptaan Adam Mansbach menjadi sangat populer. Buku ini berhasil menangkap perasaan yang setiap orang tua pernah lalui ketika berusaha menidurkan bayi mereka di malam hari.

Perasaan ini bersifat universal. Dan itulah sebabnya saya merasa beruntung bisa berbicara dengan banyak orang tua dari latar belakang budaya yang berbeda yang mengkonfirmasi bahwa pengalaman ini dilalui semua orang. Entah mereka punya jam tidur atau ritual yang berbeda ketika membesarkan bayi, selalu ada satu kesamaan di setiap kisah mereka: mereka sudah mengalami hal yang sama, mengerti sulitnya membesarkan bayi, dan mengatakan selalu ada solusinya. Berikut berbagai macam cara—beberapa mungkin akan terdengar aneh atau bahkan tidak aman bagi beberapa orang tua—yang dilakukan orang di berbagai belahan dunia untuk menidurkan bayi mereka.

Milana Perepyolkina, Utah (keturunan imigran Rusia)

Penggunaan teh herbal sangat populer dalam budaya Rusia. Ada banyak jenis teh yang berbeda untuk setiap kondisi medis, misalnya, teh kamomil digunakan untuk membuat seorang rileks dan tertidur lelap. Anak-anak diberikan secangkir teh kamomil dengan satu sendok kecil madu apabila mereka kesulitan tidur. Ketika seorang anak berbaring di ranjang, salah satu anggota keluarga—biasanya kakek nenek, karena sudah umum kakek nenek tinggal bersama keluarga—membacakan dongeng atau menyanyikan lagu.

Iklan

Saya juga keturunan Gipsi di mana ada tradisi bagi keluarga untuk semua tidur bareng dengan anak-anak di atas satu ranjang. Anak-anak tidak kesulitan tidur karena mereka merasa aman. Ketika saya mengunjungi sisi keluarga Gipsi saya dulu, saya terkejut mendapati bahwa hanya ada satu ranjang untuk seluruh keluarga. Saya mempraktikan tradisi ini dengan anak perempuan saya. Ketika dia masih kecil, dia tidur di sebuah boks bayi yang terhubung dengan ranjang saya. Saya juga kerap membacakan dongeng sebelum tidur dan menyanyikan lagu hingga dia beranjak remaja. Saya juga memberikan teh karmomil sebelum tidur apabila memang dibutuhkan. Dia sekarang sudah dewasa dan masih meminumnya ketika ingin tertidur pulas.

Mohit dan Sugandhi Sachanandani, Hyderabad, India

Cara populer untuk menidurkan bayi di banyak wilayah India selatan, adalah dengan menaruh bayi di atas tempat tidur gantung tradisional yang terbuat dari kain saree sang ibu. Ini menenangkan bayi ketika sedang tidur karena mereka akan mengenali bau orang tuanya sendiri. Kemudian kami akan mengayun bayinya secara lembut dan menyanyikan lagu nina bobo. Sangat sulit untuk bisa membuat anak perempuan kami, Trisha, untuk berbaring di atas punggung ketika dia masih bayi. Dia terus terbangun setiap beberapa jam, tak peduli siang atau malam.

Trisha memiliki rutinitas jam tidur yang spesifik. Sebelum kami menidurkan dia, saya memastikan tidak ada sinar matahari yang masuk ke kamarnya. Kemudian saya akan memeganginya sambil mengayunnya di atas kursi. Saya dan suami menyanyikan nina bobo sambil mengayunnya di atas kursi atau di atas tempat tidur gantung. Dia masih suka mendengarkan nina bobo hingga sekarang—umurnya enam tahun sekarang.

Iklan

Ketika masih bayi, dia selalu ingin didekap erat dan merasakan kehadiran kami. Jadi kadang setelah menidurkan dia, saya menyelimutinya dengan selendang saya, dan bukan selimut biasa. Bunyi sekecil apapun bisa membangunkannya, jadi semua orang di rumah selalu berjinjit ketika dia sedang tertidur. Tapi bunyi menenangkan dari sebuah app disebut White Noise—bunyi rintik hujan atau air mengalir—akhirnya membantunya tidur lebih baik.

Rama Refaa, Dubai

Saya memiliki seorang anak perempuan berumur 5 tahun dan anak lelaki berumur 2 bulan. Hal terbaik yang saya lakukan dengan anak lelaki saya adalah membangunkannya untuk mengganti popoknya, memberinya makan, kemudian kembali menidurkannya. Jurus ibu saya adalah memberikan mereka biji adas atau teh karmomil agar mereka lebih rileks sebelum tidur, tapi saya belum mencoba cara-cara ini. Di malam-malam yang panjang dan berat, saya menggunakan bunyi pengering rambut untuk menenangkan mereka; Ibu saya juga menggunakan trik ini. Saya menyukai app white noise yang meniru bunyi-bunyi menenangkan seperti air, hujan, dan angin laut.

Tapi kami di Dubai tak terlalu ambil pusing soal kekurangan tidur. Semua teman dan saya sadar bahwa beberapa bulan pertama sangat berat dan si bayi mungkin tidak bisa banyak tidur, jadi kami tidak berharap macam-macam. Kamu harus bersiap-siap untuk tidak membandingkan anakmu dengan yang lain dan pola tidur mereka.

Leslie Fischer, Jerman

Orang Jerman percaya bahwa anak kecil harus bobok di dalam karung tidur, yang membuat mereka merasa nyaman dan aman. Saya pernah menggunakan karung ini untuk anak-anak saya sendiri dan hasilnya bagus. Ibu Jerman juga sering meletakan syal mereka di samping bayi yang sedang tertidur agar bayi bisa mencium bau ibu dan merasa aman—ini terbukti efektif untuk empat anak laki-laki saya.

Iklan

Orang Jerman juga tidur di dalam ruangan dingin di malam hari dan membuka jendela guna mendapatkan udara segar masuk ke dalam ruangan. Awalnya saya pikir ini aneh, tapi kini saya menyukai hembusan udara segar yang dingin masuk ke kamar sebelum tidur.

Ana Szabo, London, Lahir di Ukraina

Kultur Ukraina sangat menekankan anak kecil diasuh dan dijaga, tapi tidak memiliki banyak empati bagi ibunya sendiri sebagai individual. Sang ibu diharapkan untuk menyetop hidupnya, mengesampingkan hobi dan pekerjaan demi mengasuh si anak. Budaya tanggung jawab bersama di mana ayah juga sama terlibatnya dengan ibu dalam hal edukasi dan mengasuh anak baru mulai muncul. Sangat sulit untuk mengambil tanggung jawab penuh berusaha menidurkan seorang anak.

Sebelum melahirkan, saya tidak pernah khawatir tentang pola tidur bayi saya. Saya mengira insting keibuan akan muncul dan menidurkan anak akan sama mudahnya seperti ikan popok di televisi. Tapi sekitar setahun yang lalu, saya hanya bisa tidur tiga jam sehari. Anak perempuan saya, Anett Elizabeth, harus selalu dihibur dan menangis semalaman penuh. Kami mencoba semua metode yang tersedia demi mencoba menidurkan dia. Kami memiliki rutinitas yang melibatkan permainan, mandi, dan membaca buku, tapi tidak ada yang berhasil.

Saya dinasehati banyak orang untuk menunggu, bahwa dia akan mulai bisa tidur di malam hari ketika dia sudah tidak menyusui. Tapi bahkan setelah dia mulai minum susu botol di umur delapan bulan, dia masih terbangun di malam hari, kadang setiap 45 menit sekali. Saking capeknya, saya mulai jatuh sakit akibat virus. Ketika sedang mengunjungi dokter akibat flu, di dokter mengkhawatirkan kesehatan saya. Ketika saya mengaku bahwa Anett masih belum bisa tidur di malam hari di umur 18 bulan, dia mengatakan bahwa kami harus melatihnya untuk bisa tidur. Saya tidak sadar bahwa ini adalah opsi yang bisa dilakukan karena semua orang tidak menganjurkan hal ini. Orang malah mengatakan, “Pelatihan tidur diciptakan orang yang membenci anak kecil” atau mengancam saya akan kehilangan kepercayaan anak saya selamanya.

Sayang saya tidak melakukan metode ini lebih awal—kami hanya butuh dua malam sebelum Anett bisa tertidur dengan sendirinya. Saya awalnya berusaha menghindari metode “kejam” ini dan mengira saya bisa menidurkan dia. Sayangnya ini tidak pernah terjadi.