FYI.

This story is over 5 years old.

Alkohol

Apakah Mobil Tanpa Awak Membuat Kita Semakin Sering Mabuk-mabukan?

Kalau ada mobil yang bisa jalan tanpa sopir, apa dampaknya pada mereka yang suka minum-minum? Ternyata ada konsultan bisnis yang pernah meneliti soal itu.
Foto dari Flickr milik akun Don DeBold

Masih ingat masa sebelum mobil mengambil alih jalanan dan kamu hanya bisa mengandalkan kedua kaki untuk pulang ke rumah setelah semalaman minum-minum? Sama, gue juga kagak. Hari gini, kita lebih sering mengandalkan si teman yang secara sengaja dilarang mabok, biar dia bisa nganterin semua teman-temannya yang teler sehingga semua sampai di rumah atau kosan dengan aman. Di abad 21 ini, kebanyakan dari kita mengandalkan mobil sebagai sarana transportasi —motor juga, tapi sabar ya, soalnya motor otomatis belum ada— dan sering sekali terjadi kecelakaan gara-gara sopir mobil yang harusnya nganter temen-temennya dengan aman, nyaman, dan tenang malah ikut-ikutan teler.

Iklan

Jadi apa solusinya bagi kita-kita yang tetap ingin teler tapi pada saat yang sama juga tetap ingin nyetir?

Di sebuah laporan berjudul " Shared Autonomous Mobility: The Solution to Drinking and Driving?," analis ekuitas Morgan Stanley bernama Adam Jonas membuat kesimpulan menarik bahwa kehadiran mobil tanpa pengemudi akan berdampak signifikan terhadap angka penjualan alkohol. Sebaliknya, ia juga mengurangi angka kecelakaan dan kematian akibat alkohol.

Laporan ini merupakan kolaborasi antara Morgan Stanley's Autos & Shared Mobility Team dan Global Beverages Team yang didesain untuk "mengeksplor signifikansi investasi" masa depan di mana akan perlu atau tidaknya mobil otomatis, mobil yang bisa mengantar kita pulang tanpa harus ada yang menjadi sopir. Tentu amat berguna apalagi buat mereka yang suka mabuk-mabukan.

Dari sisi investor, ini membuat masa depan perusahaan alkohol menjadi lebih menjanjikan, karena perputaran duit di industri itu begitu tinggi, apalagi jika sudah ada solusi bagi orang teler yang tetap ingin naik mobil. Jones menyebutkan bagaimana tiga industri yang berbeda akan bertransformasi jika mobil yang bisa jalan sendiri sudah tersedia kelak. Pertama, tempat-tempat penyedia alkohol seperti bar tentunya akan mendapat keuntungan dari pelanggan yang tidak lagi takut-takut bablas minum karena harus menyetir pulang. Imbasnya, menurut laporan itu, produsen alkohol premium macam ABInBev, Diageo, dan Constellation Brands tentu akan beroleh keuntungan lebih karena seiring semakin banyak alkohol yang orang-orang minum.

Dengan estimasi peningkatan pendapatan dari alkohol sebanyak 10 hingga 20 persen, restoran juga akan mendapatkan keuntungan. Pub dan sports bar juga pastinya akan kebagian angin segar, menurut Morgan Stanley.

Perusahaan mobil semacam Tesla dan Autoliv juga dipercaya juga akan beroleh keuntungan lebih. Sebab merekalah yang ahli dalam teknologi sensor untuk membuat suatu mesin jadi otonom atau semi-otonom. Terutama perangkat lunak juga perangkat keras. Tentu saja laporan ini juga menyebutkan dampak-dampak lain di luar urusan ekuitas. Bagi kita semua yang bukan orang tajir tapi doyan minum, sudah pasti akan ada pergeseran gaya hidup disebabkan oleh kehadiran mobil otomatis ini. Kita akan lebih banyak minum-minum karena tak ada lagi alasan untuk tak banyak minum-minum. Kecuali lagi enggak ada uang.

"Kami merasa ini adalah bagian dari solusi untuk mengurangi sepertiga penyebab kecelakaan lalu lintas di AS dan negara lainnya," jelas Jonas ke MUNCHIES." Selagi kita menunggu teknologi ini tersedia, mendingan naik taksi aja deh biar aman.