Kabur dari Penjara

Lebih Canggih dari Shawshank, Napi di Madura Kabur dan Jebol Tembok Penjara Pakai Sendok

Kejadiannya sulit dinalar. Pemeriksaan CCTV di Rutan Sumenep tidak menunjukkan keterlibatan penjaga. Napi bernama Matrawi ini sudah tiga kali kabur. Dia kayaknya emang sakti deh.
Lebih Canggih dari film 'Shawshank Redemption', Napi di Madura Kabur dan Jebol Tembok Penjara Pakai Sendok
Kolase foto oleh VICE. Sumber ilustrasi sendok [kiri] dari Jason L Gohike/Wikimedia Commons/Lisensi CC 3.0; ilustrasi lubang di tembok dari domain publik/lisensi CC 2.0

Peristiwa menggemparkan ini mungkin luar biasa bagi masyarakat, tapi tidak untuk Matrawi. Ini adalah pelarian ketiga Matrawi, nama napi yang baru saja kabur tersebut. Peristiwa susah diterima akal ini terjadi Minggu (29/9) dini hari, di Rutan Kelas IIB Sumenep, Madura.

Tahanan berusia 37 tahun itu kabur dari sel isolasi meski sudah diborgol tangan dan kakinya. Setelah melepas borgol, dalam waktu sangat singkat ia juga membobol dua tembok penjara hanya bermodalkan sendok makan. Andy Dufresne, tokoh utama film Shawshank Redemption yang ceritanya kabur dari penjara lumayan ajaib itu, bakal minder saat baca berita ini.

Iklan

"Napi melubangi tembok menggunakan sendok makan," kata Kepala Rutan Beni Hidayat, dikutip dari Detik. "Matrawi kabur setelah merusak satu borgol di tangannya. Sedangkan borgol lainnya masih lekat di tangannya. Kemudian rantai di kakinya juga dilepas tanpa dirusak,” imbuh Beni, lagi-lagi dengan keheranan, saat dikonfirmasi terpisah oleh Kumparan.

Berdasarkan barang bukti yang tertinggal di TKP, yakni satu borgol tangan yang sudah rusak, satu borgol kaki yang tidak rusak sama sekali, serta sebuah sendok, kami bisa menyusun rekontruksi kejadian seperti ini:

Sekitar pukul 4 dini hari, saat tujuh sipir salat Subuh berjamaah, Matrawi mulai melepaskan borgol di tangan dan kakinya. Saampai saat ini, cara Matrawi melepas borgol itulah yang sulit dinalar penjaga rutan. Setelah borgol lepas, Matrawi menggunakan sendok untuk menjebol tembok selnya sehingga tembus ke ruang isolasi sebelah. Di sinilah dia bertemu Abdul Baidi (32), napi lain yang lantas diajak kabur bersama.

Berbeda dengan Matrawi yang dihukum karena doyan kabur, Baidi berada di ruang isolasi karena mengidap TBC, sehingga harus dipisahkan dari napi lain. Didiga tergiur ajakan Matrawi dan mungkin juga takjub bagaimana bisa sendok dipakai menjebol tembok penjara, Baidi turut serta dalam aksi dengan membantu Matrawi sekali lagi melubangi tembok sel isolasi Baidi menggunakan sendok.

Ketika berhasil keluar, mereka kemudian memanjat pagar penjara dan lari. Saya penasaran, dalam satu waktu Subuh orang bisa melubangi dua tembok sel isolasi hanya pakai sendok, apa tembok penjaranya terbuat dari Play-Doh? Beni tak menjelaskan banyak ke media bagaimana tembok sel isolasi bisa semudah itu dilubangi.

Iklan

Matrawi adalah napi kasus KDRT dengan vonis 2 tahun 6 bulan, sedangkan Baidi napi kasus narkoba dengan vonis 6 tahun. Beni Hidayat menyatakan, dari penyelidikan CCTV yang dilakukan, tak ada bukti keterlibatan petugas rutan dalam aksi pelarian tersebut.

"Dari barang bukti yang kita temukan, tidak ada alat yang mengarah kepada petugas rutan. Tetapi kita tidak berhenti di situ, kita nanti minta bantuan dari pihak kepolisian," ujar Beni kepada CNN Indonesia. Saat ini Matrawi dan Baidi sedang diburu oleh tim gabungan petugas rutan, kepolisian, dan TNI.

Matrawi mengawali karier sebagai tukang kabur dari penjara Sumenep pada 2008 lalu. Tidak ditemukan berita mengenai cara dan bagaimana ia bisa ditangkap kembali saat itu. Yang jelas, ia melakukannya lagi pada Februari 2019.

Pada aksinya yang kedua, Matrawi juga kabur di momen salat Subuh. Malah mirip banget sama kejadian terbaru karena Matrawi turut mengajak kabur dua napi lain, Hasan Basri dan Riyanto. Dari pengalaman inilah petugas yakin Baidi mengalami hasutan serupa agar ikut kabur bersama. Di pelarian kedua itu, polisi butuh empat bulan sebelum bisa mencokok Matrawi pada Juli 2019 lewat aksi dramatis karena sang napi melawan pakai senjata tajam saat digerebek.

Soal Hasan dan Riyanto? Bakat mereka kabur dari penjara nggak sebesar Matrawi. Hasan ditangkap polisi dua hari setelah kabur, sedangkan Riyanto langsung menyerahkan diri kembali setelah beberapa jam melepas kangen dengan istrinya yang hamil 9 bulan.

Kejadian tahanan kabur, atau minimal berupaya, dengan memakai sendok pernah terjadi Juni 2019 lalu. Di Rutan Kelas II Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, 5 tahanan selama seminggu bergantian membolongi dinding toilet pakai sendok yang sudah diruncingkan dengan kikir.

Tak seberuntung Matrawi, aksi mereka ketahuan petugas ketika dinding sudah separuh bolong. Kelimanya kemudian mengaku pengin kabur karena enggak tahan tinggal di penjara. Ya kalau kurang betah hidup di bui, kenapa berbuat kriminal maliiih….

VICE berharap Matrawi dan Baidi bisa segera ditemukan agar misteri cara pelarian mereka, yang tentu bikin pembaca penasaran, segera terjawab.