Pandemi Corona

Gencar Promosi Jamu Pencegah Corona Buatan Dukun, Menkes Sri Lanka Positif Covid-19

Pavithra Wanniarachchi jadi sorotan, karena kerap mengajak jajarannya meminum ramuan racikan dukun selama pandemi. Anak buahnya dan keluarga politikus setempat ikut positif.
Gencar Promosi Jamu Pencegah Corona Buatan Dukun, Menkes Sri Lanka Positif Covid-19
Menteri Kesehatan Sri Lanka Pavithra Wanniarachchi [kiri] pada Februari 2020 melepas pasien Covid-19 asal Tiongkok yang sembuh setelah dirawat di RS negaranya. Foto oleh LAKRUWAN WANNIARACHCHI/AFP

Menteri Kesehatan Sri Lanka, Pavithra Wanniarachchi, dilaporkan oleh juru bicaranya positif mengidap Covid-19 pada pemeriksaan Jumat (22/1) lalu. Kabar ini disambut negatif oleh banyak warga Sri Lanka, terutama dari kalangan kedokteran, mengingat Pavithra berulang kali mempromosikan pendekatan non-medis untuk mengatasi pandemi.

Salah satu caranya adalah dia gemar mempromosikan ramuan sirup buatan seorang dukun, yang dipercaya bisa mencegah tubuh seseorang tertular Covid-19. Jajaran pejabat di kementerian kesehatan juga kerap diminta Pavithra meminum ramuan serupa. Menkes 56 tahun berlatar belakang pengacara itu sempat mendorong BPOM Sri Lanka untuk memberi izin edar bagi ramuan sang dukun, yang punya julukan Kali.

Iklan

Merujuk laporan dari BBC, ramuan yang diminum dan dipromosikan Pavithra sebetulnya jamu biasa, dikombinasikan dari jahe, kunir, serta madu. Salah satu dirjen di Kementerian Kesehatan Sri Lanka yang ikut meminum ramuan tersebut, turut dinyatakan positif Covid-19 dalam pemeriksaan rutin beberapa hari sebelumnya.

“Untuk sementara ibu menteri harus menjalani isolasi mandiri setelah tes antigen menunjukkan tanda positif,” ujar salah satu pejabat Kementerian Kesehatan dalam jumpa pers yang dikutip ABC. “Semua orang yang berstatus kontak dekat menteri akan dilacak.”

Pada November 2020, menkes yang justru lebih percaya klenik itu sudah bikin geger lebih dulu, ketika dia menggelar upacara menuangkan “air suci” ke salah satu sungai terbesar di Ibu Kota Colombo, dengan harapan warga bisa ikut terjaga dari bahaya virus corona. Asosiasi dokter di Sri Lanka mengkritik manuver-manuver menkes, karena berpotensi mendorong masyarakat menengah ke bawah mengabaikan protokol kesehatan standar.

Kekhawatiran para dokter terbukti. Gara-gara tindakan Menkes Pavithra, pada pertengahan Januari 2021 ribuan warga mendatangi desa kediaman sang dukun untuk membeli jamu tersebut. Kantor berita AFP menulis bila ribuan orang itu nekat mengabaikan aturan social distancing. “Korban” lain dari ramuan tersebut adalah keluarga salah satu politikus ternama Sri Lanka, yang pekan lalu ternyata positif Covid-19.

Bukan cuma menkes Sri Lanka yang tersandung skandal karena mempromosikan ramuan non-medis untuk mengatasi pandemi. Tahun lalu, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina turut dikritik karena meminta masyarakat tenang dan minum jamu saja supaya terhindar dari bahaya Covid-19.

Sementara di Indonesia mantan menteri kesehatan Terawan yang kontroversial juga tercatat sempat secara simbolis memberi jamu dalam upacara seremonial bagi tiga pasien Covid-19 di Indonesia yang baru saja sembuh. Mirip seperti Terawan juga, Pavithra Wanniarachchi sempat menggelar upacara pelepasan pasien Covid-19 di rumah sakit.

Sri Lanka sendiri cukup parah mengalami dampak penularan Covid-19. Hingga artikel ini dilansir, jumlah pasien positif di negara anak benua India itu mencapai 56.076 orang, dengan 276 di antaranya meninggal. Sri Lanka baru saja membeli vaksin Covid-19 dari AstraZeneca, gelombang dosis pertama baru akan tiba akhir bulan ini.