Hong Kong

Jackie Chan Ingin Jadi Anggota Partai Komunis, Bisa Makin Dibenci Warga Hong Kong

"Saya melihat kejayaan dapat dihadirkan oleh partai Komunis Tiongkok," kata sang legenda film laga itu. Chan, penduduk Hong Kong, punya visi politik berbeda dari aspirasi anak muda kotanya.
Jackie Chan ingin jadi anggota partai komunis Cina tak lagi dukung demokrasi Hong Kong
Aktor Hong Kong Jackie Chan mengunjungi Beijing pada 10 Maret 2019. Foto oleh GREG BAKER / AFP 

Bintang film laga legendaris asal Hong Kong, Jackie Chan, semakin tidak malu-malu menunjukkan dukungannya bagi pemerintah Tiongkok. Berbagai pernyatannya di media massa membuat aktor berusia 67 tahun itu semakin berseberangan dengan anak muda dari kota kelahirannya sendiri.

Dalam acara pemutaran perdana sebuah film di Beijing pada 8 Juli 2021, Jackie Chan dimintai komentar oleh media lokal Global Times mengenai perayaan 100 tahun Partai Komunis Cina (CPC). Dia tanpa ragu memuji kiprah partai unik tersebut dalam pembangunan serta penguatan militer Tiongkok. CPC meninggalkan mayoritas dogma komunisme sejak dekade 80’an, bahkan cenderung merengkuh kapitalisme dan sistem pasar bebas.

Iklan

Chan juga mengaku berniat mendaftar jadi anggota resmi CPC, meski tidak merinci kapan akan dia wujudkan. “Saya ingin menjadi bagian dari CPC,” tandasnya.

Sikap politik Chan beberapa tahun terakhir amat berkebalikan dengan masa mudanya. Pada 1989, ketika militer Tiongkok membantai demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen, Chan secara terbuka mendukung gerakan demokratisasi di Negeri Tirai Bambu.

Tapi perlu diingat, Jackie Chan di masa itu merupakan warga Hong Kong, yang masih menjadi wilayah protektorat Inggris. Ketika Inggris mengembalikan negara kota itu ke Tiongkok pada 1997, Chan berubah haluan, dan mulai bersikap manis pada politbiro Partai Komunis.

Ketika Tiongkok menikmati pertumbuhan ekonomi fantastis sejak akhir dekade 90’an, pengaruh Beijing makin kuat, termasuk di Hong Kong yang sebetulnya demokratis. Sektor hiburan, termasuk bisnis perfilman Asia Timur yang dulu dikuasai Hong Kong, jadi harus melayani permintaan pasar dalam negeri Tiongkok.

Chan, sebagai pemain besar industri film Hong Kong, merupakan sosok yang tanpa ragu berbalik arah dan memuji kebesaran partai komunis, yang dulu pernah dia kecam sebagai pelaku pelanggaran HAM berat.

“Saya melihat kejayaan bagi bangsa kita hanya bisa dihadirkan oleh partai Komunis Tiongkok. Lihat bagaimana janji kemakmuran dan kejayaan itu tercapai sebelum 100 tahun partai tersebut berdiri,” kata sang aktor dalam wawancara terpisah.

Iklan

Partai Komunis Tiongkok memiliki 95 juta anggota resmi. Mayoritas adalah orang dengan latar elit atau dari keluarga terpandang. Sangat berat bagi warga biasa untuk mendaftar dan berharap bisa diterima menjadi anggota. Di Tiongkok, status sebagai anggota resmi CPC adalah jaminan karir politik menjadi pejabat tinggi suatu provinsi.

Sementara bila sosok Jackie Chan, yang bisa dibilang bintang asal Asia yang cukup dikenal secara internasional, mendaftar jadi anggota CPC sangat mungkin menerimanya. Demikian analisis dari John Lee, peneliti politik Tiongkok dari lembaga Hudson Institute.

Beijing, menurut Lee, pastinya turut mempertimbangkan status Jackie Chan sebagai warga Hong Kong berpengaruh.

“Andai Jackie Chan resmi mendaftar, maka statusnya sebagai anggota CPC lebih bernilai simbolis. Sebab bergabungnya Chan menggambarkan integrasi Hong Kong sepenuhnya dengan Cina daratan,” kata Lee kepada VICE World News.

Manajer Jackie Chan menolak permintaan wawancara VICE untuk mengonfirmasi niat sang bintang laga bergabung dengan CPC.

Kontroversi pandangan politik Jackie Chan mulai mengemuka pada 2009. Kala itu, dia menilai situasi politik Hong Kong “terlalu bebas”. Dia menganggap demokrasi dan kebebasan “belum tentu baik untuk kota ini.”

Komentarnya kala itu membuat Jackie Chan mulai jadi musuh gerakan demokrasi Hong Kong. Ketika situasi Hong Kong memanas mulai 2019 dan memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran anak muda, Jackie Chan sepenuhnya memihak Beijing. Dia mendukung adanya UU baru yang menggembosi demonstrasi, penangkapan sepihak oposisi, serta penutupan surat kabar yang kritis terhadap sikap otoriter Tiongkok. Popularitasnya di kalangan anak muda dan pendukung demokrasi Hong Kong turun drastis, dan sang aktor bahkan sudah tidak dianggap idola yang membanggakan bagi kota tersebut.

Namun, lewat analisis terpisah oleh Stanley Rosen selaku guru besar ilmu politik the University of Southern California, CPC pun saat ini tidak terlalu butuh sosok Chan untuk memikat dukungan warga Hong Kong. Citranya terlanjur hancur lebur di kotanya sendiri dan dia tidak sepopuler awal dekade 2000-an bagi penggemar film dari Barat.

“Sudah lewat momentum CPC mengajak Jackie Chan bergabung untuk kepentingan mereka mengerek citra partai,” kata Rosen kepada VICE World News. “Dia tidak lagi dianggap sosok bintang film yang keren di tataran global, apalagi di Hong Kong. Partai Komunis saya pikir sudah punya strategi lain bila ingin memikat anak muda; mereka tidak butuh Jackie Chan.”

Follow Heather Chen di Twitter