Ledakan Beirut

Ledakan Dahsyat Beirut Tewaskan 73 Orang: 'Rasanya Seperti di Hiroshima-Nagasaki'

Satu WNI termasuk dalam 2.750 orang yang dilaporkan cedera. Pemerintah Lebanon kini mengejar pengelola gudang yang menyimpan amonium nitrat di pelabuhan.
Untitled design - 2020-08-05T103817
Lokasi ground zero ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut. Foto oleh Getty Images

Ibu Kota Libanon, Beirut, diguncang ledakan dahsyat yang efeknya turut menggegerkan dunia maya. Rekaman insiden pada Selasa (4/8) siang waktu setempat itu viral dalam berbagai versi di media sosial.

Berdasarkan pengakuan saksi mata, ledakan tersebut menghancurkan bangunan dan kaca-kaca gedung hingga belasan kilometer dari lokasi.

Ledakan tersebut terjadi di salah satu kawasan pelabuhan Beirut. Sebelum ledakan muncul, asap sempat membumbung tinggi dengan lontaran kembang api terekam kamera. Selanjutnya, muncul awan jamur putih membumbung ke udara, disusul gelombang yang terjadi akibat ledakan dahsyat.

Iklan

“Tempat tinggal kami berjarak 10 kilometer dari lokasi ledakan, dan kaca-kaca gedung di sekitar rumah semuanya pecah,” seperti dikutip dari cuitan akun milik Abir Ghattas.

Menteri Kesehatan Libanon Hamad Hassan menyatakan korban tewas yang berhasil ditemukan sejauh ini 73 orang. Adapun 2.750 orang lainnya luka-luka. Pemerintah menyatakan upaya SAR masih dilakukan untuk menyisir bawah reruntuhan. Satu warga negara Indonesia dilaporkan mengalami cedera ringan akibat dampak ledakan tersebut, yang dirasakan hingga Siprus, negara berjarak 241 kilometer dari Libanon.

Dari indikasi awal yang ditemukan kantor berita resmi milik pemerintah Libanon, kebakaran itu diduga muncul dari gudang yang menyimpan produk pabrik kembang api di kawasan pelabuhan.

Namun saat dikonfirmasi terpisah, Dirjen Kementerian Pertahanan Libanon Mayjen Abbas Ibrahim menyatakan pemicunya justru kemungkinan bahan peledak jenis amonium nitrat yang disimpan secara serampangan dalam jumlah besar. Sejauh ini tidak ada indikasi ledakan tersebut terkait tindak terorisme atau serangan dari pihak tertentu.

Perdana Menteri Libanon Hassan Diab berjanji akan menghukum siapapun yang terbukti mengelola gudang berisi amonium nitrat tersebut. “Faktanya, gudang berbahaya itu sudah beroperasi di pelabuhan sejak 2014. Saya tidak akan membiarkan pihak yang bertanggung jawab bisa lepas dari jerat hukum,” kata Diab dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

Iklan

Gubernur Beirut Marwan Abboud menilai apa yang dialami kotanya menyerupai insiden ledakan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. “Saya langsung teringat peristiwa itu. Skala kehancurannya belum pernah saya saksikan seumur hidup,” ujarnya kepada wartawan.

Leila Molana-Allen, koresponden kantor berita Prancis France 24, melaporkan bahwa ledakan tersebut turut menghancurkan beberapa gedung di dekat tempat tinggalnya.

“Nyaris tidak ada gedung yang tersisa di dekat apartemen saya. Orang-orang di jalan saya lihat berdarah akibat pecahan kaca,” ujarnya.

Laporan ini akan terus dimutakhirkan dengan data-data terbaru.