Pandemi Corona

Perkebunan Kopi Luwak di Indonesia Dituding Berisiko Jadi Sumber Pandemi Baru

Organisasi PETA menilai kondisi penangkaran musang luwak sangat tidak layak dan kotor, sehingga dapat memicu timbulnya penyakit zoonosis.
musang dikurung dalam kandang
Musang dijual untuk konsumsi manusia di Guangzhou, Tiongkok Selatan. Foto ini diambil pada 24 November 2003 oleh AFP.

Pada 9 September 2020, Organisasi People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) melayangkan surat terbuka kepada presiden Joko Widodo. PETA mendesak industri kopi luwak ditutup pemerintah, dengan menyoroti bukti yang menghubungkan pandemi dengan satwa liar.

Dalam sebuah video investigasinya, organisasi perlindungan binatang itu mengekspos betapa joroknya penangkaran musang luwak yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Musang-musang yang memakan biji kopi dikurung dalam kandang kotor berkarat.

Iklan

Biji yang keluar bersama kotoran kemudian diambil untuk dijadikan kopi luwak. Kondisi menyedihkan tersebut tak hanya kejam bagi mamalia kecil itu saja, tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia.

PETA memperingatkan perkebunan kopi luwak dan pasar satwa liar yang masih marak di Indonesia dapat menjadi tempat berkembang biak penyakit zoonosis jika tidak segera dihentikan.

Virus corona jenis baru yang berasal dari pasar basah Wuhan kemungkinan menyebar dari trenggiling ke manusia. Trenggiling adalah hewan yang paling banyak diperdagangkan di dunia karena sisiknya dipercaya bisa buat obat.

“Kekhawatiran publik akan perdagangan satwa liar semakin meningkat di tengah pandemi corona yang tak kunjung melambat di Indonesia dan seluruh dunia,” ujar Jason Baker selaku Wakil Presiden Senior Kampanye Internasional PETA. “Ketakutan ini bisa diatasi dengan menutup industri kopi luwak sesegera mungkin.”

Dalam cuplikan video, musang luwak tampak mondar-mandir seakan mencari jalan keluar. Kotoran yang tercampur biji kopi busuk berceceran di sekitar kandang berkarat.

Musang-musang yang sakit akan dibuang atau dijual ke pasar hewan. Menurut PETA, hewan lain yang ada di sekitar mereka dapat ketularan penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengatakan, wabah SARS-CoV yang menjangkiti 8.000 orang lebih sepanjang 2002-2004 berasal dari virus yang kemungkinan menyebar dari kelelawar ke musang dan kemudian menular ke manusia.

Iklan

PETA khawatir melihat banyaknya pasar hewan yang masih buka di Indonesia selama pandemi.

“Penyakit mematikan dapat menyebar pada kondisi jorok seperti ini. Tim penyelidik kami juga mengunjungi pasar hewan tempat musang sakit dijual. Di sana, mereka melihat betapa mudah penularannya ke hewan lain dan juga manusia. Virus SARS dulu berasal dari musang luwak yang dikurung,” bunyi suratnya.

Tak hanya itu saja, PETA mengecam promosi yang keliru dari industri kopi luwak. Seorang petani mengaku penghasil kopi luwak bisa memanipulasi fakta. Mereka bilang biji kopinya diperoleh dari kotoran musang yang hidup di alam bebas, padahal sebenarnya hewan itu dikurung di penangkaran.

Suratnya melanjutkan, “Industri kopi luwak tidak bisa dibiarkan begitu saja. Selain berisiko menyebarkan penyakit mematikan, industri ini menodai nama Indonesia di dunia dengan menjalankan model bisnis yang sangat kejam dan tidak etis.”

Juru bicara Kementerian Pertanian dan salah satu anggota Asosiasi Kopi Luwak Indonesia di Cikole, Lembang, Jawa Barat, tidak menanggapi permintaan VICE untuk berkomentar.