Artikel ini pertama kali tayang di VICE Swiss.
Pada zaman dulu kala, orang Romawi suka mengadakan pertarungan gladiator di ampiteater Martigny—kota kecil yang terletak di lembah Valais, Swiss. Namun kini, arena bersejarah tersebut digunakan sebagai lokasi mengadu sapi Swiss.
Setiap musim semi dan panas, 200 sapi Hérens mengikuti perlombaan di sekitar lembah. Sapi-sapi ini bertarung demi kehormatan mereka, serta kehormatan, status, dan uang buat peternak. Hérens lebih dikenal karena karakter agresifnya, ketimbang sebagai penghasil susu luar biasa.
Berbeda dari adu banteng Spanyol, kawanan sapi Swiss ini beradu karena kemauannya sendiri. Setiap kali ada anggota baru, mereka merasa harus mengevaluasi ulang status hierarkinya dengan berantem. Kalau ada sapi yang menghindari konfrontasi, dia takkan dipaksa bertarung. Poinnya akan dikurangi, dan didiskualifikasi setelah dua kali kalah.
Tujuh sapi terakhir di kelas berat akan bersaing memperebutkan gelar ratu yang didambakan. Puncak turnamennya yaitu pertarungan antara para ratu di kelas berat dalam babak final. Selama pertarungan ini, peternaknya tidak perlu melakukan apa-apa selain menyaksikan pertandingan, makan raclette (keju Swiss), dan minum anggur putih fendant.
Fotografer Jojo Schulmeister menghadiri adu sapi pada 4 Oktober 2016 di ampiteater Martigny. Simak hasil jepretannya ketika mengabadikan momen tersebut.