‘Memoranda’ Sukses Mengadaptasi Surealisme Haruki Murakami Jadi Video Game

FYI.

This story is over 5 years old.

VIDEO GAME

‘Memoranda’ Sukses Mengadaptasi Surealisme Haruki Murakami Jadi Video Game

Mengubah karya sastra menjadi game tentu pekerjaan berat. Bit Byterz sukses melewati tantangan itu berkat fokus pada satu aspek utama.

Artikel ini pertama kali tayang di Waypoint.

Menafsirkan karya dari satu medium ke medium lainnya adalah tugas yang menantang. Ketika sebuah konten dibuat untuk medium yang spesifik, pergantian medium seterusnya mengakibatkan banyak elemen penting dalam karya asli yang tidak terkomunikasikan dalam bentuk baru.

Penafsiran sebuah karya ke medium baru kerap gagal memberikan dampak yang sama. Anda pasti menyadarinya apabila pernah menonton film yang dibuat berdasarkan video game atau sebaliknya.

Iklan

Memoranda adalah game petualangan dari genre click and point yang baru-baru ini dirilis (untuk format PC, Mac dan Linux) oleh pengembang game, Bit Byterz, asal Kanada. Game ini mengadopsi pendekatan yang berbeda. Alih-alih meniru plek-plekan naratif dan pengalaman konsumsi karya orisinilnya, Bit Byterz berfokus menciptakan game dengan suasana yang serupa dengan inspirasinya.

Screenshot "Memoranda" digunakan seizin Bit Byterz.

Strategi yang sama juga berhasil digunakan dalam video game seperti Amnesia: The Dark Descent yang terinspirasi oleh karya Shirley Jackson, The Haunting of Hill House atau Bioshock yang terinspirasi oleh Atlas Shrugged karya Ayn Rand.

Cerita pendek surealis karya penulis Jepang, Haruki Murakami, merupakan inspirasi utama Memoranda. Seperti Amnesia dan Bioshock, Memoranda tidak berusaha menceritakan ulang sumber materi mereka, namun menghadirkan sensasi serupa yang timbul ketika membaca karya Murakami.

"Saya merancang game ini berdasarkan salah satu cerita pendek miliknya sebelum perlahan-lahan menambahkan karakter dari cerita pendek lainnya," kata kepala pengembang game ini, Sahand Saedi. "Saya berusaha menghadirkan atmosfir sureal khas Murakami, termasuk karakter-karakter aneh dan penyendiri miliknya dan berharap pemain bisa merasa seakan-akan mereka masuk ke dalam cerita-cerita ini ketika memainkannya."

"Atmosfir aneh karya Murakami sangat cocok untuk sebuah video game petualangan." - Kepala Tim 'Memoranda' Sahand Saedi

Iklan

"Sleep" dan "The Wind-Up Bird and Tuesday's Women"—bagian dari koleksi The Elephant Vanishes rilisan 1993—adalah dua cerita pendek yang langsung muncul di kepala ketika tahap pengembangan Memoranda dimulai. Dari "Sleep", tim Saedi memulai ide dasar game ini dari seorang protagonis yang kesulitan tidur. Gangguan tidur ini menyebabkan hidupnya penuh dengan tekanan.

"Dari The Wind-Up Bird, kami mengambil suasana yang ditampilkan karya Murakami tersebut: bagaimana hidup terasa seperti fantasi yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan di luar kendali manusia," kata Saedi.

Trailer 'Memoranda' saat diluncurkan.

Saedi tidak berusaha 'hanya' sekedar memindah karya Murakami menjadi piksel-piksel game. Memoranda adalah video game yang dia tulis sendiri dan merupakan hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun. Dia tidak mau membiarkan inspirasi dari karyanya mendominasi seluruh elemen video game yang dia buat.

"Awalnya saya berusaha meminimalisasi sentuhan saya sendiri, tapi karena saya menghadirkan beberapa karakter dari berbagai cerita yang berbeda, saya harus menggabungkan mereka semua dengan plot utama game," kata Saedi ketika ditanya soal posisinya sebagai penulis dan desainer video game yang dibuat berdasarkan konseptualisasi penulis lain.

"Saya membaca banyak cerita dan berusaha mendapatkan inspirasi, tapi ujung-ujungnya sayalah yang menulis cerita khusus untuk game ini. Atmosfer aneh karya Murakami sangat cocok untuk game petualangan."

Iklan

Memoranda bisa disebut sebagai sebuah game petualangan tradisional: interaksi dengan pemain dan ritme game itu sendiri. Biarpun berawal dari adaptasi sastra, game ini masih mengikuti rute desain klasik dan batasan-batasan dalam sebuah video game. Anda tinggal meng-klik sebuah obyek untuk mengambil, memeriksa atau berinteraksi. Anda juga bisa menyimpan item dalam inventori yang nantinya akan digunakan dalam teka-teki abstrak. Game ini juga menyajikan narasi penuh dialog dan percakapan antar karakter.

Sistem game yang ramah pemain membuat Memoranda sukses, karena pemain hanya perlu memusatkan perhatian mereka ke dalam suasana dan plot emosional yang disajikan oleh Saedi dan tim pengembangnya.

"Memoranda adalah proyek video game pertama kami dan kami berusaha menciptakan game standar dengan seni dan musik yang keren," jelas Saedi, ketika ditanya tentang bagaimana game petualangan kerap dianggap mentok dan gitu-gitu aja.

"Saya berharap suatu hari kami bisa mendorong dan bahkan menginovasi genre ini. Namun jujur tidak semua evolusi dalam game petualangan saya sukai. Saya tidak suka bagaimana banyak game baru tidak menyajikan banyak pilihan bagi pemainnya dan kebanyakan waktu anda hanya menonton cutscene."

Yang pasti, Memoranda tidak seperti game-game ala Telltale yang disebutkan Saedi. Dari sisi interaksi dengan pemain, Memoranda lebih mirip dengan Day of the Tentacle dan versi baru Broken Age. Secara suasana, game ini berbeda dengan semua judul-judul tersebut. Untuk urusan inilah Memoranda berhasil menunjukkan keistimewaannya.

Apabila anda belum pernah bersua karya Murakami, maka opsi terbaik adalah untuk mulai membaca buku-bukunya. Tapi apabila anda ingin melihat bagaimana sebuah video game bisa menginterpretasi karya sastra secara cerdas dan provokatif, maka Memoranda layak untuk disimak dan dimainkan.

Follow John di Twitter.