Lomba Menjinakkan Banteng Dilarang, Protes Massal Merebak di India

FYI.

This story is over 5 years old.

Tradisi

Lomba Menjinakkan Banteng Dilarang, Protes Massal Merebak di India

Konflik antara penyayang binatang dan pecinta olahraga tradisional itu memicu ribuan orang terlibat unjuk rasa.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Protes massal merebak di Negara Bagian Tamil Nadu, India akibat pelarangan terhadap ritual Jallikattu. Itu adalah kontes menjinakan banteng yang dirayakan saban bulan Januari di berbagai desa dan kota selama festival musim panen.

Mahkamah Agung India resmi melarang olah raga berbahaya ini sejak 2014 karena dianggap sebagai kekerasan terhadap binatang. Keputusan yang sama dipertahankan bulan ini walau ada upaya peninjauan kembali. Sikap hakim agung memicu debat sengit menyoal ritual yang telah berlangsung selama beberapa abad di Negeri Sungai Gangga. PETA, kelompok advokasi hak asasi hewan dan Animal Welfare Board of India menganggap keputusan ini sebagai sebuah kemenangan penting sambil menunjukkan bahwa penderitaan banteng dalam ritual itu sungguh tak terbayangkan. Sementara itu protes atas pelarangan ritual oleh para pembela mencapai puncaknya minggu ini. Puluhan ribu warga Tamil dari beragam desa dan kota turun ke jalan menuntut tradisi Tamil kuno ini tetap dipertahankan.

Iklan

Massifnya tekanan warga membuat :arangan tersebut untuk sementara dicabut di Tamil Nadu. Namun Mahkamah Agung India belum mencapai mufakat mengenai masa depan pelaksanaan kontes kuno itu.

Saat Jallikattu digelar, kira-kira pemandanganya terlihat seperti ini: ratusan pria lari mengelilingi banteng yang tengah mengamuk. Beberapa gepok uang digantung di tanduk sang banteng. Imbalan ini membuat para kontestan berlomba-lomba menaiki punggung sang banteng. Siapa pun yang berhasil bertahan di atas punggung banteng setelah tiga kali lompatan jadi pemenang yang berhak menggondol hadiah uang dan kesempatan jadi terkenal untuk beberapa saat. Sebaliknya, jika tak ada yang bisa menjinakan sang banteng, pemilik bantenglah yang akan mengambil hadiahnya.

Tentu saja, tak sembarang banteng yang bisa ikut dalam kontes ini. Banteng-banteng yang turun tanding dalam ritual ini adalah banteng yang memang diternakan khusus untuk penyelenggaran Jallikattu.

Protes pelarangan terus menyebar ke seluruh penjuru Tamil Nadu. angkutan publik di negara itu mogok sementara universitas juga ikut-ikutan tutup guna menunjukan solidaritas. Namun, di luar kota-kota Tamil, di mana para pesohor mendukung pelaksanaan Jallikattu lewat protes yang dilakukan diam-diam, oposisi terhadap larangan ritual tersebut tak jauh-jauh dari sekadar usaha menghidupkan kembali sebuah budaya dan mempertahan berbagai profesi yang ada di sekitarnya.

"Di sebuah negara bagian yang kerap dilanda kekeringan, beternak hewan adalah satu-satunya mata pekerjaan kami." ujar Balakumar Somu, juru bicara Tamil Nadu Jallikattu Peravai atau Forum Pelestarian Jallikattu. Bagi Somu, Jallikattu punya peran penting dalam menjaga ketersedian hewan ternak. Alasannya karena bibit banteng-banteng yang dibiakan untuk Jallikattu biasa menghasilkan ratusan keturunan. Layaknya banyak wilayah di India, kekeringan telah menjadi kendala bagi banyak petani di Tamil Nadu. Dalam kondisi seperti ini, beternak hewan jadi tumpuan menyambung hidup.

Sayangnya, kelompok hak asasi hewan melihat Jallikattu dengan sudut pandang yang berbeda. "Kekerasan terhadap hewan sangat inheren dalam ritual ini," papar Dr. Manilal Valliyate, Director of Veterinary Affairs di PETA India. Valliyate menegaskan bahwa menyakiti binatang tanpa alasan yang jelas dilarang oleh undang-undang India.

Debat tentang hak asasi hewan di India kerap jadi debat kusir tak berujung, dengan satu sisi berpegang teguh pada tradisi etnis dan agama. Contohnya debat tentang penyelenggaraan tradisi adu ayam di daerah pantai Andhra Pradesh, negara bagian India yang juga terletak di bagian selatan. Adu ayam yang brutal ini—bagian penting dalam pesta perayaan musim panen Pongal—telah sasaran protes Animal Welfare Board of India, PETA dan Humane Society International-India dan beberapa organisasi lainnya selama bertahun-tahun. Kontes adu ayam ini sejatinya ilegal berdasarkan dua buah peraturan di India:  Prevention of Cruelty to Animals Act dan Andhra Pradesh Gaming Act of 1974. Saban tahunnya, para pemenang kontes ini bisa menggondol uang tarunan sampai  jutaan dollar.  Ironisnya, uang-uang juga berasal dari kocek politikus yang tak bosan cuap-cuap melarang kontes adu ayam. [  ](http://www.ndtv.com/andhra-pradesh-news/despite-ban-recreational-sport-cockfight-a-huge-hit-in-andhra-pradesh-1648821)Kendati pemerintah India mencabut sementara pelarangan Jallikatu minggu kemarin, para pengunjung rasa menuntut pemerintah untuk mengusir PETA dari India. Mereka juga mendesak Jallikattu dilegalkan untuk selama-lamanya.

"Kalaupun larangan ini dicabut segalanya, kampanye edukasi kami tak akan berhenti. Kami Ingin membantu banyak orang memahami  kekerasan terhadap hawan," ujar Valliyate