FYI.

This story is over 5 years old.

Kejadian unik

Bandara Berlin Heboh Gara-Gara Dildo yang Dikira Bom

langkah-langkah pengamanan tetap mesti dilakukan untuk memastikan penumpang selamat sampai tujuan
Drew Schwartz
Brooklyn, US
Foto vibrator via Wikimedia Commons; foto petugas bandara oleh Justin Sullivan/Getty Images

Meskipun kejadian naas bisa terjadi kapan saja selama di pesawat—seperti mesin meledak, kabin terbakar, atau penumpang yang mengamuk di terminal—petugas bandara akan melakukan pengamanan ketat untuk memastikan penumpang selamat sampai tujuan. Akan tetapi, selasa kemarin petugas di bandara Berlin tampaknya terlalu berhati-hati. Dia salah mengira alat bantu seks sebagai bom yang bisa meledak.

Menurut RT, petugas keamanan di Bandara Schönefeld Berlin mendeteksi barang mencurigakan dalam pemeriksaan X-ray. Penumpang di terminal segera dievakuasi dan sejumlah penerbangan tertunda karenanya. Setelah menemukan pemilik bagasi dengan barang mencurigakan tersebut, polisi segera mengepungnya dengan senapan otomatis. Malu mengakui bawa alat bantu seks, pria tersebut berdalih ada “barang teknis” di bagasinya, CNN melaporkan. Akhirnya, regu pejinak bom menghampiri kopernya dan mengecek isi di dalamnya.

“Setelah satu jam yang menegangkan, (anggota regu pejinak bom) kembali ke tempat kami sambil tertawa,” katanya pada RT. “Benda yang mereka curigai sebagai granat sebenarnya hanya vibrator dari Ann Summers yang saya dan pacar beli dua minggu lalu.”

Bayangkan betapa canggihnya alat bantu seks pria tersebut sampai menimbulkan kegaduhan di bandara. Apakah ini vibrator biasa, atau ukurannya besar banget hingga membuatnya mencurigakan? Entahlah. Lagipula, ini bukan pertama kalinya alat bantu seks dianggap sebagai “barang mencurigakan.” Hal yang sama pernah juga terjadi di Thailand, Sudan, Australia dan tempat lainnya.

Akibatnya, pria itu ketinggalan pesawat. Yang saya heran, kalau kompor portable, lobster besar, kapak, senjata dan kembang api bisa masuk bagasi dengan aman, kenapa vibrator tidak bisa?

Follow Drew Schwartz di Twitter .