FYI.

This story is over 5 years old.

PLAYBOY

Pengalaman Pergi ke Playboy Mansion Bikin Saya Depresi

Saya pernah diundang ke Playboy Mansion menghadiri screening film. Bukannya dapat pengalaman menyenangkan, di kediaman mendiang Hugh Hefner itu saya malah depresi pas pulang.

Ini artikel lama dari VICE US, diunggah lagi untuk mengenang Hugh Hefner, sosok pengusaha kontroversial pemilik imperium bisnis Playboy yang meninggal 27 September 2017.

Empat tahun lalu saya dapat undangan menghadiri pemutaran terbatas film terbaru Jennifer Lopez dan Jason Statham, Parker, di Playboy Mansion. Sejujurnya, saya termasuk orang yang males datang ke acara screening film. Alasan saya gampang saja. Daripada repot-repot datang ke acara screening, sebenarnya lebih gampang mengunduh film dan menontonnya sendirian di rumah. Setidaknya, saya enggak perlu ngobrol basa-basi sama orang lain. Masalahnya, setelah sadar kalau acaranya digelar di Playboy Mansion, saya jadi ngebet pengin datang.

Iklan

Dalam hati saya bilang, "gue harus BINGIT datang!" Sebelum screening dimulai, ada pesta penerimaan tamu yang dimeriahkan dengan sejumlah minuman dan "kesempatan berfoto" bersama beberapa Playboy Playmate™® di pintu masuk utama mansion.

Hugh Hefner, sang tuan rumah, seharusnya ikut hadir. Sayang ia sedang tak sehat jadi ia tak bisa hadir. Sebagai penghiburan, kita harus puas dengan pengganti palsu kayak gini.

Screening digelar di ruang tamu Mansion. Barangkali kamu penasaran, ini salah satu bocorannya: ada adegan (MAAF YA SPOILER!!) Jason Statham memukul seseorang pakai bermacam benda di dekatnya. Segera setelah adegan ini lewat, saya berbisik pada seorang perempuan yang kebetulan duduk di sebalah saya. Rupanya, tindakan saya memancing perhatian seroang pria yang mengenakan setelan dan sepasang sepatu Converse. Pria itu langsung datang menghampiri dan menyuruh saya diam gara-gara, katanya, terlalu ribut. Saya enggak tersinggung dibilang terlalu ribut. Tapi, ini dia masalahnya, pria itu pakai setelan necis yang dipadukan dengan sepatu Converse. Paduan pakaian yang menurut saya buruk sekali. Kalian tahu enggak rasanya dipermalukan oleh seorang pria yang berpakaian seperti pengunjung gelaran macam Nickelodeon Kids' Choice Awards? Enggak tahu kan. Saya tahu. Rasanya dongkol banget.

Saking sebelnya, saya ngeloyong kelar. Idenya sih ingin "bertualang di mansion" sembari cari kamar kecil. Saya cuma mau ngetes berapa lama saya bisa jalan-jalan di dalam mansion sebelum saya ditegur staff mansion serta diminta kembali ke acara screening.

Iklan

Hal pertama yang saya lakukan adalah menemukan kamar kecil untuk eek. Sebenarnya, saya enggak kebelet-kebelet amat. Tapi coba pikir, kapan lagi saya bisa numpang boker di Playboy Mansion yang terkenal itu?

Nah, kalau nanti kamu penasaran apa yang kamu pandangi saat boker di wc Playboay Mansion, lihat gambar di bawah ini. Setelah buang hajat, baru saya sadar betapa menakutkannya tempat ini. Tapi, kalau dipikir-pikir, jangan-jangan saya terlalu naif menganggap sebuah mansion bakal jadi tempat yang menyenangkan? Tapi, seenggaknya saya berharap tempatnya bakal agak wah. Itu dia alasan utama saya datang ke sini. Asal kalian tahu, saya kebetulan gay.

Tapi tunggu deh, memangnya cowok-cowok straight masih doyan perempuan-perempuan yang nampang di majalah Playboy? Bukannya semua itu berenti di dekade 90-an? Kok bisa-bisanya majalah Playboy tetap terbit di zaman internet? Siapa sih yang masih beli majalah luncah ini? Tebakan saya: pembelinya pasti doyan pakai suit dan sepatu converse. Oh ya, kalau boleh jujur, wc di Playboy Mansion enggak lebih bagus dari kamar kecil di rumah saya. WC saya seenggaknya punya penyegar udara dan lemari kecil serta beberapa perkakas lainnya.

Jangan salah, WC di Playboy Mansion sangat cantik. Lantainya dari pualam dan segudang keunggulan lainnya. Masalahnya, dudukan toiletnya itu loh, seperti sudah kuno dan jarang dibersihkan. Barangkali, sekarang toilet itu sudah diganti dengan dispenser atau perkakas lainnya. Melihat kondisi WC ini, saya tak bisa tidak membayangkan isi mansion-mansion milik miliuner minyak di Inggris yang sekarang didiami oleh sekelompok crusty asal Italia.

Iklan

Setelah selesai buang hajat, saya menjelajahi beberapa ruang lain di mansion. Kebanyakan benda yang kamu temukan di sini adalah benda-benda standar rumah orang gedongan, seperti patung hewan dari keramik segede gaban hingga vas-vas besar penuh dengan tongkat. Akan tetapi, saya juga menemukan barang-barang koleksi pribadi, seperti foto Hugh dengan para pemeran film Charlie's Angels movie dan foto pernikahan terbaru Hugh dengan perempuan bersia 26 tahun. (yang enggak bisa dipajang di artikel ini karena masalah legal).

Lalu, ada patung kecil pasangan yang "bahagia"." yang mengagumkan adalah bagaimana perancangnya menyisipkan nuansa yang bikin merinding, bahkan dalam patung perunggu ini.

Nah, Ini adalah daftar semua ekstensi telepon di mansion. Saya enggak yakin, kamu membacanya. Yang jelas ada TIGA ekstensi berbeda yang mengurusi masalah pembundelan majalah. Gila!

Saya kemudian melangkah ke luar mansion dan menemukan sebentuk hewan ini.

Setelah itu, saya jalan-jalan mengitari area kolam.

Yang ini adalah sebuah Grotto alias gua buatan. Yang entah kenapa saya tahu ada di Playboy Mansion. Dari penampakannya, Grotto ini cenderung bikin depresi. Coba lihat deh tempat duduk di sebelah kirinya. Kelihatan seperti apa yang ditenggak orang Rusia biar OD… :(

Dan mesin aneh ini menempel di dinding. Beneran deh, ini alat apa sebenarnya? Enggak mungkin telepon biasa deh. Wong, tombolnya saja banyak banget. Saya yakin banget kalau Hugh Hefner, yang tuanya mirip seperti karakter Mr. Burns di serial The Simpsons, pasti pernah menggunakannya dulu.

Iklan

Saat saya tahu bakal datang ke Playboy Mansion, "nyolong handuk" adalah salah satu cita-cita jahat yang muncul di kepala. Tapi, lihat deh handuk-handu ini. Sebelumnya, saya membayangkan kalau handuk-handuk di istana Hugh Hefner ini adalah handuk katun mesir yang mewah dengan lambang Playboy dibordir di atasnya.

Handuk-handuk ini enggak bikin nafsu nyolong saya naik. Bagusan handuk saya kemana-mana. FYI, handuk itu saya embat dari kereta.

Bangsat, kok saya beraninya melayangkan protes "ah handuknya jelak banget" ke sebuah institusi agung bernama Playboy Mansion. Ini bikin saya jadi tamu yang enggak tahu diuntung. Bodo amat! Saya memotret satu kamar kecil lainnya. Bentuknya? Jangan ditanya. Lebih mirip foto-foto yang nongol dalam review hotel dengan pelayanan buruk di TripAdvisor.

Saya berjalan menuju koridor dan menemukan sebuah ruangan lagi. Saya pikir, kala ada satu ruangan yang biasa dipakai orgy. Nyatanya, ruangan yang saya temui, bentukannya kayak gini. Lagi-lagi, ruangan ini juga punya perkakas mirip mesin waktu dalam cerita-cerita steampunk dan sebuah kulkas kecil yang dua kali lebih tua dari saya.

Kulkas itu penuh dengan air botol kemasan bermerk Playboy (salah colong beberapa botol hehe). Oh iya, ada semacam selotip yang digunakan untuk menahan botol-botol ini di bagian belakang kulkas.

Saya mulai dongkol. Tak ada yang lebih bikin saya gemes tinimbang sesuatu yang dulu begitu agung tapi mulai membusuk. Saking gemesnya, saya pernah nangis saat membaca senarai "Worst Celebrity Plastic Surgery" di US Weekly.

Iklan

Bagi saya, berjalan-jalan menyusuri ruangan-ruangan di Playboy Mansion tak beda jauh seperti ketika kerabat yang wafat dan kita disuruh memikirkan cara mengurusi barang peninggalannya. Bedanya, kali ini yang meninggal adalah industri majalah cetak atau sejenisnya. Saya enggak ngerti apa yang saya tulis. Tapi, Playboy Mansion punya kesan yang sangat menyedihkan. Baunya seperti lelaki tua bangka yang sudah dekat liang lahat. Lalu, seseorang menemukan saya. Dia bertanya apakah saya tersesat. Jadi, saya kembali ke ruangan tamu untuk menonton sisa film. Spoiler alert: bokongnya J-lo enggak ketulungan seksinya.

Saat hendak meninggalkan mansion, saya dikeburuti beberapa Playmate. Saya tahu ada semacam kewajiban untuk berfoto dengan mereka. Saya berhasil menghindari mereka saat masuk. Sekarang saya cuma bisa pasrah.

Perempuan-perempuan adalah orang-orang paling menawan dan karismatik yang pernah saya temui seumur hidup. Saya berani bertaruh, kalau saja saya straight, saya pasti memasukkan nama ketiga playmate itu dalam surat wasiat saya sepuluh menit setelah kami berfoto, karena toh mereka setidaknya berhak masuk surat wasiat pemilik mansion. Sebab kalau tidak, siapa lagi lelaki tua straight dan tajir yang bisa menyelematkan mereka?!

Follow penulis di akun @JLCT