FYI.

This story is over 5 years old.

Penembakan Kantor Youtube

Motif Pelaku Penembakan Kantor Pusat Youtube Karena Videonya Tak Bisa Dimonetisasi

Insiden menewaskan pelaku dan melukai tiga orang lainnya itu terjadi gara-gara Youtuber stres merasa dirugikan oleh kebijakan raksasa streaming video tersebut.
Foto adalah screenshot dari video Nasim yang memprotes Youtube di akun Facebook pribadinya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News

Pemutakhiran terbaru: Kepolisian San Bruno, California, memastikan dalam sebuah konferensi pers pada Rabu malam waktu setempat [4/4] bahwa motivasi penyerang kemungkinan besar prasangka buruk pada manajemen YouTube. Pelaku tak memiliki “hubungan tertentu” dengan setiap korban dan tak “memilih-milih target, seperti yang dikatakan Kepala Kepolisian San Bruno, Ed Barberini.

Iklan

Polisi berhasil mengidentifikasi Nasim Najafi Aghdam sebagai pelaku penembakan yang mencederai tiga orang di Kantor pusat YouTube di San Bruno, California sebelum akhirnya bunuh diri.

Mengacu pada keterangan ayah Nasim, Ismail, perempuan ini “membenci” YouTube lantaran perusahaan layanan streaming video itu menyensor kanal miliknya.

Ismail mengaku sudah memeringatkan polisi bahwa anak perempuannya bisa saja tengah mengincar kantor Youtube. Ismail pun mengatakan pada Bay Area News Group bahwa dirinya yakin anaknya bakal pergi ke sana karena terlanjur “marah” pada YouTube.

Juru bicara Rumah Sakit Umu San Francisco mengatakan pada selasa lalu bahwa salah satu korban, seorang pria berusia 36 tahun masih berada dalam kondisi kritis. Sementara perempuan berusia 32 tahun yang jadi korban penembakan masih dinyatakan dalam kondisi serius. Satu korban lainnya, perempuan berusia 27 tahun, dinyatakan berada dalam kondisi yang lebih stabil. Adapun Nasim tewas setelah menembak dirinya sendiri di tengah aksinya menyerang kantor Youtube.

Polisi awalnya kesulitan memastikan motif di balik penyerang tersebut. Awalnya, pihak berwenang menyatakan akan tengah mendalami insiden ini sebagai sebuah insiden “terorisme domestik.” Namun, mereka segera meralat pernyataan tersebut.

“Saat ini belum ada bukti yang menunjukkan jika pelaku mengenal para korban penembakan atau apabila para korban ini sudah diincar secara personal,” ungkap jubir Kepolisian San Bruno.

Iklan

Kemarahan Pelaku Terhadap YouTube

Kemarahan Nasim terhadap YouTube tampak jelas di laman website pribadinya. Di sana, Nasim menulis bahwa kanal bahasa Farsinya “disensor oleh staf YouTube yang picik” pada 2016. Nasim menulis “mereka mulai memfilter video-video saya untuk mengurangi jumlah view dan mengendorkan semangat saya untuk bikin video.”

Dia lalu membeberkan bahwa meski video sudah meraih lebih dari 300.000 view, YouTube hanya membayarnya $0,10.

“Tak ada yang namanya kebebasan berbicara di dunia nyata dan kamu akan dihalang-halangi ketika akan mengemukakan kebenaran yang didukung oleh sistem yang berlaku,” tulis Aghnam dalam unggahannya. “Video milik user-user yang diincar YouTube disaring atau malah dibuang begitu saja, hingga tak ada yang bisa melihatnya. Boro-boro ada yang namanya kesempatan berkembang yang setara dalam YOUTUBE atau situs video sharing lainnya, kanalmu akan berkembang hanya jika situs-situs ini mengizinkannya.”

Nasim pun mengunggah sebuah video ke Facebook berisi kritik pedasnya terhadap YouTube yang menurutnya sudah mendemonetasi kanal miliknya.

Setelah insiden penembakan terjadi, ayah Nasim mengaku sudah melaporkan bahwa putrinya menghilang sejak Senin lalu, setelah ponsel Nasim tak bisa dihubungi selama dua hari berturut-turut. Lalu, Selasa lalu pukul 2 siang, Ismail menerima panggilan telepon dari Kepolisian daerah Mountain View yang mengatakan bahwa putrinya ditemukan tidur dalam sebuah mobil.

Iklan

Begitu keberadaan Nasim diketahui, saudaranya Shahran Aghdam mendengar bawah Nasim berada tak jauh dari kantor pusat YouTube.

Pihak Kepolisian memastikan bahwa mereka menemukan Nasim dalam sebuah mobil Selasa pagi lalu setelah dirinya dilaporkan hilang. Kendati demikian, mereka tak merinci apakah mereka sudah mendapat peringatan niat jahat Nasim.

Kerabat Nasim mengaku tak tahu menahu dari mana Nasim mendapatan senjata api. “Dia mungkin membelinya,” ujar Ayah Nasim.

Nasim Adalah Aktivis Vegan

Nasim pindah dari Iran ke California pada 1996 bersama keluarga. Mereka kemudian tinggal bersama di sebuah rumah Menifee, yang berada tepat di tengah antara Los Angeles dan San Diego. Saudara laki-laki Nasim belakangan saudarinya itu tinggal dengan neneknya.

Sejak kecil, Nasim sudah menjadi aktivis dan penyayang bintang. Ayahnya mengenang bahwa putri tak tega membunuh semut yang masuk rumah mereka. Dia hanya mengusirnya ke halaman belakang dengan kertas.

Nasim pun pernah mendirikan sebuah organisasi pengumpulan amal bernama Peace Thunder Inc. yang bertujuan “mengedukasi masyarakat tentang kekerasan terhadap hewan, polusi lingkungan” serta beberapa isu lainnya.

“Bagi saya, hak hewan setara hak asasi manusia,” ujar Nasi pada San Diego Union-Tribune dalam unjuk rasa People for the Ethical Treatment of Animals protest pada 2009 di luar Camp Pendleton.

Semasa hidupnya, Nasim adalah pengguna media sosial yang rajin dan memiliki beberapa kanal YouTube serta akun Instagram dan Facebok Page—semuanya sudah offline sejak Selasa pagi lalu. Namun, sebuah kanal aplikasi pesan terenkripsi Telegram masih aktif dan difollow 3.500 pengguna.

Nasim mengunggah berbagai macam video, mulai dari video gerakan olah raga aneh, demo masak vegan dan rekaman kekejaman terhadap binatang, ke macam-macam kanal YouTube yang dia punya.