Konten Viral

Kami Minta Mantan Peselingkuh Menganalisis Kisah 'Layangan Putus' yang Viral

Poligami diam-diam yang terangkum lewat status viral medsos bertajuk "Layangan Putus" mengundang debat klasik: Apa sih yang bikin seseorang selingkuh? Coba kita tanyakan pada pakarnya.
Kami Minta Mantan Peselingkuh Menganalisis Thread Kisah Viral Layangan Putus
Ilustrasi oleh Adam Noor Iman.

Akhirnya kegemaranku nonton serial Netflix Mindhunter punya manfaat lain di luar mengatasi insomnia. Saat asyik ngikutin kisah Layangan Putus, yang awalnya ramai banget di Facebook dan kemudian nyeberang ke Twitter (dan makin ramai karena sukses mengumpulkan netizen julid), aku langsung kepikiran metode analisis jalan cerita serial ini: Mencari pola kejahatan dengan cara mewawancarai pelaku-pelakunya. Nantinya, pola kejahatan itu bakal dipakai untuk menebak psikologi pelaku kejahatan selanjutnya.

Iklan

Layangan Putus pada intinya adalah cerita curhat seorang ibu rumah tangga di Facebook dengan nama akun “Mommi ASF”. Sejak Oktober 2019 dia nulis status yang dibagi jadi 3 part, isinya tentang bagaimana rumah tangga bahagianya hancur dan kandas di pengadilan karena si suami diam-diam kawin lagi.

Ceritanya menarik, naratif, ada sekuensnya, pakai dialog, dan diwarnai sejumlah fragmen menyentuh. Mommi ASF punya 4 anak, yang kayaknya cowok semua, dan sekarang sedang terlantar dalam hal finansial dan kasih sayang ayah sejak si ayah meninggalkan mereka. Semua nama di cerita itu disamarkan atau dikasih clue doang, bikin cerita ini makin istimewa di mata istri dan cewek-cewek yang sejak kasus Jennifer Dunn mengemuka, dihantui bayangan potensi pasangan tak setia.

Keluarga Mommi ASF lumayan kaya dan islami banget. Suaminya ia sebut punya sebuah akun TV dakwah di YouTube. Anak-anaknya ngajinya jos, penurut, sayang sama maminya, pokoknya sempurna deh. Sampai suatu hari di tahun 2018, si ayah tahu-tahu menghilang gitu aja.

Kata sopir sih, si ayah ke Jakarta. ceritanya kan mereka tinggal di Bali. Tapi ngapain ke Jakarta dan kenapa perlu bawa paspor segala macam, Mommi ASF nggak berhasil dapat penjelasan. Dia sampai tracking GPS hape suaminya untuk melacak karena khawatirnya, si ayah dapat masalah atau kena celaka. Bahkan sampai ada pikiran di benak Mommi ASF, suaminya pergi jihad ke Suriah.

Iklan

Butuh tiga hari sampai si ayah bisa dikontak dan menyahut. Ternyata emang di Jakarta, tapi dia juga nggak jelasin ngapain doi di sana. Pas Mommi ASF mau nyusul, si ayah ngelarang pula. Benih-benih kecurigaan mulai tumbuh.

Si ayah baru pulang 12 hari kemudian. Dan pas sampai rumah, ia juga nggak memberi penjelasan memadai. Setahun kemudian Mommi ASF memutuskan melakukan tindakan ekstrem: membukai hape suaminya. Di dalam hape itulah ia mendapati kenyataan menyakitkan, ada banyak sekali foto suaminya bersama perempuan lain.

Tak terlalu detail prosesnya, Mommi ASF akhirnya tahu pas pergi 12 hari itu, suaminya sebenernya pergi bulan madu ke Kapadokia, Turki, untuk bulan madu sambil memandangi balon-balon terbang. Padahal kalau mau lihat balon terbang doang mah, di Wonosobo juga ada dan nggak perlu ngilang 12 hari. Tapi isi orang siapa tahu. Yang jelas hati Mommi ASF hancur berantakan dan ia pergi ke pengadilan untuk menggugat cerai suaminya.

Singkat cerita lagi, rumah tanggal yang dibina 8 tahun bubar sudah. Cerita bersama Mommi ASF dan si mantan suami yang berjuang bareng dari miskin jadi kaya juga terlupakan. Sisanya cuma empat anak yang hidup sama ibunya, dengan situasi SPP sekolah nunggak, listrik mau diputus, sopir pribadi udah nggak ada. Intinya istri muda bikin istri tua dan anak-anak terlantar.

Status Mommi ASF sekarang sudah dihapus. Bisa jadi karena setelah viral, netizen seperti biasa menginvestigasi nama-nama suami dan istri muda yang disamarkan dan kemudian menemukan terduga pelakunya di real life. Perundungan langsung ditembakkan secara masif dan memberondong ke kedua orang itu. kelanjutannya, si terduga istri muda marah disangkut-sangkutin sama cerita Layangan Putus dan sedang memproses sejumlah akun ke polisi. Senjatanya apa lagi kalau bukan UU ITE.

Iklan

Aku duga, netizen larut dan jadi barisan pendukung Mommi ASF karena si suami ini bakat munafik. Di satu sisi si suami pribadi yang islami, di sisi lain orang religius kok bisa-bisanya ngebohongin istri dan menelantarkan anaknya. Lagian udah lama netizen tidak memberikan restu kepada mana saja kasus poligami yang istri barunya lebih cantik dan lebih muda.

Walau begitu, tetap ada suara yang mencoba bijak memandang kasus pribadi yang beranjak jadi urusan umum ini. Menurut mereka, suara suami perlu dipertimbangkan. Jangan-jangan ada hal lain yang memberatkan Mommi ASF sehingga pilihan suami menikah lagi jadi masuk akal.

Tapi aku nggak mau berurusan dengan itu. Aku lebih kepengin menarik kasus ini jadi topik yang lebih general: Perselingkuhan. Ya gimana pun, nikah diam-diam itu tetap masuk kategori selingkuh. Pertanyaanku, dan mungkin pertanyaanmu, kenapa sih orang selingkuh?

Apa lagi kalau orang itu udah punya segalanya. Uang, istri yang menemani berjuang sejak jaman susah, dan anak-anak yang saleh. Jadi aku memutuskan bertanya kepada seorang teman yang pernah punya pengalaman selingkuh—kendati menolak dijabarkan identitasnya atas alasan privasi dan menghindari doxxing.

Temanku ini cowok, sudah beberapa kali selingkuh, tapi sekarang tidak lagi. Menurutnya, cowok selingkuh itu karena bosan. Tapi penyebab kebosanan ini spektrumnya luas banget tergantung orang. Bisa karena ia adalah penyuka tantangan dan keadaan ajek—yang mestinya diidamkan banyak orang ketika hendak berumah tangga—membuatnya merindukan momen pemacu adrenalin. Dan jadilah salah satu kegiatan menyerempet bahaya yang ia lakukan adalah selingkuh.

Iklan

Selain gampang bosan, cowok peselingkuh kerap sosok yang punya tipe perempuan yang terlalu luas. "Asal cantik dan seksi, aku mau," ujarnya. Begitu tahu soal ini, saya jadi bersyukur punya pacar yang orangnya pemilih banget, bahkan sampai di tahap sangat ribet dalam menentukan pilihan.

Faktor lain yang besar efek dorongnya pada perilaku selingkuh adalah pergaulan. Dia punya pergaulan yang mengafirmasi tindakan untuk selingkuh maupun poligami (bisa dalam arti punya istri maupun pacar lebih dari satu). Iya juga sih, kalau tiap ketemu teman mereka malah memamerkan pasangan-pasangan mereka layaknya piala, mungkin banget seseorang yang tadinya lurus-lurus aja jadi menganggap selingkuh bukan dosa.

Terus gimana dong dengan cowok yang nggak selingkuh? Apakah punya semua kebalikan sifat di atas akan otomatis bikin dia jadi setia? "Bisa jadi. Tapi ada indikator lain," ujarnya. Temanku si mantan peselingkuh itu juga menjlentrehkan soal ini, dalam kapasitasnya sebagai veteran peselingkuh yang sudah tobat, plus menyarikan pengalaman teman-temannya yang nggak pernah selingkuh.

Dia menyebut enam indikator cowok setia. Yang pertama, cowok yang pernah menyaksikan pengalaman perselingkuhan orang tua biasanya trauma dan memutuskan tak mau mengulang dosa yang sama. Kedua, lingkungan yang monogami akan jadi jeruji moral yang bagus. Ketiga, orang yang percaya karma akan menolak melakukan kejahatan, termasuk berselingkuh.

Lalu yang keempat, dia sosok yang tahu prioritas sehingga memilih menghindar dari godaan perselingkuhan. Mungkin rada tergoda, tapi otaknya membuat hitung-hitungan yang hasilnya, selingkuh itu lebih banyak rugi dan merusaknya ketimbang senengnya. Dan terakhir, "lelaki setiap lahir dari keluarga yang mendidik anak lelakinya untuk menjadi family man. Karena fokus utamanya adalah institusi keluarga, maka ketika kebosanan datang, godaan menerpa, ia tetap bisa teguh dengan nilai-nilai keutuhan keluarga."

Yang paling dahsyat sekaligus paling pragmatis adalah poin keenam. Untuk poin ini saya ngangguk setuju, juga yakin, indikator ini juga berlaku pada jenis gender apa pun. Ya iyalah, mana ada orang yang berani selingkuh kalau pasangannya anak orang kuat. Nyelingkuhin anak Panglima TNI misalnya. Hiii….Skenario itu bahkan lebih seram dari KKN di Desa Penari.