Pemandangan di Pulau Chatham Selandia Baru
Semua foto oleh Todd Henry Photography 

FYI.

This story is over 5 years old.

Fotografi

Pulau Chatham Adalah Surga di Bumi

Seri foto berikut menggambarkan keindahan dan tradisi kuliner sebuah pulau terisolasi di garis batas Selandia Baru ini.

Berjarak 800 kilometer di sisi timur Kota Pesisir Christchurch, kau akan mendapati sebuah pulau bernama Chatham. Atau Rēkohu, jika mengacu pada bahasa lokal penduduk Suku Maori. Pulau ini begitu terisolir. Jauh dari pulau-pulau lainnya. Alam menempa pulau ini berulang kali dari berbagai sisi. Gelombang laut terus menghujam, sementara angin bertiup kencang nyaris tiada henti.

Di sisi timur pulau Chatham, kau akan langsung berhadapan dengan samudra lepas. Tak ada apapun di ufuk, kecuali pemandangan Samudra Pasifik. Pulau ini menjadi batas wilayah terakhir antara Selandia Baru dengan berbagai negara di Amerika Selatan.

Iklan
1544405405465-_DSC5459

Pulau Chatham, di tengah isolasinya, masih memiliki penduduk. Sekurang-kurangnya 600 orang menyebutnya sebagai rumah. Mereka bekerja sebagai nelayan, menjadi buruh pabrik seafood olahan, dan juga menggarap ladang. Pendudu Pulau Chatham secara geografis maupun mental cukup terputus dari dunia luar

Bekasi adalah Surga di Bumi

Kepulauan utama Selandia Baru, mencakup Ibu Kota Wellington atau kota bisnis Auckland, berjarak dua jam naik pesawat—kalau cuaca sedang bersahabat, padahal cuaca buruk sudah biasa terjadi sehingga pesawat batal terbang. Kota-kota besar Selandia Baru itu, buat penduduk Pulau Chatham, punya ritme kehidupan yang asing, jauh, dan tidak mereka kenal. Apalagi ritme kota besar melibatkan keteraturan jam 9 sampai jam 17.00, penuh ketergesa-gesaan. Tak ada semua kekacauan kota besar itu di Chatham.

Hari di pulau ini, amat ditentukan oleh cuaca. Jika alam sedang bersahabat padamu, maka kau bisa melaut, kau bisa bekerja di pabrik, kau bisa mengelola ladang. Jika tidak, maka kau menikmati harimu di rumah.

1544405426163-_DSC6115

Pemandangan terbaik bisa kalian dapatkan dari atas tebing, yang di bawahnya terhampar kapal-kapal nelayan kecil bersandar di teluk Waitangi. Satu-satunya kota di Chatham, kalaupun bisa disebut begitu, berdiri di perbukitan atas teluk tersebut.

Motor roda empat bersliweran di pantai. Ada juga yang mengendarai kuda. Keramaian itu dalam rangka persiapan balap kuda tahunan Chatham. Di kejauhan, kalian bisa melihat menara mercusuar merah menyala dihantam gelombang yang amat ganas. Seakan-akan laut ingin bangunan itu runtuh. Di bawah gelombang itu, kalian tak pernah tahu, sangat mungkin hiu putih berenang gembira mencari mangsa.

Iklan

Ini adalah pulau yang tak punya siapapun di sekitarnya. Dia sendirian, sejak beribu-ribu tahun lalu. Kalian mungkin berpikir, di pesisir barat, akan ada yang nampak karena ada kepulauan utama Selandia Baru. Kalian salah.

Chatham hanya punya Samudra Pasifik di sekelilingnya, sampai ke ufuk. Dia adalah rumah yang sendiri. Batas-batas begitu kabur di sana. Tapi, setidaknya, bagi para penghuni, ini adalah surga di bumi.

1544409737748-_DSC5838
1544405447244-_DSC4901
1544405471609-_DSC4862
1544405499512-_DSC5813
1544405548040-_DSC4856
1544405577846-_DSC5474
1544405662841-_DSC5046
1544405717015-_DSC6131
1544405754784-_DSC4848
1544405855501-_DSC5326
1544405919453-_DSC4835
1544405979545-_DSC4665
1544406535333-_DSC5145
1544406024147-_DSC6141
1544406134292-_DSC5569
1544406615345-_DSC5437
1544407766337-_DSC4768
1544407809100-_DSC5750

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Selandia Baru