FYI.

This story is over 5 years old.

India

Gerombolan Sapi Suci Mengamuk di India

Ladang petani banyak yang rusak karena diinjak sapi liar. Di saat bersamaan, UU 'perlindungan sapi' yang diusung pemerintah konservatif mengancam keselamatan hidup peternak sapi.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Sapi dianggap binatang suci di India
Foto ilustrasi via Pxhere, lisensi CC 0 

India sedang mengalami masalah dengan hewan ternak yang mereka anggap sakral. Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Hindu nasionalis India yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata telah memperketat undang-undang “perlindungan sapi” untuk menjaga populasi binatang sucinya. Ini menjadi berita buruk bagi petani di sana. Selain menghadapi aturan ketat, mereka juga dirugikan oleh gerombolan ternak yang merusak tanamannya.

Iklan

Di sepanjang wilayah India bagian utara yang menggunakan bahasa Hindi, populasi sapi liar tumbuh di luar kendali dan membawa malapetaka bagi masyarakat pedesaan. The Washington Post melaporkan bahwa sejumlah penduduk dan petani diduga mengurung ratusan sapi “suci” di sekolah negeri untuk mencegah kerusakan, sementara warga meminta pemerintah untuk menyelesaikan masalahnya.

Situasinya sangat buruk di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, terutama setelah diangkatnya tokoh ekstremis Hindu Yogi Adityanath sebagai Ketua Menteri pada 2017. Sejak menjabat, Yogi telah memberangus rumah jagal ilegal dan menegakkan peraturan yang ketat dalam penjualan dan transportasi ternak.

Pasukan “pelindung sapi” berpatroli di jalan raya untuk menangkap penyelundup, mengepung truk kerbau, menyiksa peternak sapi perah hingga mati, dan melakukan tindakan main hakim sendiri pada pedagang sapi Muslim. Akibatnya, menurut Reuters, warga jadi takut untuk terlibat dalam perdagangan lembu dan hewan lainnya yang tidak dianggap sakral dalam kepercayaan Hindu karena ada banyak kasus pedagang sapi legal yang dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara oleh polisi dan ‘penjaga sapi’.

Kejadiannya diperparah oleh keputusan pemerintah untuk menutup puluhan rumah jagal dan 50.000 toko daging yang ada di negara bagian dalam beberapa tahun terakhir. Penutupan ini telah mengganggu ekonomi peternak dan mengakibatkan banyaknya sapi yang terlantar karena ‘dibuang’ oleh peternak. Berdasarkan penghitungan resmi yang dilakukan pada 2012, ada lebih dari satu juta sapi liar yang berkeliaran di Uttar Pradesh.

Iklan

Petani lokal mengatakan bahwa jumlahnya meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir. Tempat penampungan hewan tidak bisa menampung jumlah sapi yang berlebihan, sehingga banyak lembu yang hidup di lahan pertanian dan menginjak-injak tanaman. Para petani terpaksa berjaga-jaga di luar saat musim dingin agar mereka bisa mengusir sapi dengan tongkat.

“Masalah kami sudah cukup banyak, dan sekarang pemerintah malah menambah beban kami,” kata petani Baburao Saini, dari desa di luar New Delhi, kepada Reuters. “Ini pertama kalinya kami harus tetap tinggal di kebun supaya tanaman tidak rusak.”

Gopal Krishna Agarwal, juru bicara partai Bharatiya Janata, memberi tahu Reuters bahwa “hukum yang ditegakkan pemerintah hanya sebatas menutup rumah jagal yang tidak punya izin usaha dan membasmi penyelundupan sapi. Kami tidak bermaksud merugikan masyarakat dan perekonomian di desa."

Namun, Perdana Menteri Modi tampaknya tidak merasa terganggu dengan populasi sapi yang berlebihan. Menurut Scroll.in, pemimpin konservatif ini menyatakan pekan lalu bahwa sapi adalah elemen terpenting dari tradisi dan budaya India. Sementara itu, pemerintah telah menyetujui pembentukan komisi sapi nasional yang dimaksudkan mengurus “konservasi, perlindungan, dan pengembangan sapi dan keturunan mereka.”

Saat ini, pemotongan sapi masih ilegal di 21 dari 29 negara bagian India.

Follow Gavin di Twitter atau Instagram