FYI.

This story is over 5 years old.

Ponsel terbaru

Udah Mah Gampang Rusak, Biaya Servis Kaca Belakang iPhone X Mahal Gila

Jangan coba-coba mempreteli. Enggak akan bisa balik seperti semula.
foto oleh Jason Koebler

iPhone X, ponsel pintar terbaru Apple seharga $1.000 (sekitar Rp13,5 juta) telah dilepas ke pasaran. Harga boleh selangit, tapi iPhone X tetaplah sebuah ponsel. Artinya, iPhone X bisa dipakai untuk menelepon, ngambil foto kucing dan dilengkapi dengan selubung kaca yang dijamin gampang sekali pecah. Intinya sih, iPhone itu ponsel cantik yang ringkih banget. “Menurut saya, iPhone X adalah varian iPhone paling ringkih” kata Aakshay D Kripalani, CEO Injured Gadgets—jaringan servis ponsel independen asal Georgia, Amerika Serikat. “Apalagi sekarang bagian belakangnya dibuat dari kaca.” Ponsel teranyar Apple memang cantik tapi di saat yang sama sangat ringkih. Hampir semua tes menjatuhkan iPhone di internet sampai pada konklusi yang samaponsel paling keren Apple adalah produk mereka yang paling ringkih. Ada dua hal yang harus kita ingat saat memperbaiki iPhone X: proses mengganti layar dan kaca depan ponsel sama mudahnya dengan proses penggantian layar iPhone jenis lainnya. Masalahnya cuma satu: karena OLED display iPhone X punya teknologi terdepan, harganya masih sangat tinggi. Alhasil, membereskan layar iPhone X bakal menguras kocek anda dalam beberapa tahun ke depan.

Iklan

Image: Jason Koebler Sebaliknya, kaca bagian belakang iPhone sangat susah diperbaiki. Bagian ini terhubung dengan bagian utama iPhone dengan bantuan lem dan las. Jadi, bakal jadi PR tersendiri untuk melepas dan menggantinya.

Gini deh biar lebih gampang dipahami. Saat kami menempel iFixit dalam acara teardown iFixit di Australia, Jeff Souvanen, seorang pakar teardown, berhasil melepaas kaca bagian belakang iPhone X, itupun setelah menghabiskan satu jam menembakkan semprotan angin dan memanaskan untuk menciptakan celah. Rencananya sih Jeff bakal memasukan silet ke dalamnya. Jeff memang berhasil melepasnya. Namun, bayarannya mahal. Dudukan kamera iPhone harus dirusak dan Jeff harus menggeragas beberapa bagian yang dilas. Pada akhirnya, Jeff berhasil membongkar bagian belakang ponsel mahal, tapi harus terima kalau iPhone X itu tak bisa dirangkai seperti sedia kala. Lalu apa dong yang bisa dilakukan penggemar produk Apple bila bagian belakang iPhone X mereka retak? Kalau menuruti anjuran Apple sih, mereka tinggal mengirimkannya ke dealer resmi mereka untuk diperbaiki. Sayangnya, seperti yang kita tahu biaya servis iPhone itu mahal banget dan di beberapa negara jumlah tempat servis resmi Apple masih bisa dihitung dengan jari. Parahnya lagi, harga untuk memperbaiki iPhone X yang sudah lewat masa garansinya itu tidak sedikit. Misalnya, penggantian layar iphone X dipatok pada harga $279 (Sekitar Rp3,7 juta) di tiap Apple Store karena stok layar ponsel ini belum dijual bebas di luar Cina. belum lagi, tempat servis tak resmi belum bisa memberikan layanan dengan harga yang sama. Menurut beberapa penyuplai dari Cina—yang menawarkan suku cadang buatan mereka di grup-grup servis iPhone di Facebook, harga layar display iPhone dijual borongan ke toko-toko servis dipatok di harga $550 (sekitar Rp7,4 juta).

Image: Squaretrade / YouTube Fakta bahwa layar iPhone X secara mekanis bisa diperbaiki namun dengan harga mahal sering sekali muncul sebagai pembicaraan selama acara teardown iFixit di Australia (Motherboard ikutan ke sana). Apakah harga keseluruhannya sebaiknya dianggap sebagai “Repairability Score” perusahaan tersebut, dia dan timnya memutuskan untuk tidak menghukum Apple karena menggunakan komponen premium, namun memutuskan—untuk pertama kalinya dalam waktu dekat—untuk merekomendasikan pengguna membeli case demi melindungi investasi mereka. Tapi semua itu tak berlaku saat kamu membahas soal kaca bagian belakang iPhone X, yang akan sangat mahal dan sulit diperbaiki. Apple berencana memberikan jasa penggantian kaca yang retak dengan harga $549, dan muncul pertanyaan apakah toko pihak ketiga dapat memberikan jasa perbaikan sama sekali. Dulu, ketika Apple kesulitan memperbaiki ponsel tersebut, mereka langsung menggantinya dengan yang baru. Nah, kita enggak tahu apakah perusahaan tersebut akan memperbaiki ponsel yang rusak atau menggantikannya. Apple telah mempersulit perusahaan-perusahaan servis untuk menyediakan alternatif murah dan efektif bagi konsumen. Mereka secara agresif melobi dan melawan undang-undang hak perbaikan dan baru-baru ini mengeluarkan update iOS yang menyiratkan bahwa ponsel yang diservis dengan suku cadang tak resmi akan kesulitan beradaptasi. “Ketika kami merusak iPhone X, saya enggak mencoba melepas bagian belakang karena kelihatannya rumit banget,” ujar Kripalani. “Selain itu, saat saya mencoba melepas bagian dekat kamera, sepertinya hal itu menempel ke bagian belakangnya. Saya enggak mau membahayakan bagian-bagian itu.” Kripalani bukan satu-satunya yang berpikir demikian. “Dari yang saya lihat, sih, ini bakal susah banget diperbaiki,” ujar Michael Oberdick—pemilik dan operator iOutlet, retailer iPhone bekas berbasis Ohio. “Mereka bikin kerangka ini sulit dilepas. Untuk melepas yang satu lagi, kamu perlu melepaskan kaca dari kerangka dan memasang yang baru. Jadi bakal sulit banget diperbaiki.” Kalau toko servis saja kesulitan menggantikan bagian belakang, konsumen yang senang ngulik akan mustahil dapat melakukannya. “Bagian kaca ini berada di antara bodi ponsel dan kamera,” ujar Kay-Kay Clapp dari iFixit via surel. “Jadi kamu harus ngeluarin kameranya supaya bisa melepas atau mengganti kacanya. Tidak ada cara kita bisa mengembalikan kamera seperti sedia kala kecuali kamu punya spot welder mungil. Tapi ya kamu bisa saja mencoba ngelem. Tapi kita harus hati-hati saat melepasnya, supaya tidak pecah. Ketika kami melepas kaca bagian belakang iPhone 8 Plus, kami enggak sengaja memecahkannya.” Clapp bilang proses keseluruhannya akan sangat sulit dan rumit bagi seorang konsumen untuk melakukannya sendirian. “Kalau kamu bisa menemukan ponsel donor murah dengan layar pecah tapi bagian belakangnya lengkap, itu adalah cara yang baik untuk menggantikannya,” ujarnya. Dengan harga US$1.000 (Rp13 juta) setiap perbaikan, sepertinya bakal ada banyak iPhone X yang tidak terpakai di luar sana dalam waktu dekat. Kripalani tidak optimis dan dia enggak melihat banyak pilihan bagus bagi konsumen. “Ujung-ujungnya, mereka harus ngeluarin US$250++ (Rp3,3 juta) kalau mereka memperbaiki ponsel itu di Apple,” ujarnya. “Toko perbaikan bisa saja ngecharge US$150 (Rp1,95 juta) buat servis kayak gitu. Itu kalau suku cadangnya seharga $50 (Rp650 ribu) atau kurang, ya, mereka masih bisa untung lah. Ada risikonya, tapi saya rasa ini adalah risiko yang terkontrol” “Satu-satunya pecundang dalam skenario ini,” kata Kripalani. “adalah sang konsumen.”