Tren Kesehatan

Tren 'Kesehatan' Baru yang Digandrungi Bule: Nyeker Demi Tubuh Lebih Bugar

Orang-orang yang mempraktikkan “grounding” percaya berjalan nyeker bisa bikin kita lebih bahagia dan gampang tidur.
Tren kesehatan grounding, berjalan tanpa alas kaki, bertelanjang kaki untuk kesehatan
Foto: Nick Page via Unsplash

Ada begitu banyak tren kesehatan yang bermunculan di dunia maya, yang digadang-gadang mampu meningkatkan kualitas hidup kita. Tindakan yang kita anggap sepele, seperti nyeker misalnya, bahkan memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh. Setidaknya begitulah yang diyakini orang-orang yang mempraktikkan “grounding”.

Iklan

Juga dikenal sebagai “terapi membumi”, para praktisi teknik ini melakukan segala jenis aktivitas fisik yang bersentuhan langsung dengan alam, seperti berjalan tanpa alas kaki atau berbaring di atas tanah, untuk mengalirkan energi positif ke dalam tubuh. Beberapa manfaat lain yang dapat diperoleh dari grounding, di antaranya memperbaiki suasana hati dan pola tidur.

Ada muatan bebas yang tak terbatas dan terus diperbarui di dalam Bumi, sehingga itu artinya permukaan planet kita bersifat konduktif. Sejumlah temuan telah menunjukkan aliran tersebut bermanfaat bagi manusia.

Kayla Barnes, penyiar podcast Brain Biohacking, percaya tubuh kita akan menyerap elektron bebas yang merupakan antioksidan alami saat melakukan grounding. Menurutnya, menyatu dengan alam juga memperlambat atau mencegah terbentuknya radikal bebas (yang dapat merusak jaringan sel tubuh), dan mengurangi kadar kortisol di malam hari.

Terapi membumi tidak ribet untuk dipraktikkan. Barnes mengatakan kita cukup menyentuh tanah, rumput, pasir, bebatuan, tanaman atau air selama setengah jam setiap hari. Bahkan sekarang sudah ada teknologi canggih yang mampu meniru arus listrik bumi.

Iklan

“Kamu bisa merasakan manfaatnya dengan bertelanjang kaki di atas rumput atau tanah, bermeditasi, menggunakan grounding mat, berbaring di atas tanah, atau berenang,” tutur Barnes saat dihubungi VICE.

Namun, efek-efek positif yang telah disebutkan di atas hingga saat ini belum terbukti secara ilmiah. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila masih banyak orang meragukan metode grounding.

“Jika kamu besar atau hidup di daerah perkotaan, saya paham kenapa grounding dianggap ‘hippie’ atau ‘tidak ilmiah’,” Angelica Alberto, pelatih gerakan di Filipina, memberi tahu VICE.

Sebagai seorang instruktur gerakan, Alberto berusaha mengoptimalkan gerakan guna kualitas hidup yang lebih baik. Itulah mengapa dia merasa terbantu dengan grounding. Setiap harinya, Alberto selalu menyempatkan waktu untuk melakukan peregangan dan aktivitas lain sambil bertelanjang kaki di atas rumput. Dia merasa jauh lebih rileks dan bahagia setelah selesai grounding. Badan juga terasa lebih segar dan cepat pulih dari olahraga karenanya.

“Saya merasa seperti telah merawat tubuh dengan baik,” ungkapnya.

Barnes dan Alberto menyebut umat manusia telah mempraktikkan grounding sejak dulu kala. Para leluhur kita hidup berdampingan dengan alam, seperti berjalan tanpa alas kaki dan tidur di atas tanah. “Praktik ini menghilang di kehidupan modern,” terang Barnes.

Walau grounding takkan pernah bisa menggantikan perawatan medis modern, para praktisi terapi ini berpandangan tak ada salahnya untuk dicoba.

“Grounding gampang dilakukan. Manfaatnya pun bisa langsung dirasakan dan bersifat jangka panjang,” Barnes mengklaim.

Follow Romano Santos di Instagram.