Jomblo

Ah Kata Siapa Orang Jomblo Pasti Ngenes?

Istilah jomblo ngenes tercipta gara-gara ada asumsi orang yang masih melajang pasti kesepian. Padahal, orang yang sudah punya pasangan juga bisa merasa kesepian.
Vincenzo Ligresti
Milan, IT
Foto ilustrasi orang berdiri sendirian
Foto via Adobe Stock.

Rubrik ‘Ask VICE’ diperuntukkan bagi para pembaca yang membutuhkan saran VICE untuk menyelesaikan masalah hidup, dari mengatasi cinta yang bertepuk sebelah tangan hingga menghadapi teman kos yang rese.

Curhatan pembaca: Saya mendekati umur 30 dan sudah hampir lima tahun melajang. Memang sih, kadang-kadang saya pengin punya pasangan. Saya rindu akan sosok orang spesial di sampingku. Tapi di sisi lain, saya juga tak terlalu memusingkan soal cinta-cintaan. Saya dikelilingi teman-teman yang baik dan sayang padaku.

Iklan

Masalahnya, mereka semua sudah pacaran atau menikah. Obrolan kami selalu seputar percintaan dan segala tetek bengeknya. Ke mana pun kami pergi, ada saja yang mengajak pasangan mereka. Saya jadi cepat bosan mengobrol bersama mereka. Saya juga risi jadi obat nyamuk.

Yang lebih ngeselin, teman-teman sering bilang saya beruntung masih melajang. Katanya, mereka jeles melihat saya bebas melakukan apa pun sesuka hati saya, dan tidak banyak pikiran seperti mereka. Bahkan mereka sering mencoba menenangkanku, dan mengatakan saya tidak perlu khawatir masih sendiri. Mereka meyakinkan saya, suatu hari nanti saya akan menemukan orang yang tepat. Saya paham maksud mereka baik, tapi kesannya seolah-olah hidup saya nelangsa karena tidak punya pacar.

Saya merasa kesepian diperlakukan berbeda. Bagaimana caranya saya mengatasi perasaan itu? Bagaimana caranya supaya saya berhenti merasa kesal ketika ada teman yang mengajak pacarnya main bareng kami? Salah tidak sih kalau saya merasa tidak ada kepentingan untuk buru-buru punya pacar?

Berbagai penelitian telah menunjukkan manusia modern lebih suka hidup melajang. Ada banyak faktor yang mendorong terjadinya pergeseran tren di masyarakat, namun cenderung karena generasi muda semakin mandiri dan menginginkan kebebasan, terutama pada kaum perempuan. Mereka biasanya juga lebih fokus berkarier. 

Iklan

Jomblo bukan berarti tidak laku. Bisa jadi alasan seseorang memilih jalani hidupnya sendiri hanya karena mereka belum tertarik menjalin hubungan asmara. Sayangnya, masih banyak yang berpandangan menjomblo itu enggak oke. Perempuan atau laki-laki yang belum mempunyai pasangan di usia dewasa kerap dipanggil dengan sebutan “perawan tua” dan “bujang lapuk”.

Status jomblo dinilai sebagai aib, sehingga tak jarang orang malu mengakui mereka masih single. Pasti ada yang salah denganmu kalau kamu tak kunjung dapat pacar. “Sejak dahulu kita percaya menikah adalah tujuan utama semua orang,” terang sosiolog Elyakim Kislev, penulis buku Happy Singlehood: The Rising Acceptance and Celebration of Solo Living. “Padahal, ada orang-orang yang tidak tertarik menikah, tapi pilihan ini dicap salah.”

Orang jomblo sering mendapat tatapan kasihan lantaran dikira mereka kesepian. Padahal, menurut Federica Micale dan Giulia Amicone, psikolog yang menangani masalah hubungan di Italia, pasangan yang sudah menikah sekalipun bisa merasa kesepian. Berangkat dari asumsi itulah orang terdekat suka mencomblangkan kamu dengan kenalan mereka supaya kamu tidak kesepian lagi. Ada juga yang memberi kata-kata penyemangat seperti, “Tenang aja. Pasti ada yang mau sama kamu kok” untuk menyenangkan hatimu. 

Iklan

Walau niat mereka baik, tindakan semacam ini bisa menyinggung perasaan kamu, apalagi jika mereka melakukannya tanpa diminta. Mereka kebanyakan berasumsi tanpa mau melihat dari sudut pandangmu. Akibatnya, ketika kamu tak kunjung berpacaran, kamu akan membandingkan hidupmu dengan hidup teman-temanmu secara tanpa sadar. Hal ini bisa bikin kamu insecure karena merasa sudah gagal. “Karena itulah, ketika kamu merasa gagal atau tidak puas, kamu harus ingat apa yang terpenting dalam hidupmu,” ujar Micale dan Amicone.

Kamu berhak melajang jika menurutmu itulah yang terbaik. Selama pilihannya tidak menjadi jeruji besi atau zona nyaman yang mengurungmu, jadikan kesempatan itu untuk mengeksplor diri kamu lebih dalam lagi dan mencoba hal-hal baru dalam hidupmu. Jangan jadikan perkataan orang lain sebagai acuan untuk menilai, atau bahkan membatasi diri.

Anggapan “jomblo itu menyedihkan” pada dasarnya muncul dari ketakutan manusia ditinggal sendirian. Tapi di sisi lain, orang merasa kehilangan kebebasan setelah memasuki jenjang serius bersama pasangan. Maka tidak heran jika ada teman yang cemburu padamu yang masih melajang, tapi juga senang mencampuri hubungan asmara kamu.

Penting bagimu berterus terang kepada orang terdekat kalau sikap mereka membuat kamu kurang nyaman. Jujurlah bahwa kamu tidak mau diperlakukan berbeda oleh mereka. Tentunya kamu tidak dapat menghalangi mereka membicarakan soal hubungan pribadinya, tapi kamu bisa meminta mereka untuk tidak menyinggung statusmu yang masih lajang. Teman yang baik akan menghargai perasaanmu.

Kamu juga bisa memperluas lingkaran pertemanan agar bertemu orang-orang yang sepemikiran denganmu. Kamu dan teman-teman barumu bisa melakukan atau membicarakan segala hal yang tak terbatas pada hubungan percintaan saja. “Kami tidak bermaksud menyuruh kamu meninggalkan sahabat yang sekarang,” kata Micale dan Amicone. “Tapi kita juga tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa kita tak selalu memiliki minat dan cara berpikir yang sama dengan teman.”

Setiap orang pasti akan berubah, tak peduli mereka sudah punya pacar atau belum. Itu artinya kebutuhan dan ekspektasi kita pun akan berubah-ubah. Kita tidak dapat memaksakan orang lain berpikiran sama seperti kita. 

Pada akhirnya, kamulah yang menjalani hubungan asmara, bukan teman atau saudaramu. Cari pasangan setelah kamu siap melakukannya, bukan karena ada paksaan dari luar.