sains dan teknologi

Ilmuwan Manipulasi Cuaca demi Atasi Kekeringan Pakai Teknologi yang Dilarang PBB

Semakin banyak bukti menunjukkan teknologi modifikasi cuaca, semacam hujan buatan, bisa jadi solusi mengatasi kekeringan ekstrem di berbagai negara.

Modifikasi cuaca masih banyak diperdebatkan. Pada 1978, Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang penggunaannya sebagai senjata perang. Teknologi itu juga memicu kekhawatiran munculnya potensi ‘pencurian hujan’. Para ilmuwan bahkan tak yakin dengan efektivitasnya.

Iklan

Meskipun demikian, sejumlah negara seperti Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA), serta negara bagian Amerika Serikat seperti Texas dan Arizona telah bekerja keras mengembangkan penyemaian awan untuk mengatasi kekeringan, mencegah badai dan memfasilitasi pembangkit listrik tenaga air agar bisa tetap beroperasi. Modifikasi cuaca ini melibatkan penanaman molekul di awan yang mendorong tetesan air untuk menggumpal dan jatuh sebagai rintik hujan.

Ahli meteorologi di penyedia listrik Idaho Power memanfaatkan rekayasa geo agar tidak perlu mengandalkan bahan bakar fosil. 76 persen tenaga listrik yang diproduksi negara bagian berasal dari energi terbarukan — sebagian besar dari tenaga hidro. Penyedia listrik Idaho memperkirakan penyemaian awan menghasilkan air yang cukup untuk menyalakan lampu di 74.000 rumah.

Iklan

“Penyemaian awan hanyalah alat lain yang bisa digunakan di seluruh sistem air dan pembangkit listrik kami,” terang Derek Blestrud, ilmuwan atmosfer senior di Idaho Power, kepada Motherboard dalam video baru.

Akhir Juli lalu, Pusat Meteorologi Nasional UEA menuai kontroversi karena mengisyaratkan penggunaan hujan buatan untuk mengakhiri periode kekeringan panjang selama musim kemarau. Sementara itu, Idaho Power secara terbuka menyemaikan awannya selama musim dingin. Penyedia listrik menurunkan salju buatan dengan menembakkan perak iodida—senyawa yang bisa menirukan struktur molekul es dan membebaninya hingga jatuh—ke awan saat cuaca dingin. Cara ini menjamin tumpukan salju di dekat aliran sungai negara bagian mencapai volume yang dibutuhkan untuk mencair pada musim panas, sehingga pembangkit listrik tenaga air di sana bisa tetap beroperasi.

Blestrud dan rekan-rekan yakin praktik ini bekerja dengan baik, terlepas dari banyaknya keraguan seputar kemanjurannya. Tidak mudah menentukan kausalitas dalam pola cuaca tanpa variabel kontrol: Sangat sulit untuk menguji apa yang akan dilakukan awan seandainya tidak disemai.

Namun, sudah ada bukti yang mendukung efektivitas penyemaian awan selama beberapa tahun terakhir. Penelitian yang dilaksanakan Katja Friedrich, misalnya, menelusuri garis-garis salju yang turun ke jalur yang dilalui pesawat salju buatan timnya. 

“Kami benar-benar bisa melacak seluruh siklus hidup proses ini, mulai dari menembakkan perak iodida ke awan dan kemudian awan air berubah menjadi awan salju,” ujar lektor ilmu atmosfer dan kelautan di University of Colorado Boulder. “Kami melihat garis-garis berbentuk zigzag. Kami pun berpikir, ‘Oke, ini bukan ciptaan alam.’”