seks, masturbasi, anal,
Ilustrasi: Owi Liunic
Seks

Makin Banyak Orang Terpaksa ke UGD Akibat Iseng Masukkan Benda ke Selangkangan

Absurditas manusia tak ada batasnya. Di Eropa hingga Asia Selatan, muncul kasus dokter harus mengeluarkan senter, sikat gigi, pisau, sampai wortel dari anus pasien.
Rimal Farrukh
Islamabad, PK

Setiap hari, dokter menghadapi situasi antara hidup dan mati. Mereka menyelamatkan nyawa, menyaksikan kepergian dan menyambut kehidupan baru. Mereka juga melihat sisi lain dari diri kita yang tak diketahui orang lain, sering kali dalam momen paling memalukan seumur hidup.

Tenaga medis sudah tidak asing dengan pengangkatan benda aneh, atau lebih spesifik lagi, mengeluarkan objek dari lubang tubuh. Akan tetapi, frekuensinya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pasien mereka mayoritas orang dewasa, sedangkan benda-bendanya cenderung menyangkut di anus, vagina dan uretra. Memaksimalkan kepuasan seksual terkadang berujung pada intervensi medis.

Iklan

Fenomena ini jarang dilaporkan di Pakistan dan banyak negara Asia lainnya, tak seperti di negara-negara Barat macam Eropa Timur yang memiliki tingkat kasus benda menyangkut tertinggi. Masyarakat Pakistan masih menganggap tabu seks dan masturbasi. Kedua topik ini bahkan dicap menyimpang dari nilai-nilai budaya dan agama. Namun, jarang dibicarakan bukan berarti tak ada yang melakukannya. Buktinya, banyak dokter di Pakistan berulang kali mengeluarkan benda sehari-hari dari alat kelamin pasien.

“Objeknya bermacam-macam, dari yang berukuran kecil hingga sangat besar,” ungkap dokter umum Dr. Rizwan Azami yang praktik di Karachi. Selama 40 tahun kariernya, dia sudah 20 kali menjalani operasi untuk mengeluarkan benda yang bersarang di lubang tubuh pasien.

Kasus yang terdokumentasikan melibatkan benda silinder panjang untuk stimulasi anal, seperti senter, tongkat baja atau besi, jarum rajut, dildo, vibrator dan yang paling umum, botol minum. Buah dan sayuran juga menjadi korban nafsu manusia, seperti wortel, lobak dan mentimun.

Benda-benda lain yang dilaporkan berupa sebatang kayu, batu, sendok sayur, cangkir logam, sikat gigi, gagang sikat kamar mandi, dan pecahan kaca. Seseorang bahkan memasukkan pisau ke genital mereka. Dalam kasus tersangkut di saluran kemih, benda yang sering ditemukan yaitu pulpen, kawat, paku tanpa kepala, termometer dan jepit rambut. Sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 15-80.

Iklan

Studi terbaru mengamati kasus mencolok dubur dengan benda asing dan juga alat-alat yang biasa digunakan selama masturbasi. Beberapa di antaranya adalah botol semprot, kotak sikat gigi plastik, botol minum dan baterai. Penelitian lain, yang diterbitkan pada 2019, mencatat pengangkatan benda di kota Sukkur, selatan Pakistan.

“Benda pertama yang saya tangani yaitu tongkat hijau — seorang lelaki mencoloknya begitu dalam hingga tembus ke usus dan perut. Saya juga menemui bola lampu, tongkat besi, botol dan sisir rambut,” Feroz Khawaja, dokter IGD di Lahore, memberi tahu VICE World News. Dalam setahun, Khawaja telah menangani 10 pasien yang memasukkan benda aneh ke kelamin.

“Lelaki tua mengeluhkan gangguan saluran kemih — sesungguhnya cockring yang terbuat dari benang menyangkut di penisnya.”

Dokter menerangkan eksperimen seksual, dan terkadang hasrat masokis untuk meningkatkan kenikmatan seksual melalui rasa sakit, menjadi alasan utama orang merancap pakai benda yang biasa kita temukan di rumah.

“Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka ingin meningkatkan kepuasan menggunakan berbagai jenis benda,” ujar terapis seks Tahira Rubab di Lahore.

Di Pakistan, orang belum berani membicarakan seks secara terbuka. Menurut hasil survei yang menyelidiki sikap seksual pemuda di provinsi selatan Sindh, 94 persen responden mengaku pernah beronani, tapi 74 persennya merasa bersalah telah melakukannya. Maraknya polisi moral dan kurangnya pendidikan seks yang memadai semakin mendorong orang untuk menahan hasrat dan kecemasan seksual mereka.

Iklan

“Ada pasien yang menangis saat menceritakan fantasi seksualnya karena mereka merasa tidak ada yang bisa diajak bicara soal ini, yang pada akhirnya membuat mereka semakin frustrasi. Tak ada tempat untuk membicarakan [seks] secara terbuka dan percaya diri, dan bahkan untuk mendapatkan informasi paling dasar tentang seks dan tubuh mereka,” Rubab melanjutkan.

Para dokter mengungkapkan, saat pasien menemui mereka untuk mengeluarkan benda yang tersangkut di selangkangan, kebanyakan enggan berkata jujur mengenai penyebabnya. Rasa malu kerap membuat mereka menunda untuk mencari bantuan profesional.

“Mereka kesal harus menjelaskan yang sebenarnya. Rasanya seperti mempresentasikan diri sendiri daripada tertangkap basah. Mereka malu untuk membicarakannya. Menjelaskannya kepada orang asing saja sudah malu, ditambah lagi ada ketakutan dokter akan membeberkannya di depan keluarga. Ini momen yang sangat emosional bagi mereka,” tutur Azami.

“Kalau pun mereka menemui dokter, mereka tidak mau menceritakan semuanya. Mereka akan beralasan seperti, ‘Enggak tahu kenapa bisa begini. Saya lagi jalan dan tiba-tiba menabrak meja hingga terjatuh.’ Bayangkan benda berdiameter 3-4 inci menancap di anus tanpa dimasukkan. Bagaimana caranya coba?”

Follow Rimal Farrukh di Twitter