Konten Viral

Tahun Ini Sudah Dua Bocah di Indonesia Cedera Karena Terbawa Layang-layang ke Udara

Perkumpulan Pegiat Layang-Layang Nusantara sampai bikin imbauan agar pemain layang-layang mengikuti 5 aturan kunci supaya tak celaka.
Viral video bocah dari Pringsewu Lampung Terbawa layang-layang ke udara
Screenshot insiden bocah di Lampung terbawa layang-layang naga [kiri] via akun Twitter Acuan; Potongan video remaja Bantul terangkut layangan via akun YouTube Jogja IG

Ibnu Rajab, 12 tahun, mengalami patah tulang tangan setelah jatuh dari ketinggian belasan meter atau setara lompat dari bangunan lantai tiga, Selasa (1/12) pekan lalu. Ia bergelantungan pada layang-layang besar berbentuk naga yang diterbangkan di lapangan dekat SMAN 1 Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Saat sedang ditarik terbang, benang layangan tak kuat menahan beban manusia dan mendadak putus, mengakibatkan Ibnu terjun bebas.

Iklan

“Kemarin itu ada orang dari [kecamatan] Sukoharjo membawa layangan besar, diterbangkan di situ. Yang narik bapaknya, yang bergelantung anaknya. Enggak tahunya putus. Langsung dirujuk ke [Rumah Sakit] Mitra Husada karena tangannya patah,” kata Camat Ambarawa Sutikno kepada Tribunnews.

Namun, Mujianto, paman korban, meralat bahwa ayah korban tidak berada di lokasi saat kejadian. Layangan disebut diduga ditarik oleh teman sepermainan Ibnu.

Acil (28), kakak korban, mengatakan Ibnu sejak lama (((hobi))) menggantung di layangan, namun baru kena musibah pada kasus kemarin. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pringsewu dilaporkan melakukan kunjungan dan mengungkap ada enam titik patah tulang tangan kanan dan kiri yang dialami Ibnu. Kalau dilihat dari video, posisi jatuh korban memang tangan duluan.

Kecelakaan serupa juga menimpa remaja 14 tahun asal Bantul, Yogyakarta. Sama kayak kasus Ibnu, layangan berbentuk naga sepanjang 50 meter yang punya peran. Video Nabil, warga Desa Murtigading, terjun dari ketinggian tiga meter beredar luas setelah benang layangan putus diterpa angin kencang dan enggak mampu menahan berat badannya. Kecelakaan ini terjadi di Lapangan Murtigading, Kecamatan Sinden, 4 September lalu.

Iklan

“Sekira jam setengah dua siang, layangan tersebut perlahan dibuka namun ketika dibuka tiba-tiba angin kencang menerpa. Akibat peristiwa tersebut, mengalami sejumlah luka. Sampai saat ini, korban masih dirawat di rumah sakit yang berada di Bantul. Pergelangan tangan kiri patah sama paha retak. Dia terempas cukup keras,” kata Kepala Dusun Mayungan I Marjana kepada Kumparan.

Kasi Pemasaran RS PKU Muhammadiyah tempat Nabil dilarikan, Wahyu Priyono, mengonfirmasi korban mengalami patah tulang di lengan bawah kiri dan harus melakukan operasi.

Berbeda dari kasus Ibnu yang dilaporkan hobi menggelantung, Nabil disebut Marjana sedang sial sebab angin kencang mendadak datang saat Nabil tengah memegang bagian pangkal layangan. Enggak cuma di Indonesia, kasus serupa bisa kita temukan di Taiwan dan Vietnam.

Menanggapi kasus kecelakaan anak dan remaja karena layangan, Ketua Perkumpulan Pegiat Layang-Layang Nusantara Raden Setyo Aji melihat korban berjatuhan disebabkan para pemain yang abai keselamatan. 

“Kan layangan hias itu berat sekali, orang sepuluh aja mungkin bisa keangkat naik, apalagi di Bantul [kasus Nabil] kan anginnya besar. Menurut saya itu human error, tidak memperhatikan keamanan,” ujar Setyo kepada Kompas. Setyo menyebut pemerintah punya peran dalam kecelakaan sebab gagal mengatur pemain layang-layang dengan regulasi yang aman.  

Menurut Setyo, ada beberapa syarat keamanan yang sebaiknya dipenuhi setiap orang yang akan bermain layang-layang. Pertama, mainlah di tanah lapang. Kedua, tepat main jauh dari bandara. Ketiga, jauh dari tiang listrik. Keempat, jauh dari jalan raya. Kelima, jangan bermain di cuaca mendung atau turun hujan. Tuh, kalau enggak lagi syuting Kick-Ass, mendingan dengerin deh aturan itu.