Menemukan Tuhan di Lokalisasi Tanggul Indah
Semua foto oleh Iyas Lawrence

FYI.

This story is over 5 years old.

Foto

Menemukan Tuhan di Lokalisasi Tanggul Indah

Kawasan prostitusi di pinggir Banjir Kanal Timur Kota Semarang itu merupakan paradoks. Berulang kali digusur, kampung ini bangkit lagi. Satu penghuni lama menjadi pelayan Tuhan, mendampingi mereka yang kesusahan.

Tanggul Indah, Kota Semarang, Jawa Tengah adalah sebuah paradoks. Bagi sebagian orang, lokasi tersebut sumber penyakit masyarakat. Bagi sebagian lainnya, Tanggul Indah merupakan sumber mata pencaharian dan kesenangan duniawi: prostitusi murah.

Siang itu, saya bertemu Kak Bon, seorang transperempuan mantan pekerja seks berusia 76 tahun. Dia memutuskan berhenti dari praktik prostitusi beberapa dekade lalu. Sejak pensiun menjajakan seks, dia berdagang makanan kecil. Modalnya diperoleh dari sebuah yayasan sosial. Selain mengelola warung, Kak Bon sekarang mendalami agama.

Iklan

Wajah Kak Bon membengkak akibat suntik silikon semasa muda yang dilakukan serampangan. Tangannya bergetar, suaranya pelan, dan bicaranya agak terbata-bata.

"Kalau siang begini jelas sepi. Kebanyakan cuma pedagang," tutur Kak Bon. Siang itu saya menyusuri lokasi pelacuran yang terletak di tepian Banjir Kanal Timur, kecamatan Semarang Selatan ini, ditemani Kak Bon dan anak asuhnya Eri.

Meski memasuki usia senja, gerakan Kak Bon masih tergolong lincah. Kami menyusuri jalanan lengang sebelum turun ke sebuah jalan setapak. Di kiri-kanan jalan setapak tersebut bertebaran gubuk-gubuk kumuh berukuran 1x2 meter. Saya tak bisa melihat ke dalam karena terkunci. "Itu service room-nya," kata Kak Bon. "Soal harga ya tergantung negosiasi dengan si PSK."

Setelah mengambil beberapa foto, kami lanjut menuju bawah jembatan. Ada sekitar tiga gubuk di bawah jembatan tersebut yang ditinggali lima kepala keluarga. Beberapa meter kemudian terdapat lebih banyak permukiman liar. Suasana Tanggul Indah sangat sepi siang itu. Tak ada aktivitas berarti di sekitarnya. Kebanyakan warga hanya bercengkerama di warung-warung atau tidur siang. Ada juga beberapa lelaki asyik bermain judi. Mayoritas profesi penghuni Tanggul Indah adalah pemulung.

Pemerintah Kota Semarang berulang kali berupaya menggusur prostitusi Tanggul Indah. Penggusuran paling besar terjadi pada 2009 lalu. Nyatanya Tanggul Indah bangkit lagi. Tahun depan, ada rencana pembangunan tanggul laut di Semarang. Tanggul Indah jadi sasaran 'penertiban' bersama 20 daerah lain yang dianggap rawan banjir. Kak Bon tidak yakin Tanggul Indah akan lenyap.

Iklan

"Meski sering ada gerebekan, lokalisasi seperti ini engga pernah hilang. Pasti muncul terus," ujar Kak Bon. Akibat praktik prostitusi tidak sehat, beberapa pekerja seks Tanggul Indah positif mengidap HIV. Saat ini Kak Bon sibuk membantu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Semarang membagikan kondom gratis dan memberikan edukasi tentang seks yang sehat.

Selain aktivitas sosial, Kak Bon kerap memberikan pendampingan dan pelayanan doa bagi mereka yang membutuhkan. "Tepat di daerah seperti ini saya menemukan Tuhan," kata Kak Bon sebelum kami berpisah.