Tidak peduli berapa jam kamu habiskan buat latihan yoga dan bermeditasi, kadang satu-satunya cara memperbaiki emosi adalah mengumpat sampai puas. Ketika jari kelingking kaki enggak sengaja tersandung meja, ketika kemaluanmu tergores ritsleting celana, atau ketika kamu tak berdaya duduk dalam mobil akibat kemacetan yang parah, rasanya hanya ada satu solusinya: Mengumpat.
Kadang kita ingin menyalahkan orang lain atas nasib buruk kita, tapi kekerasan fisik bukanlah jawabannya. Kadang umpatan yang nyelekit bisa lebih menyakitkan.
Iklan
Manusia dari bangsa manapun terbiasa mengumpat. Makian adalah satu dari sedikit hal yang mempersatukan kita semua sebagai manusia. Namun pastinya setiap negara memiliki metode mengumpat yang berbeda-beda.
Kami bertanya ke awak redaksi VICE di seantero Eropa tentang tradisi mereka mengumpat, mencaci dan menghujat satu sama lain. Nah, tiap editor biro akhirnya membuat rangkuman makian paling efektif untuk memancing emosi orang dari negara masing-masing. Lumayan, siapa tahu kalian pengin ngajak ribut orang Prancis, Serbia, atau Jerman di masa depan, pakai saja panduan yang kami susun. Minimal, artikel ini bisa menambah perbendaharaan makian kalian jadi lebih kaya dengan khazanah asing.Hal paling menarik dari umpatan khas Italia adalah betapa kayanya kosakata mereka, sampai-sampai kamu bisa menyelesaikan percakapan dan langsung adu fisik cukup bermodal kata-kata kasar. Kata umpatan di Italia sebetulnya woles kok, biasanya dipakai sebagai kata seru atau kalimat seruan merangkap beberapa emosi yang berbeda: “cazzo” atau “minchia” (kontol), “merda” (tai), sampai “figa” (meki). Mulai dari kekecewaan, terkejut, hingga rasa puas bisa diekspresikan dengan makian berbasis alat vital. Kalau kamu berniat menghina, kebanyakan umpatan bahasa Italia ditujukan ke anggota keluarga: “figlio di puttana” (dasar anak perek) atau “mortacci tua” (mengejek anggota keluarga yang sudah meninggal).Menghina Tuhan atau Bunda Maria juga sering sekali dilakukan, dengan cara memasangkan nama-nama suci tersebut bareng sama umpatan, nama keluarga lawan bicara, atau jenis binatang. Berbeda dari bentuk umpatan Italia lainnya, jenis cacian melibatkan Tuhan lebih rumit, terartikulasi, dan panjang—makin panjang, makin baik.
ITALIA
Iklan
Namun, umpatan terbaik dalam bahasa Negeri Pizza datang dari kawasan tengah Italia: "Li mortacci tua, de tuo nonno, de tua madre e dei 3/4 daa palazzina tua," yang kurang lebih berarti, “Tunggu aja ntar gue ngentot sama keluarga elo, termasuk kakek elo, nyokap elo, dan sekalian semua tetangga elo juga.”—Alice Rossi
SERBIA
Iklan
Yang lebih sopan tapi tetap efektif adalah “Gue berakin mulut elo” atau “Gue berakin punggung elo.” Namun satu umpatan paling luar biasa dalam bahasa kami adalah: “Gue ewe kontol elo dalam meki.” Banyak ahli sudah berusaha memahami apakah makian terakhir itu mungkin dilakukan di dunia nyata. Sampai sekarang belum ada yang bisa menemukan jawabannya.—Magda Janjic
PRANCIS
Tonton dokumenter VICE mengenai tradisi balas dendam berdarah antar keluarga di Serbia:
Orang Prancis modern rasanya sudah tidak terlalu kreatif ketika mengumpat. Mereka hanya menggunakan cercaan homofobik seperti “fiotte,” “tarlouze,” atau yang lebih basic seperti “connard” (brengsek), “pute” (perek), atau “salope” (jalang). Untungnya, orang Prancis masih menggunakan beberapa ekspresi yang lebih keren seperti “va te faire mettre”—yang apabila diterjemahkan berarti “sono entot diri elo sendiri” dan biasanya digunakan ketika kamu ingin mengusir orang.
Iklan
—Julie Le Baron
RUMANIA
BELANDA
Iklan
Penyakit-penyakit ini juga bisa digunakan secara positif. Ketika kerjaan ga kelar-kelar, kamu bisa bilang “teringdruk” (duh sibuk banget kayak TBC). Sementara kalau kamu menikmati waktu dengan seseorang, kamu bisa bilang “kankergezellig” (seru kayak kanker).—Twan Stoffels
AUSTRIA
DENMARK
Iklan
Kami benar-benar butuh bantuan, Jadi, jika kalian yang hidup di luar Denmark dan kebetulan terbiasa mengumpat, tolong kirimi kami kata-kata umpatan yang lebih berkualitas. Bukan apa-apa sih, kami cuma khawatir anak-anak muda Denmark di masa mendatang malas berkreasi, lalu pilih menerjemahkan makian legendaris di film Die Hard line "Yippee ki-yay, motherfucker!" sebagai "Terimakasih dan sampai jumpa lagi, dasar brengsek.” Makanya, please tolong kami ya. Bangsa kami kekurangan makian berkualitas.—Alfred Maddox
YUNANI
Iklan
Dan satu lagi, ada ungkapan dalam bahasa Yunani yang mungkin terasa pedas pada dekade ‘80an dan ‘90an. Ungkapan itu kira-kira berbunyi “semoga VCR-mu hangus terbakar.” Kalau kamu bertanya-tanya kenapa kalimat macam ini bisa jadi umpatan mematikan dua sampai tiga dekade lalu, kamu pasti enggak tahu semahal dan sekeren apa VCR di zaman itu.—Pavlos ToubekisOrang pasti menyangka kalau bahasa Jerman punya koleksi umpatan yang banyak, sebab suara penutur bahasa Jerman itu udah kayak orang marah-marah. Praktiknya enggak gitu kok. Dalam urusan umpat mengumpat, bahasa Jerman cenderung membosankan dan jinak. Bahkan, umpatan klasik bahasa kami saja terdengar seperti anak yang mau ngomong kasar tapi enggak tahu caranya. Contohnya “Dumme Kuh" (sapi goblok) atau "Pissnelke" (yang bisa diartikan sebagai dandelion atau cewek munafik yang membosankan), atau "Flachzange" (yang berarti pandir).
JERMAN
Dibanding bahasa lain, celaan bahasa Jerman lebih fokus pada kotoran tubuh dan pantat daripada aktivitas seksual. Umpatan pertama yang biasanya dipelajari orang asing dari budaya Jerman adalah "Scheiße" (tai) atau "Arschloch" (brengsek) yang juga lumayan populer.Belakangan, umpatan-umpatan terbaik dalam bahasa Jerman diperkenalkan lewat musik rap lokal. Rapper-rapper memperkenalkan konsep saling meniduri ibu satu sama lain dengan umpatan macam "Hurensohn" (anak sundal) dan "Ich ficke deine Mutter" (gue entot nyokap lo). Mereka membawa umpatan sopan versi Jerman ke level yang lebih tinggi dengan frasa "Du Lauch!" (dasar daun bawang). Ya, daun bawang adalah ungkapan yang bikin kuping merah di negara kami. Jangan tanya kenapa.—Barbara Dabrowska