Meski sedang dilanda pandemi, 2020 merupakan tahun di mana generasi muda semakin berani menyuarakan keadilan dan menuntut perubahan. Gerakan Black Lives Matter telah memicu gelombang protes global yang melawan rasisme sistemik. Gerakan itu kini terpilih sebagai nominasi penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2021.
Sejak dibentuk pada 2013, Black Lives Matter atau BLM mulai diakui secara internasional setelah rakyat Amerika Serikat turun ke jalan mengecam kebrutalan polisi yang menewaskan George Floyd dan Breonna Taylor tahun lalu. BLM menjadi gerakan aktivis terbesar sepanjang sejarah AS, dan menginspirasi aksi demo dan pawai damai di ratusan negara.
Sebagai apresiasi atas kerja keras BLM dalam meningkatkan kesadaran akan ketidakadilan rasial di seluruh dunia, Perdana Menteri Norwegia Peter Eide mengusulkan agar gerakan ini dinominasikan meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2021. “[Gerakan BLM] telah melakukan pencapaian luar biasa dalam meningkatkan kesadaran global tentang ketidakadilan rasial.
“Saya melihat peningkatan kasus ketidakadilan tak hanya menjadi masalah utama di Amerika Serikat saja, tetapi juga di Eropa dan Asia,” dia melanjutkan. “Black Lives Matter telah menjadi gerakan dunia yang sangat penting untuk melawan ketidakadilan rasial.”
Meski Hadiah Nobel Perdamaian biasanya diberikan kepada aktivis atau politikus — Greta Thunberg masuk nominasi tahun lalu, sementara Malala Yousafzai menjadi penerima Nobel termuda pada 2014 — penghargaan ini juga bisa dimenangkan oleh kelompok atau gerakan aktivis yang lebih besar. Pada 2020, Program Pangan Dunia meraih Nobel atas upayanya memerangi kelaparan dan mempromosikan kedamaian dunia.
Acara penghargaan tahun ini akan diselenggarakan di Oslo pada 10 Desember. Terlepas menang atau tidaknya nanti, kegigihan BLM dalam memerangi ketidakadilan rasial membuat gerakan ini layak masuk nominasi.
“Jika gerakan kita memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, maka itu akan menjadi kemenangan jutaan orang yang telah memperjuangkan hak-hak warga kulit Hitam selama tujuh tahun terakhir,” Patrisse Cullors, salah satu pelopor gerakan, berujar dalam postingan Instagram-nya.
“Saya berterima kasih kepada semua organisasi dan individu yang telah melengkapi gerakan ini. Kita berjuang bersama-sama.”