Hiburan

Perusahaan Jepang Izinkan Karyawan Cuti Saat Idol Kesayangan Mereka Pensiun

“Kesedihannya seperti melepas anak yang akan hidup mandiri,” ujar Shizen Tsurumi, bos perusahaan periklanan di Tokyo. Karena karyawan tak fokus kerja, mending diizinkan cuti saja.
girlband Jepang Momen kelulusan salah satu personel girlband Jepang AKB48
Momen kelulusan salah satu personel girlband Jepang AKB48. Foto oleh TOSHIFUMI KITAMURA / AFP

Bayangkan seandainya kalian sedang siap-siap berangkat kerja ketika membaca berita idola akan keluar dari grupnya. Dia memamerkan jari manis yang dihiasi cincin ke akun Instagram pribadi. Alasannya rehat dari dunia hiburan yaitu untuk menikmati hidup berkeluarga bersama lelaki idamannya.

Kalian takkan bisa lagi menonton video klipnya, atau menonton penampilannya di konser. Kalian patah hati. Kalian tetap berangkat kerja, tapi tidak bisa fokus menyelesaikan pekerjaan. Yang kalian pikirkan sepanjang hari hanyalah sang idola.

Iklan

Kalian tidak mungkin bisa mengambil cuti dengan alasan idola keluar dari grup… kecuali kalian bekerja di perusahaan satu ini. Perusahaan periklanan Hiroro di Tokyo telah mengizinkan karyawannya izin cuti untuk mengobati rasa sedih ditinggalkan idola.

Pegawai Haroro dapat mengambil cuti hingga 10 hari saat musisi favorit mereka menikah. Mereka juga berhak atas 10 hari cuti berkabung jika idolanya pensiun. Hak cuti berkabung biasanya diberikan untuk karyawan yang anggota keluarganya meninggal. Pemberian cuti ini sangat menyimpang dari budaya gila kerja Jepang yang tidak memiliki sistem cuti sakit nasional.

Pendiri dan CEO Hiroro, Shizen Tsurumi, tahu persis betapa sedihnya ketika idola mengundurkan diri. “Rasanya seolah-olah hewan peliharaan atau orang yang kalian sayangi menghilang begitu saja,” Tsurumi memberi tahu VICE World News. “Mereka masih hidup, tapi tak lagi berada di dekatmu. Kesedihannya sama seperti saat melepaskan anak yang akan hidup mandiri.”

Dia membuat kebijakan ini setelah mendapati karyawan yang tidak fokus bekerja akibat idolanya pensiun. “Karyawan saya kaget idolanya pensiun. Saya memahami perasaannya,” tutur Tsurumi.

“Dia sudah mengambil cuti dari sistem liburan baru ini,” lanjutnya.

Industri J-Pop yang bernilai ratusan juta dolar memiliki fandom besar dan kuat di dalam negeri. Penggemar rajin menonton konser, serta membeli album dan merch grup favorit mereka. Bagi fans berat, mereka tak tanggung-tanggung dalam mendukung idola. Mereka akan mendatangi setiap acara jumpa temu atau jabat tangan, dan menghabiskan sebagian besar waktunya menulis fanfiction.

Iklan

Namun, budaya otaku terkenal problematis. Tak sedikit dari mereka yang melewati batas — tidak dapat membedakan mana dunia nyata dan imajinasi. Musisi J-Pop dilarang punya kekasih agar penggemar tidak patah hati. Beberapa anggota girlband bahkan dipaksa meminta maaf ke publik dan menggundulkan kepalanya karena ketahuan berpacaran.

Kefanatikan penggemar kerap berujung kekerasan. Pada 2018, anggota girlband NGT48 Maho Yamaguchi diserang dua laki-laki di depan rumah. Tubuhnya dihempas ke tanah, dan wajahnya dicengkeram kuat-kuat. Kedua lelaki itu lolos dari hukuman karena mereka “hanyalah penggemar biasa”.

Penggemar Yamaguchi mengecam label AKS yang memilih bungkam dan mengabaikan kasusnya. Agensi itu baru menyatakan penyesalan setelah sang penyanyi minta maaf karena “menimbulkan masalah” di hadapan penonton pada 2019.

Penggemar fanatik macam ini mencemari nama baik fanbase, tapi Tsurumi menyebut fandom tak melulu menyeramkan seperti itu.

“Idola menghadiahkan penampilannya kepadamu. Tapi bagi idola, penggemar lah yang membantu mereka berkembang. Kita tumbuh dan bertambah dewasa bersama mereka. Ini menciptakan hubungan yang kuat antara penggemar dan idola,” katanya.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.