VICE K-Pop

BTS Jadi Sasaran Boikot Kaum Nasionalis Tiongkok karena Komen Soal Perang Korea

Troll Cina marah boyband Korsel itu tak mengenang tentara mereka yang gugur dalam perang tersebut. Akankah boikot ini bisa merusak karir BTS di Tiongkok?
Junhyup Kwon
Seoul, KR
Grup K-Pop BTS Diboikot di Tiongkok Karena Komentar soal Perang Korea
Foto: Dia Dipasupil via GETTY IMAGES

Popularitas BTS terus meroket di kancah internasional. Dua lagu mereka menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100, dan konser virtual yang diadakan akhir pekan lalu ditonton hampir satu juta orang. Namun, di tengah kesuksesannya sebagai boyband terlaris di dunia, mereka habis tersandung kontroversi di Tiongkok.

Semuanya bermula dari Penghargaan Van Fleet yang diboyong BTS pekan lalu. Organisasi The Korea Society di New York menganugerahkan penghargaan terhormat itu kepada boyband karena karya mereka telah “mempererat hubungan Amerika Serikat dengan Korea”. Seperti penerima penghargaan pada umumnya, RM menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya perdamaian dunia.

Iklan

“Penghargaan ini menandai peringatan 70 tahun Perang Korea,” ujarnya. “Kita harus bersama-sama membangun pemahaman dan solidaritas untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan bahagia. Kami akan selalu mengingat sejarah menyakitkan yang dialami kedua bangsa dan segala pengorbanan para pahlawan.”

Tanpa disangka-sangka, pidato ini memicu amarah warganet Tiongkok. Pejabat negara bahkan sampai angkat suara. RM dinilai hanya mementingkan sisi Korea Selatan saja, dan melupakan para tentara Tiongkok yang berjuang hingga titik darah penghabisan bersama Korea Utara. Kecamannya cukup hebat di sana, tetapi pakar dan penggemar sejati BTS melihat tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Pada 25 Juni 1950, Korea Selatan diserbu ribuan pasukan Korea Utara menyusul konflik perbatasan intens. Dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan AS, Korea Selatan bentrok dengan Korea Utara yang dibantu oleh Tiongkok dan Uni Soviet. Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada 1953, tapi dampak yang dirasakan amat luar biasa. Perang ini menelan jutaan nyawa dan membagi semenanjung Korea.

“Perang Korea juga merenggut jutaan nyawa di Tiongkok dan Korea Utara. Betapa sombongnya BTS hanya mementingkan negaranya saja dalam penghargaan perdamaian,” sindir pengguna medsos Weibo.

Pengguna lain menunjukkan sikap patriotisme mereka dengan menghina BTS pada akun resmi Weibo boyband. Mereka mengapresiasi keputusan merek-merek besar seperti Samsung dan Fila yang menghapus iklan dan segala postingan menyangkut pelantun “Dynamite” pada akun medsos dan situs berbahasa Cina mereka.

Iklan

“Kami bangga dengan para tentara yang gagah berani bertempur dalam perang yang memecah belah Korea. Sikap BTS yang mengecualikan pengorbanan Tiongkok di panggung global telah menghina negara kami,” bunyi komentar lain yang disukai ribuan orang.

“Selamat tinggal, BTS. Karier kalian sudah berakhir di Tiongkok.”

Media milik negara menulis bagaimana pidato boyband “hanya mencerminkan sikap sepihak” dan “telah menyakiti perasaan penggemar”. Juru bicara Kemenlu Tiongkok Zhao Li Jian juga mengutuk BTS.

“Kita harus belajar dari sejarah, menghargai cinta dan perdamaian, dan menjunjung tinggi persatuan. Ini harus menjadi tujuan kita bersama,” tutur Zhao.

BTS sering membicarakan masalah sosial seperti kesehatan mental. Boyband dan penerima penghargaan lainnya seperti veteran Perang Korea diakui telah memperkuat hubungan Korea Selatan dengan Amerika Serikat melalui pesan positif yang menjunjung tinggi inklusivitas.

Big Hit Entertainment tidak menanggapi permintaan VICE News untuk berkomentar.

Fanbase ARMY tak buang waktu membela idola mereka di Twitter.

“BTS dari Korea. Wajar dong kalau mereka membela negaranya,” kicau @souljoon_. Penggemar lain menyindir, “Saya tidak sabar melihat Kim Jong-un marah-marah karena BTS tidak mengenang pengorbanan Korea Utara.”

“Bagian mana yang menyindir [Tiongkok]?” bunyi twit pengguna @ellalim1204. “Saya heran kenapa orang Tiongkok tidak bisa memahami permintaan mereka untuk mempertimbangkan perspektif Tiongkok tidak masuk akal.”

Iklan

Joshua Wong, aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang sering menjadi sasaran troll Tiongkok, menyuarakan dukungannya kepada BTS.

Dia menulis dalam sebuah utas, “Sangat wajar jika mereka hanya menyinggung kedua negara ketika menerima penghargaan yang mempromosikan hubungan #US-#Korea. Pidatonya tidak menyinggung #China sama sekali, tapi troll nasionalis menganggapnya sebagai penghinaan.”

Kemarahan warganet Tiongkok tenggelam oleh dukungan yang mengaliri BTS di Korea Selatan.

Pada portal web populer Naver, pengguna menyebut pemerintah dan warga Tiongkok bereaksi berlebihan terhadap komentar BTS.

“Konyol banget Kemenlu Tiongkok mengkritik penyanyi dari negara lain dan warga mengikutinya begitu saja,” bunyi komentar pengguna Naver pada artikel tentang masalah ini. Komentarnya telah disukai 4.000 kali.

Sejumlah orang mengingat kembali insiden yang menimpa penyanyi K-Pop Lee Hyo-ri Agustus lalu. Warganet Tiongkok menuduhnya menghina pemimpin komunis Mao Zedong, setelah meminta acara TV untuk menggunakan nama panggungnya “Mao”. Tim produksi meluruskan bahwa dia tidak menyinggung mendiang pemimpin Tiongkok sama sekali.

Meski Tiongkok memiliki pengaruh besar dalam industri hiburan, seruan boikot ini takkan berarti apa-apa bagi BTS.

“BTS telah meraih kesuksesan besar sehingga mereka tidak perlu bergantung pada pasar Tiongkok,” tulis kolumnis terkemuka Kim Do-hoon.

“Mereka telah menguasai pasar dunia [dan sudah pada] level tidak perlu tunduk pada budaya [Tiongkok] yang penuh sensor secara nasionalis dan patriotik.”

Stanley Rosen, dosen ilmu politik dan hubungan internasional di University of Southern California, berpandangan kontroversi ini “masalah sepele” dan memengaruhi BTS untuk “waktu yang singkat”.

“Peringkat favorabilitas Tiongkok telah menurun drastis di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Kontroversi ini menjadi contoh lain soft power Tiongkok di negara Asia Timur sangat lemah,” Stanley memberi tahu VICE News.

“Melihat kesuksesan besar mereka, akan sangat konyol jika perusahaan besar ikut menghapus konten dan iklan BTS di negara selain Tiongkok.”