kapitalisme

Ironi Saat Forum Para Kapitalis Merumuskan Jargon Omong Kosong 'Revolusi Industri ke-4'

Forum Ekonomi Dunia (WEF) menjajakan berbagai istilah dan visi korporasi tak bermakna, guna mengalihkan perhatian dari krisis inheren dalam kapitalisme global Abad 21.
Foto momen pelaksanaan World Economic Forum di Davos dari Getty Images.
Foto momen pelaksanaan World Economic Forum di Davos dari Getty Images.

Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos adalah surganya para elit politik dan ekonomi untuk menghormati konsep pasar bebas, dan Properti Pribadi. Ironisnya, mayoritas dari nama-nama yang hadir di forum itu terbukti malas bayar pajak.

Bermodal narasi legitimasi soal kerja keras, miliarder dunia berkumpul setiap tahunnya untuk membenarkan ketimpangan ekonomi dalam skala massif, yang mereka ciptakan sendiri, atau masalah sosial yang timbul karena “kapitalisme hanyalah amoral”, hingga bencana iklim yang sengaja dijadikan sumber keuntungan oleh banyak elit selama beberapa dekade.

Iklan

“Manifesto” berjudul “Tujuan Universal Perusahaan dalam Revolusi Industri Keempat” belum lama dirilis untuk menyambut World Economic Forum di Davos 2020.

“Semua stakeholder pada suatu perusahaan seharusnya terlibat dalam penciptaan nilai bersama yang berkelanjutan,” bunyi bagian pembuka dokumennya. “Guna mewujudkannya, itu berarti perusahaan tak hanya melayani stakeholder, tetapi juga para shareholdernya—karyawan, pelanggan, pemasok, komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.”

Manifesto Davos lebih lanjut menggembar-gemborkan pentingnya membayar pajak, melawan korupsi, menegakkan HAM, mendorong “persaingan adil”, penggunaan data yang bertanggung jawab, pengelolaan lingkungan, inovasi, dan Return On Investment bertanggung jawab. Kita bisa melihat betapa rendah standarnya jika semua hal di atas diusulkan sebagai solusi memperbaiki kapitalisme.

Davos membuatmu percaya bahwa perusahaan semestinya lebih bertanggung jawab dan memprioritaskan hal-hal selain keuntungan. Masalahnya, kecenderungan mencari keuntungan dan sikap eksploitasi yang menyertainya adalah alasan kapitalisme bisa berkembang pesat dan penyebab terjadinya masalah-masalah politik, sosial dan ekonomi yang kita derita saat ini.

Dokumen tersebut hanyalah omong kosong yang dimaksudkan untuk menghentikan penilaian kritis terhadap krisis yang terjadi, serta melegitimasi sistem terkini dengan menegaskan “solusi adil” di atas adalah satu-satunya yang perlu dilakukan.

Iklan

Manifesto ini menekankan pada Revolusi Industri Keempat. Anggota Davos telah menjanjikan perubahan baru ini sejak 2016. Tapi, Revolusi Industri 4.0 itu sebenarnya apa? Pencetus bentuk “ kapitalisme baru” Marc Benioff mengatakan Revolusi Industri 4.0 adalah “wilayah belum dipetakan”. Sementara itu, Klaus Schwab selaku pendiri Forum Ekonomi Dunia mencirikannya sebagai serangkaian “kemungkinan” yang “berpotensi” menggabungkan teknologi, biologi dan informasi untuk membentuk dunia baru.

Istilah yang sangat sulit dipahami. Bukannya mengerti, kita malah semakin dibuat bingung ketika mendengar penggambarannya.

Satu hal pasti, Revolusi Industri 4.0 tidak nyata. Elizabeth Garbee menulis artikel komprehensif pada 2016 betapa frasa tersebut tidak ada artinya, dan telah digunakan sejak 75 tahun lalu untuk memanggil fase baru yang katanya sudah dekat. Lagi pula, janji-janji yang diberikan Revolusi Industri 4.0 kedengaran sangat mengerikan.

Intinya, Manifesto Davos dibuat untuk menyelamatkan kapitalisme dengan menciptakan frasa dan ide-ide kosong. Kita tak perlu terkejut melihatnya. Mereka menulis semua omong kosong itu agar mereka tak lagi diminta bertanggung jawab atas perbuatan merusaknya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.