Dampak Kemiskinan

Kemiskinan Bisa Memicu Penuaan Dini

Orang yang mengalami penuaan memerlukan lebih banyak perawatan kesehatan yang semakin membuat mereka miskin.
Hannah Smothers
Brooklyn, US
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Seorang perempuan duduk di meja dokter Kemiskinan Bisa Memicu Penuaan Dini
Foto ilustrasi oleh Getty Images/Uppercut RF 

Para peneliti dari Universitas Kopenhagen menemukan kaitan signifikan antara kemiskinan dan penuaan dini. Temuannya masuk akal apabila dilihat dari kondisi terkini Amerika Serikat. Seperti yang kita ketahui, Negara Adidaya satu ini memiliki sistem pelayanan kesehatan yang relatif buruk. Minimnya asuransi dan akses kesehatan terjangkau membuat banyak warga AS menderita karena mereka tak mampu menerima perawatan bagus.

Iklan

Penelitian mereka, yang mendefinisikan “kemiskinan relatif” sebagai pendapatan tahunan setidaknya 60 persen di bawah median, mengukur kekuatan fisik dan kognitif 5.500 orang dewasa. Peserta diwajibkan melakukan tantangan fisik seperti kekuatan cengkeraman, berdiri, dan duduk di kursi berulang kali selama 30 detik, serta melompat setinggi-tingginya. Mereka juga harus menyelesaikan tantangan kognitif berupa menghafal urutan item.

Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata peserta yang tidak pernah kesulitan ekonomi dapat melakukan tantangannya lebih baik. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan hidup dalam kemiskinan relatif selama empat tahun atau lebih secara signifikan terkait dengan "kemampuan fisik [dan] fungsi kognitif lebih buruk."

"Penuaan dini membuat orang harus mendapatkan perawatan lebih di usianya yang masih muda," kata penulis Rikke Lund dalam laporan singkat tentang penelitiannya. Dia kemudian menambahkan sebagian besar tidak menyadari sudah menua sampai mereka benar-benar tua. Akibatnya, mereka telat mengambil tindakan pencegahan.

Namun, balik lagi, pencegahan berarti mereka memerlukan pelayanan kesehatan, yang sangat sulit diakses banyak orang di berbagai dunia yang status sosialnya bukan orang kaya dan tidak bekerja purnawaktu.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic