FYI.

This story is over 5 years old.

Tiongkok

Stasiun Luar Angkasa Cina Bakal Jatuh ke Bumi Dalam Waktu Dekat

Masalahnya, pemerintah Tiongkok pun tidak tahu wahana antariksa yang berukuran besar itu bakal jatuh di wilayah mana. Waduh...
Ilmuwan di Markas Pusat Misi Antariksa Beijing memantau pendaratan pesawat Shenzou di Stasiun Luar Angkasa Tiangong-1. Foto oleh VCG/Getty Images.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Stasiun luar angkasa Tiongkok diperkirakan akan jatuh ke Bumi beberapa pekan lagi. Masalahnya, tidak ada yang bisa memperkirakan di wilayah mana wahana antariksa tersebut bakal jatuh.

Badan Antariksa Cina kehilangan kontak sekaligus tidak bisa mengendalikan laju stasiun luar angkasa Tiangong-1 di orbit planet kita sejak Maret 2016. Sebelum kehilangan kontak, wahana antariksa berbobot 9,4 ton itu sudah terombang-ambing di orbit Bumi selama empat tahun, berdasarkan laporan kantor berita Xinhua. Setelah sekian lama hanya memutari bumi, Tiangong-1 diperkirakan kehilangan kecepatan dan akan segera jatuh ke Bumi pada pekan pertama April mendatang. Berdasarkan perhitungan ilmuwan, stasiun luar angkasa itu akan pecah berkeping-keping saat memasuki atmosfer. Namun, ke mana pecahannya jatuh belum dapat diperkirakan. Ilmuwan Tiongkok optimis serpihan Tiangong-1 tidak akan menimpa kawasan padat penduduk.

Iklan

"Kami dapat menyatakan bila obyek antariksa tersebut akan memasuki bumi dan jatuh di kisaran 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan," demikian keterangan tertulis dari Badan Antariksa Tiongkok.

Sayangnya, pernyataan itu juga kurang meyakinkan. Koordinat titik jatuh itu mencakup dua pertiga bumi. Garis lintang utaranya mencakup kota besar seperti New York di Amerika Serikat, serta sebagian wilayah Rusia. Sementara di lintang selatan, Tiangong-1 dapat jatuh di bagian selatan Afrika maupun Australia, bahkan bisa saja mencapai Argentina.

Saat diluncurkan pada 2012, Tiangong-1 adalah proyek luar angkasa paling ambisius dari Tiongkok. Cina ingin membanggakan kemampuan mereka dalam bidang dirgantara, karena dalam stasiun luar angkasa itu terdapat laboratorium, dapat menampung astronot, serta bisa menjadi pangkalan riset antariksa.

Kini, dengan Cina sudah terhitung 'pasrah', apakah ilmuwan negara lain tidak bisa membantu mereka untuk menentukan kemungkinan koordinat jatuhnya Tiangong-1? Rupanya ilmuwan dari AS sekalipun juga pesimis bisa membuat prediksi.

"Kami tidak bisa memprediksi titik jatuhnya secara akurat, karena memang hal itu mustahil dilakukan, apalagi semua tergantung dengan kecepatan angin ketika serpihannya jatuh melewati atmosfer," kata Jonathan McDowell, astrofisikawan Universitas Harvard saat dihubungi VICE News.

Satu-satunya yang bisa diprediksi oleh ilmuwan adalah kondisi matahari. Tapi sesudah melewati atmosfer tak ada kalkulasi yang bisa memperkirakan lajunya. Tiangong-1 saat ini berotasi dengan bumi setiap 90 menit.

Iklan

Untungnya, ilmuwan sepakat kalau potensi Tiangong-1 jatuh ke wilayah berpenduduk sangat kecil. Kemungkinannya adalah satu banding sejuta. Bahkan jauh lebih kecil dari seseorang menang lotere. Sepanjang sejarah, hanya ada satu manusia pernah ketiban serpihan wahana antariksa. Namanya Lottie Williams, yang kejatuhan serpihan satelit NASA pada 1997. Nyatanya, dia sama sekali tidak terluka.

Kepada Fox News, Williams masih ingat saat serpihan satelit itu mengenai tubuhnya ketika dia sedang jalan-jalan di taman kawasan Tulsa, Oklahoma. Jadi gimana rasanya kejatuhan satelit? Kayak tertimpa kaleng soda kosong aja menurut Williams.

Selain itu, satelit atau wahana antariksa jatuh dari orbit sebetulnya terjadi lebih sering dari perkiraan orang awam. Ada sekitar 19 ribu satelit di orbit planet saat ini, berdasarkan data space-track.org. Kalau kalian mau memantaunya, silakan simak visualisasi interaktif di Stuff in Space, untuk melihat mana saja satelit yang sedang berada di orbit saat ini. Pada januari tahun ini, roket milik Rusia jatuh di Peru. Penduduk setempat menemukannya sudah dalam serpihan kecil-kecil, kemungkinan karena hancur saat melewati atmosfer.

Balik lagi ke Tiangong-1, kemungkinan stasiun luar angkasa ini juga bakal jadi serpihan kecil. Sebaran jatuhnya masih bisa diperkirakan, kemungkinan di rentang 100 kilometer dari titik awal penemuan.

McDowell meyakini tidak ada bahaya yang bisa terjadi dari jatuhnya Tiangong-1, namun karena ukurannya besar, semua otoritas terkait tetap harus waspada.

Lembaga Antariksa Tiongkok juga memperingatkan warga sipil agar tidak sembarangan memungut serpihan stasiun luar angkasa mereka bila kelak ditemukan. Pasalnya, bagian luar stasiun luar angkasa it mengancung racun hydrazine dari mesin pendorongnya saat diluncurkan ke orbit dulu. "Sebagai langkah keamanan, jangan sampai menyentuh ataupun menghirup apapun yang muncul dari serpihan tersebut," kata lembaga tersebut melalui keterangan tertulis.