FYI.

This story is over 5 years old.

Kesehatan Mental

Melihat Ikan Berenang di Akuarium Ternyata Bermanfaat untuk Menenangkan Diri

Ternyata memelihara ikan hias dalam akuarium tidak hanya dapat mempercantik pemandangan ruang tamu kita, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Peneliti percaya bahwa kita bisa menghilangkan stress hanya dengan melihat ikan berenang di akuarium.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID

Ternyata memelihara ikan hias dalam akuarium tidak hanya dapat mempercantik pemandangan ruang tamu kita, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Peneliti percaya bahwa kita bisa menghilangkan stress hanya dengan melihat ikan berenang di akuarium. Setahun yang lalu, saya bersama keluarga mengunjungi toko hewan peliharaan di dekat rumah kami. Saat sedang di bagian ikan hias, anak-anak saya meminta untuk dibelikan ikan hias. “Ikan lebih mudah dipelihara daripada Anjing,” alasannya. “Kita hanya perlu memberi makan mereka, membersihkan air dan mengajaknya jalan-jalan.” Saya sudah tahu tentang itu, dan akhirnya saya mengikuti kemauan anak-anak saya. Kami memutuskan membeli tiga akuarium berisi ikan hias: dua akuarium kecil berkapasitas 19 liter yang muat untuk beberapa jenis ikan, dan satu akuarium besar berkapasitas 189 liter yang kalau dipikir-pikir muat untuk seluruh keluarga besar Dory. Saya meletakkan akuarium-akuarium tersebut di beberapa tempat di rumah. Awalnya saya membeli ikan-ikan akuarium ini hanya untuk menyenangkan anak-anak, tetapi ternyata saya juga merasakan manfaat mereka. Saya merasa terhanyut dengan suara gemercik air, warna-warna ikan, dan suasana akuarium yang damai dan menenangkan. Saya terpikat setiap kali ikan-ikan itu berenang di dekat kaca akuarium dan seakan mengikuti saya saat sedang lewat. Saya juga baru menyadari kalau keberadaan ikan-ikan akuarium ini dapat memperbaiki suasana hati. Saya merasa lebih tenang setelah melihat mereka berenang. Saya kira ini hanya terjadi kepada saya, tetapi dunia kedokteran ternyata sudah mengamini bahwa ikan hias akuarium bisa digunakan sebagai terapi kesehatan mental yang lebih dikenal sebagai “terapi akuarium”. Terapi akuarium memang belum diakui secara resmi, tetapi sudah menjadi bagian dari terapi dibantu hewan (AAT). AAT adalah terapi kesehatan mental yang menggunakan hewan terapi berlisensi.
Beberapa studi menemukan bahwa melihat ikan berenang di akuarium dapat mengurangi stres dan perasaan cemas, menenangkan diri, dan menurunkan denyut jantung serta mengendurkan ketegangan otot. Faktanya, melihat ikan berenang di akuarium sebentar saja bisa menstabilkan suasana hati karena manusia cenderung merasa lebih damai saat berhubungan langsung dengan alam. “Berhubungan dekat dengan alam, terutama hewan, sangat penting bagi kondisi psikologis manusia,” ujar Alan Beck, seorang dosen dan direktur Center for the Human-Animal Bond di Purdue University. Jika manusia memahami dan menghargai alam, maka ini bisa menguntungkan mereka. Beck mengacu daya tarik ini sebagai hipotesis biophilia. Istilah ini diciptakan oleh ahli biologi asal Amerika bernama E.O. Wilson. Hipotesis biophilia menjelaskan bahwa manusia akan menjadi lebih fokus dan sehat jika berhubungan dekat dengan alam. “Terapi akuarium adalah salah satu cara bagi Anda untuk mendekatkan diri dengan alam,” Beck menambahkan. Terapi ini memiliki banyak manfaat dan saat ini peneliti sedang menelusuri manfaat lainnya. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa melihat ikan berenang di akuarium selama sepuluh menit dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Studi tersebut menilai respons fisik dan psikologis dari 112 peserta acak terhadap akuarium yang berisi jenis ikan hias yang beragam. Temuan menunjukkan bahwa mereka merasa lebih rileks meskipun tidak ada ikan di dalam akuarium. Denyut jantung mereka menurun sekitar 3 persen. Manfaatnya lebih besar lagi saat ada ikan di dalam akuarium. Denyut jantung dan tekanan darah bisa menurun hingga 7 persen dan 4 persen. Semakin banyak ikan di dalam akuarium, semakin membaik suasana hati mereka. Orang-orang menjadi lebih bahagia. “Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa semakin banyak dan beragam ikan yang ada di dalam akuarium, maka manfaatnya juga jauh lebih besar,” ujar Deborah Cracknell, seorang penulis utama dan peneliti independen yang berafiliasi dengan Plymouth University dan University of Exeter. “Suasana hati orang akan semakin meningkat dan denyut jantung menurun jika terapi dilakukan menggunakan akuarium besar berisi ikan yang beragam.” Dalam penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Center for Human-Animal Interaction di Virginia Commonwealth University, peneliti mengamati efek akuarium terhadap perasaan cemas, takut, frustasi dan depresi yang dialami pasien sebelum terapi electroconvulsive (ECT). 42 pasien akan memasuki ruangan dengan dan tanpa akuarium ikan secara bergiliran saat menunggu terapi. Meskipun tidak ada perubahan denyut jantung dan tekanan darah yang signifikan, kecemasan pasien yang berada di ruangan dengan akuarium berkurang 12 persen. Ternyata, terapi akuarium tidak hanya berguna bagi kondisi psikologis kita. Studi yang dilakukan pada tahun 1999 di Purdue University menunjukkan bahwa terapi akuarium dapat memperbaiki pola makan dan perilaku pasien Alzheimer. Studi ini meneliti 62 pasien Alzheimer di tiga fasilitas kesehatan selama 16 minggu. Peneliti mengamati perilaku mereka sebelum, saat dan sesudah sesi terapi yang menggunakan akuarium berisi delapan ikan besar berwarna-warni dengan ukuran 76 cm dan 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat meningkatkan asupan nutrisi pasien Alzheimer sebesar 21,1 persen dan membuat mereka lebih fokus. “Pasien penderita Alzheimer sangat agresif dan membuat mereka jarang makan yang bisa menurunkan berat badan. Ini berbahaya bagi kesehatan mereka,” ujar Beck. “Terapi akuarium membuat mereka tetap fokus, menaikkan berat badan, dan juga mengurangi beban orang lain.” Beberapa studi tambahan mengonfirmasi bahwa melihat ikan berenang di akuarium dianggap efektif dalam mengurangi kecemasan pasien yang sedang menunggu untuk operasi gigi. Terapi akuarium juga sangat membantu orang dewasa dan anak-anak penderita autis dan ADHD. “Meningkatnya bukti ilmiah yang mendukung efektivitas terapi dibantu hewan membuat semakin banyak rumah sakit, panti jompo dan sekolah yang menggunakan hewan terapi untuk menunjang fasilitas kesehatannya,” ujar Steve Feldman, direktur utama Human Animal Bond Research Institute (HABRI). “Kita sering berpikir kalau anjing adalah satu-satunya hewan yang bisa digunakan untuk terapi, padahal sebenarnya banyak penelitian ilmiah yang membuktikan kalau terapi akuarium juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan kita.” Feldman menjelaskan bahwa terapi akuarium merupakan pilihan yang tepat untuk sebagian orang karena biayanya tidak mahal dan tergolong mudah dirawat. Memelihara ikan hias akuarium sangat cocok bagi mereka yang sibuk, memiliki keterbatasan dana, atau hanya ingin mendekatkan diri dengan alam yang menenangkan diri. “Ikan yang meliuk-liuk dengan indahnya dapat menyita perhatian kita dan menenangkan pikiran,” ujar Beck. Jadi, bagaimana? Tertarik untuk memelihara ikan sekarang?

Iklan