Tacloban, Filipina, dampak angin Topan Haiyan. Foto viaWikimedia
Laporan baru oleh kelompok peneliti global mengungkap hampir satu miliar manusia di seluruh dunia menghadapi bencana lingkungan karena perubahan iklim–dan sebagian besar darinya tinggal di benua Asia.Global Peace Index tahunan dari The Institute for Economics and Peace’s (IEP) memperkirakan 971 juta warga dunia tinggal di daerah rentan terhadap badai, banjir, kebakaran hutan, dan naiknya permukaan laut. Parahnya lagi, sembilan negara paling rentan justru berada di Benua Asia dan sekitarnya.Jumlah individu berisiko di kawasan Asia Pasifik mencapai dua kali lipat jumlah orang berisiko di semua kawasan-kawasan lainnya. Filipina menduduki peringkat pertama sebagai negara paling berisiko, diikuti Jepang, Myanmar, Tiongkok, Indonesia, India, Vietnam, dan Pakistan.Di Indonesia misalnya, 4.231 orang tewas akibat bencana alam sepanjang 2018 dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Di tahun itu, ada 2.426 bencana alam terjadi di seluruh Indonesia.Gawatnya, dampak perubahan iklim kini semakin terasa di negara-negara yang tidak memiliki mekanisme efektif untuk melawan bencana alam. Pendiri dan ketua eksekutif IEP Steve Killelea mengatakan kepada ABC, kepulauan Pasifik “akan secara signifikan terdampak kenaikan air laut.Bahaya perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kedamaian sebuah negara. Negara penuh konflik lebih rentan terhadap bencana alam karena kuranya mekanisme untuk mengatasinya.“Dampak perubahan iklim mengancam kedamaian dalam sepuluh tahun mendatang,” kata para penulis laporan ini. “Efek perubahan iklim dapat memicu kekurangan sumber daya, keamanan, kesejahteraan, dan pengungsian dan meningkatkan risiko konflik pada masa depan.”Tahun lalu saja terdapat 17,2 juta manusia terlantar karena bencana alam, menurut sebuah laporan oleh Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC). Kawasan Asia Pasifik adalah yang paling terdampak, dengan 9,3 juta pengungsi. Sementara itu, Filipina, Tiongkok, dan India merupakan tiga negara paling terdampak pengungsian.“Dampaknya beragam di seluruh kawasan Asia Pasifik,” ujar penulis laporan IDMC. “Dari negara paling rentan seperti Filipina, Tiongkok, Indonesia, dan Jepang, hingga negara-negara pulau seperti Guam, Pulau Mariana Utara, dan Vanuatu.”Dari 971 juta orang yang menghadapi kebahayaan iklim di seluruh dunia, 2,4 juta darinya berasal dari Australia. Risiko utama di kawasan ini terdiri dari badai, kenaikan ketinggian laut, kekeringan, dan penggurunan.Follow Gavin di Twitter dan InstagramArtikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.
Iklan