FYI.

This story is over 5 years old.

Problem Ponsel Pintar

Anak Muda, Saatnya Nonaktifkan 'Push Notification' di Ponsel Kalian

Dulu notifikasi berguna memberitahumu tentang info penting masuk ke hape. Masalahnya sekarang notifikasi hanya memaksamu ngecek ponsel setiap saat tanpa alasan.
Image: Apple 

Awal pekan ini, aku memeriksa akun Facebook untuk pertama kalinya setelah beberapa hari tidak buka. Aku dapat 14 notifikasi dari medsos itu. Dari semua notifikasi tersebut, hanya ada satu yang memang ditujukan untukku (ada teman yang menjawab komentarku). Sisanya? Pemberitahuan kalau ada postingan di grup, iklan apartemen, atau postingan baru teman lama (yang aku enggak kenal-kenal amat). Pemberitahuan yang tidak ada hubungannya sama sekali denganku.

Iklan

Notifikasi semacam ini masih relatif baru. Untungnya, aku mematikan hampir semua notifikasinya supaya tidak memenuhi lock screen ponsel.

Banyaknya aplikasi yang ada membuat perhatian kita terpecah dan tidak bisa fokus pada satu aplikasi saja. Akibatnya, aplikasi-aplikasi ini memanfaatkan notifikasi untuk mendapatkan perhatianmu. Notifikasi tidak lagi berguna untuk memberi tahu sesuatu. Aplikasi di ponsel hanya ingin kamu memainkannya.

Facebook semakin sering mengirim notifikasi tidak penting ke pengguna yang jarang membuka profilnya. Manajemen melakukan kebijakan ini supaya pengguna kembali menggunakan Facebook. Aplikasi lain malah lebih parah lagi. Duolingo, misalnya, memanfaatkan notifikasi untuk mengingatkan pengguna yang jarang latihan.

Di iOS 12, Apple mencoba menyelesaikan masalah ini dengan mengumpulkan semua notifikasi dari satu aplikasi ke dalam satu susunan. Pembaruan ini dinilai berguna apabila kita menerima pesan beruntun dari seseorang. Notifikasi dari aplikasi lain jauh lebih menjengkelkan. Aku sering banget dapat banyak pemberitahuan yang memenuhi lock screen. Aku enggak bakalan tahu apa notifikasinya kalau tidak di-klik.

Aku punya solusi untuk menghentikan semua kegilaan ponsel pintar tersebut. Kamu bisa menonaktifkan sebagian besar fitur push notification-nya.

Kamu bisa menonaktifkan notifikasi di Android atau iOS dengan app-to-app. Saranku sih kamu sebaiknya mematikan sebagian besar notifikasi aplikasi (sistem pemberitahuan iOS 12 memberikanmu opsi untuk penyesuaian lebih lanjut. Ini langkah yang bagus untuk Apple).

Iklan

Beberapa bulan lalu, temanku kaget ketika melihat banyaknya notifikasi di ponselku. Kebanyakan pemberitahuannya datang dari email—aku suka mendaftarkan email ke berbagai newsletter dan listservs yang sebenarnya enggak penting—tapi ada juga yang datang dari Facebook, Instagram, Twitter, SMS, skor olahraga, berita, dan pemberitahuan lainnya. Aku sampai enggak pernah membacanya lagi karena kebanyakan notifikasi. Karena itulah aku memutuskan untuk menonaktifkannya.

Pertama, aku menonaktifkan notifikasi Twitter. Kebanyakan pengguna Twitter suka ribut sekarang dan pemberitahuan twitnya akan masuk ke lock screen. Males banget, kan? Aku menonaktifkan pemberitahuannya karena sudah muak dengan mention yang memancing emosi dan merusak hari.

Facebook dan Instagram mendapatkan giliran selanjutnya. Alasanku menonaktifkan mereka karena notifikasinya terlalu sering muncul. Aku hanya akan buka kedua aplikasi ini kalau sedang ingin saja, bukan karena dipaksa notifikasi. Aku senang ponselku jadi lebih tenang, dan enggak sebentar-sebentar bergetar karena ada notifikasi baru. Akhirnya aku memutuskan untuk menonaktifkan hampir semua pemberitahuan.

Menghentikan notifikasi email yang paling berat buatku, karena aku menonaktifkan email kantor dan pribadi. Aku melakukan ini bukan karena ingin menghindari email, tetapi karena aku terlalu banyak dapat email sampai-sampai aku mengabaikan notifikasinya.

Beragam penelitian menunjukkan intensitas rata-rata orang memeriksa pemberitahuan ponselnya setiap hari. Hasilnya sangat mengerikan. Apple mengatakan rata-rata iPhone dibuka 80 kali per hari, sedangkan penelitian lainnya memperkirakan antara iPhone 46 kali dibuka kuncinya dan "2.617 kali disentuh tiap hari" per hari. Rasanya aku lebih sering ngecek ponsel dibanding rata-rata orang.

Iklan

Dengan menonaktifkan setiap pemberitahuan (dan mengubah ponsel menjadi mode "silent" selama lima tahun terakhir) membuatku tahu mana notifikasi yang penting atau tidak. Aku biasa ngecek email sepuluh menit sekali juga lagian, jadi aku enggak perlu notifikasi untuk mengingatkanku buka email. Aku juga tidak mau aplikasi-aplikasi ini meminta dimainkan saat aku sedang melakukan hal yang lebih penting.

Aku tetap menyalakan notifikasi aplikasi chat dan SMS karena memang penting. Ponsel kan tujuannya untuk ngobrol dengan orang. Kalau dimatikan juga, buat apa punya ponsel? Aku juga membiarkan notifikasi aplikasi berita yang memang biasa aku buka.


Tonton dokumenter VICE soal bahaya industri asbes yang mematikan tapi masih saja populer dipakai:


Seperti yang kubilang tadi, enggak langsung ada perubahan signifikan setelah aku menonaktifkan notifikasi, tapi paling tidak aku jadi enggak separah dulu mengecek ponselnya. Aku sekarang menggunakan ponsel cuma buat situasi penting. Fungsi ponselku jadi seperti komputer sekarang. Aku hanya cek email, media sosial, membaca artikel atau buku, dan bermain game ketika aku pengin saja. Aku tidak lagi melakukannya karena dibombardir dengan notifikasi.

Aplikasi-aplikasi ponsel tahu kalau mereka bisa mendapatkan perhatianmu dengan memberikan notifikasi setiap saat. Cara terbaik untuk mengalahkannya yaitu dengan menonaktifkan semuanya.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic