FYI.

This story is over 5 years old.

Bertanya Buat Teman

Fakta Ilmiah Buat Merespons Curhatan, 'Aku Telat Dapet...'

VICE menghubungi dokter spesialis kandungan dan psikiater, membahas seputar tanda kehamilan dini di negara supermoralis macam Indonesia.
Foto ilustrasi tes kehamilan dari akun Flickr Shira Gal.

Bertanya Buat Teman adalah rubrik khusus menjawab semua pertanyaan kalian seputar kesehatan, yang paling tolol sekalipun. Jadi, kalau ada teman yang punya masalah tapi enggak berani tanya ke dokter, bisa kalian wakili lewat rubrik ini.

Begini Skenarionya:
Kalian lagi berduaan di kamar sama pacar. Di luar ujan. Kalian tiba-tiba engas karena dari tadi ndusel melulu (awalnya sih supaya anget doang). Abis itu, ya tahu sendirilah apa yang terjadi. Kira-kira beberapa minggu kemudian, kalian jalan bareng. Tapi pas sampai di rumahnya, dia malah cemberut. Setelah ngobrol-ngobrol, akhirnya keluar cerita: aku telat dapet, perutku bergas, payudara membesar. Kamu atau pasanganmu yakin sedang hamil, padahal kalian berdua terlalu muda untuk membesarkan anak. Nah, itulah salah satu rollercoaster terbaik dan terburuk di hidup, dengan begitu banyak potensi plot twist. Banyak hal seliweran di kepala, tapi sebenarnya yang ingin kamu ketahui adalah: Apa yang bisa kamu lakukan dalam momen kayak gitu, dan apa yang sebaiknya diketahui semua anak muda yang punya aktivitas seks tinggi? Saya ngobrol-ngobrol bareng dokter dan psikiater, membicarakan soal segala fakta ilmiah yang perlu kalian perlu ketahui sebelum menghadapi kecemasan, dan rasa panik gara-gara menstruasi telat. Faktanya:
Deddy Meizia, dokter spesialis kandungan dan persalinan, menyatakan selalu terjadi kebingungan soal kapan kehamilan itu terjadi di kalangan orang awam, baik yang sudah menikah maupun belum. Dia menjelaskan kehamilan biasanya terjadi saat seorang perempuan sedang subur-suburnya. Jika seorang perempuan memiliki siklus sepanjang 28 hari, berarti periode suburnya jatuh pada hari ke-14 kata Deddy. Fase pembuahan, di mana sperma bertemu dengan ovum, terjadi di menit-menit pertama si laki-laki ejakulasi. Lalu, di saat seorang perempuan "seharusnya" menstruasi, tapi ternyata telat 8 hingga 10 hari, urinnya memproduksi hormon chorionic gonadotropin (hCG). Tapi kalau kamu mengira kamu hamil hanya karena mual-mual, dan karena payudara dan perutmu mulai membengkak, ada kemungkinan kamu keliru. Deddi bilang itu adalah gejala-gejala yang terlalu subyektif. "Bahkan tes kehamilan lewat urin yang dipasarkan sebagai tes akurat seringkali menunjukkan hasil yang keliru," ujarnya. Dia bilang bahwa cara yang paling obyektif dan akurat untuk memastikan kehamilan dalam rentang 8 hingga 10 hari adalah dengan melakukan USG. Dari sana dokter melihat apakah rahim sudah diisi janin. Deddy juga bilang bahwa seseorang sebaiknya tak sekedar mengandalkan tes urin dan gejala-gejala subyektif. "Biasanya disebabkan oleh hormon, yang bisa ditimbulkan oleh kecapekan, stres, dan begadang."

Yang kamu perlu persiapkan:
Sewaktu kamu panik, sulit untuk memikirkan soal fakta dan apa yang terbaik untukmu dan pasanganmu. Agus juga bilang bahwa fase "apa yang harus dilakukan selanjutnya" biasanya paling tidak bisa diprediksi. Nah, untuk perkara yang bakal terjadi, dokter maupun psikiater sulit membantu.

Pada akhirnya, dukungan dari keluarga sangat penting. Sebab opsi menggugurkan kandungan tidak akan pernah diizinkan oleh tenaga medis. "Saya, atau kami, telah disumpah dan kita punya etika khusus soal nyawa manusia," ujar Agus Hermawanto, psikiater di salah satu RS swasta Jakarta.

"Saya bisa memastikan bahwa tidak ada dokter yang akan menyarankan aborsi, dan mereka akan menyarankan kamu meneruskan proses kehamilan. Dan di situlah peran orangtua menjadi amat penting. Sebagian besar orangtua akan mencoba menerima situasi tersebut. Tapi itu tidak selalu terjadi." Takut diusir keluarga adalah salah satu alasan orang-orang melakukan aborsi yang tak aman, kata Deddy. Dalam karirnya, dia mendengar banyak pasangan datang ke bidan terdekat dan bahkan sampai ada yang nekat menusukkan bambu ke vagina untuk menghancurkan janin. Tentu saja, opsi-opsi ilegal semacam itu tak patut kalian tempuh risikonya. Ada jalan lain, yang lebih berbelit, namun setidaknya aman buat kamu dan pasangan. Atau ya ada alternatif yang lebih terjal lagi, ngomong jujur ke orang tua kalau kalian terlanjur sembrono sebagai anak muda. Berat? Oke nanti kami bikin artikel panduannya deh.