Coronavirus

Lockdown Lagi Akibat Pandemi, Ribuan Orang di Australia Bakal Teriak Bersama dari Teras

Kegiatan yang diumumkan pertama kali lewat Facebook ini berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 warga Melbourne untuk berpartisipasi dari rumah masing-masing.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Lockdown Lagi Akibat Pandemi, Ribuan Orang di Australia Bakal Teriak Bersama di Teras
Ilustrasi teriakan via Pixaba

Pada 7 Agustus 2020, di jam 19.00 waktu setempat, puluhan ribu orang akan bersama-sama meluapkan emosi dengan cara berteriak dari teras rumah masing-masing. Kegiatan ini, yang pertama kali disebar lewat fitur event di Facebook, merupakan respons warga terhadap kebijakan lockdown yang terpaksa diambil pemerintah Australia setelah angka penularan Covid-19 kembali meningkat.

Lockdown, disertai jam malam, mulai diberlakukan sejak 2 Agustus lalu di Negara Bagian Victoria. Setelah pukul 20.00, orang tidak diperkenankan keluar rumah atau keluyuran tanpa alasan jelas.

Iklan

Gubernur Victoria, Daniel Andrews, menyatakan kebijakan keras ini terpaksa diambil lantara penularan virus corona kembali meningkat, terutama di Kota Melbourne. “Saya terpaksa menaikkan level siaga di negara bagian ke tingkat empat,” ujarnya. Jam malam bakal berlangsung hingga 13 September mendatang.

Selama momen lockdown, warga hanya boleh keluar rumah sekali dalam sehari untuk membeli kebutuhan pokok, serta satu jam untuk berolahraga, itupun dibatasi antara kurun jam 5 pagi sampai jam 8 malam.

Melihat perkembangan terbaru yang justru menunjukkan pandemi di Australia belum mencapai puncak, beberapa warga yang frustrasi berusaha saling menguatkan dengan kegiatan unik: yakni mengajak banyak orang ikut serta dalam kegiatan berteriak bersama dari teras rumah atau balkon apartemen masing-masing.

Kegiatan itu dijadwalkan berlangsung pada 7 Agustus 2020, pukul 19.00. “Covid memang bangsat, makanya, mari kita respons kebangsatan ini dengan berteriak sampai kalian merasa mendingan,” demikian keterangan dari acara tersebut di Facebook. “Intinya sederhana saja, tinggal berdiri di teras lalu berteriaklah. Mari kita bersatu dalam depresi ini.”

Undangan itu pertama kali digagas akun milik Tessethia Von Tessle Roberts, dan diumumkan pada 2 Agustus lalu. “Berteriak adalah cara terbaik merespons runtuhnya peradaban akibat pandemi ini. Karena kita tak bisa melakukan apapun untuk langsung mengubah keadaan, berteriak adalah salah satu upaya perlawanan terakhir yang kita punya,” tulisnya.

Ajakan Roberts ternyata disambut meriah. Sebanyak 7.000 orang sudah memastikan bakal teriak. Sementara 23 ribu lainnya tertarik ikut serta. Kita lihat saja, lewat video yang pastinya bakal viral ketika kegiatan ini berlangsung, bagaimana warga Australia merespons pandemi dengan kemuakan luar biasa lewat teriakan ekstrem dari rumah masing-masing.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia