Pandemi Corona

Ogah Ujian Praktik, Pelajar SMA di India Sebar Hoax Teman Sekolahnya Kena Covid-19

Kabar 13 pelajar SMA di Ahmedabad tertular Covid-19 diselidiki otoritas terkait. Rupanya info bersumber dari pelajar yang panik harus ujian tatap muka di sekolah.
Shamani Joshi
Mumbai, IN
Ogah Ujian Praktik, Pelajar SMA di India Sebar Hoax Teman Sekolahnya Kena Covid-19
Foto ilustrasi ujian sekolah oleh Green Chameleon / Unsplash

Pelajar di negara manapun pastinya malas bila harus ujian. Namun rasanya tidak banyak yang kenekatannya setara remaja perempuan dari Negara Bagian Gujarat di India ini. Dia sampai menyebar berita palsu kalau para pelajar sekolahnya tertular Covid-19 supaya ujian praktik tatap muka batal digelar, menurut laporan Times of India.

Iklan

Insiden ini terjadi pertengahan Februari 2021. Kepala sekolah SMA Udgam di Kota Ahmedabad segera berkoordinasi dengan otoritas kesehatan setelah muncul broadcast di WhatsApp kalau 13 pelajar sekolah mereka positif Covid-19. Ketika dipastikan kalau tidak ada laporan kasus di segmen remaja, pihak sekolah mulai melacak dari mana pesan ini beredar. Selain itu, pesan berantai ini lebih banyak bergulir di grup-grup yang terkait SMA Udgam.

Dari pelacakan tim guru, akhirnya ketahuan kalau broadcast message itu pertama kali disebar oleh salah satu pelajar perempuan. Saat diinterogasi, ternyata alasannya sepele: dia kaget setelah tahu salah satu mata pelajaran yang diikutinya menggelar ujian praktik tatap muka. Karena merasa tak siap ujian, dia akhirnya berinisiatif menyebar hoax tersebut. Harapannya sih guru-guru parno sendiri, dan membatalkan rencana ujian tatap muka.

Karena si pelajar mengaku menyesali tindakannya, sekolah batal menempuh jalur hukum. Si pelajar hanya dikenai sanksi dan tidak dilaporkan ke polisi.

Ketakutan pelajar pada ujian praktik tatap muka macam ini, menurut psikolog, bersumber dari konsep pembelajaran online yang dampaknya tidak sama untuk setiap anak.

“Ada rasa stres, kecemasan, dan perasaan penuh tekanan bagi pelajar remaja yang selama belajar online merasa bebas, tapi kemudian harus kembali diawasi guru,” kata Hvovi Bhagwagar, psikolog pendidikan yang diwawancarai VICE World News. “Itu sebabnya transisi kembali belajar di sekolah dari sebelumnya belajar sendiri di rumah akan terasa berat bagi nyaris semua pelajar. Para pendidik perlu memikirkan aspek tersebut.”

Follow Shamani di Instagram dan Twitter.