FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Enam Lagu Indonesia Terfavorit Personel White Shoes and the Couples Company

Basis grup indie pop Jakarta ternama itu, Ricky Virgana, berbagi musik Tanah Air favorit yang membuatnya berbahagia sekaligus mempengaruhi karir WSATCC.
Ricky Virgana. Foto dari arsip pribadi.

Ketika kita berusaha menyebutkan daftar musisi lokal yang musiknya "Indonesian banget", White Shoes and The Couples Company adalah salah satu nama yang pasti pertama muncul di kepala. Meskipun WSATCC—singkatan yang biasa digunakan pada band asal IKJ ini—memiliki banyak elemen-elemen musik non-Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa fondasi dasar musik serta estetika "retro" yang mereka tawarkan hanya dapat tumbuh tanah air tercinta ini.

Iklan

Pengaruh elemen-elemen ceria dan harmonis dari musik pop Indonesia dekade 50 dan 60-an (yang sendirinya dipengaruhi musik-musik barat pada era tersebut) bisa kita temukan dengan mudah dari katalog karya-karya mereka. Namun bukan hanya itu; WSATCC juga mengulik musik Indonesia tradisional. Racikan versi WSATCC di mini-album "Menyanyikan Lagu-Lagu Daerah" (2013) terdengar begitu alami—upaya memperluas sentuhan Jazz dan Pop Indonesia yang sejak awal mempengaruhi WSATCC.

Kami berkesempatan untuk menemui Ricky Virgana ditengah kesibukannya menjadi DJ, mentor bagi kedua anaknya (yang dengannya, membentuk trio yang harus disimak, We Love ABC), dan merangkum buku dimana ia menceritakan kisah beberapa kolektor vinyl lokal dan koleksi piringan hitam favorit mereka ditemani dengan foto-foto jepretan John Navid. Dengan pengetahuan musik bak sejarahwan musik lokal, Ricky menceritakan enam lagu Indonesia tempoe doeloe yang mempengaruhi dirinya dan WSATCC dalam berkarya.

1. "Na Hansit Do Hape" Trio Marihot

Saya tidak pernah membayangkan sebuah lagu tradisional asal Batak Sumatra Utara menjadi begitu indah, lirih, dan membius setelah digubah oleh Trio Marihot yang sampai saat ini masih menjadi tanda tanya. Siapakah Marihot ini? Melodi piano yang membius, serta lirik dalam bahasa batak yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bercerita tentang ''ungkapan kepahitan, kemiskinan, dan segala yang menyertainya.''

Iklan

2. "Mak Tatji" Orkes Kumbang Tjari

Sebuah lagu minang dengan alunan psychedelic cha-cha hustle namun dengan gaya bermain gitar yang kental nuansa surf rock, sukses membuat lagu dan rekaman ini banyak dicari oleh para kolektor dalam dan luar negeri. Akhirnya nama-nama seperti Orkes Kumbang Tjari, Orkes Gumarang dan Orkes Teruna Ria sukses membuat saya bangga bahwa saya seorang keturunan Minang.

3. "Tjir Gobang Gotjir" Nada Kentjana

Lagu dengan lirik berbahasa sunda, dikemas sangat menyegarkan untuk semua orang yang mendengarkannya. Saya suka cara para vokalis latar di lagu ini bernyanyi, dan mereka semua terdengar seperti ''Oslan Husein'' dalam jumlah banyak. Semua lagu-lagu di album ini mempunyai kualitas yang sangat bagus. Mari kita tunggu tanggal mainnya ketika para label di luar sana berebut merilis musik-musik ini dalam bentuk piringan hitam di tengah atau akhir tahun 2017.

4. "Minnie" Candra Darusman

Lagu ini akan selalu menjadi lagu Indonesia terfavorit saya sepanjang masa. Lirik yang sederhana namun fenomenal pada eranya, sebut sepenggal lirik yang ditulis oleh Harry Sabar ''Gaya mu terlihat up to date saja, tak kusangka kau siswa''. Jangan lupakan suara Om Candra yang datar, justru menambah nilai lagu ini menjadi sempurna.

5. "Kehidupan" Koes Plus

Saya bukan termasuk yang menyukai Koes Plus, malah sejujurnya saya merasa tidak nyaman dengan cara bernyanyi Pak Yon Koeswoyo. Tetapi di album Melepas Kerinduan ini saya merasa album ini berbeda dengan album Koes Plus yang lain, mulai dari nuansa musik sampai cara bernyanyi semua seperti sangat sempurna. Saya merasa Koes Plus sedang bermain bersama Fariz RM atau Geng Pegangsaan di era Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors (LCLR Prambors) .

6. "Suratan Insani" Jimmie Manopo

Jarang sekali seorang drummer di Indonesia merilis sebuah album solo, tapi tidak dengan Jimmie Manopo. Album dengan nuansa fusion yang kental ini masih dalam ranah yang bisa di nikmati oleh khalayak luas. Saya mencintai suara-suara dari synthesizer yang diciptakan di lagu ini, simak mulai menit 01:37 maka anda akan mengerti maksud saya.