Hidup di Indonesia bikin saya sadar satu hal: tiap hari kayaknya saya berurusan sama plastik. Ke minimarket, dapat kantong plastik. Beli minuman di situ, kemasannya plastik. Beli gorengan di pinggir jalan, bungkusnya juga plastik. Mau masak mi instan, eh, buka-buka plastik lagi. Tempat sampah aja kita kasih plastik, biar bersih. Plastik-ception. Waaaaww….Intinya plastik akan selalu ada di tengah kehidupan mulai dari di kamar mandi hingga ruangan kerja. Awalnya saya menganggap maraknya plastik ini biasa aja. Sampai kemudian saya enggak sengaja baca artikel ini: orang Indonesia termasuk yang paling boros dalam menggunakan plastik. Saat ini Indonesia menjadi negara tertinggi kedua yang menyumbang 3.22 juta metrik ton sampah plastik dunia setelah Cina.
Iklan
Tadinya saya mau bangga. Keren lah masuk tiga besar di dunia. Tapi habis lanjut browsing-browsing lagi, jadi agak mikir ya. Katanya sih plastik susah banget didaur ulang. Artinya, ada dampak yang pelan-pelan dirasakan lingkungan. Kalau berpangku tangan soal plastik, mungkin kita tanpa sadar tiap hari mengonsumsi mikroplastik. Serem beud….Makin baca dan nonton banyak dokumenter, makin terasa plastik tidak sepenuhnya bagus, buat diri saya maupun lingkungan. Saya jadi penasaran. Kayaknya perlu deh mencoba enggak pakai plastik sama sekali. Anggap aja diet gitu. Beginilah hasilnya.Hal pertama yang saya lakukan ketika bangun dari tidur adalah menyeduh kopi. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak SMA. Sayangnya, saya adalah penggemar berat kopi sachet. Sial, pikir saya, baru bangun tidur pun manusia sudah dihadapkan dengan urusan sampah plastik. Maka demi misi ini, saya mencoba tidak menyentuh kopi sachet andalan di dapur rumah.Akhirnya saya memilih menahan diri sampai tiba di kantor karena di sana ada stok kopi kalengan lengkap dengan mesin press manual. Walhasil, saya jadi enggak semangat di pagi hari lantaran mulut terasa kecut sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor.
Hari Pertama
Selama perjalanan, di telinga seperti terngiang teriakan penjual kopi keliling, “Woii, diem-diem aje. Ngopi ngapa ngopi?!” Tapi semua itu segera terbayar tatkala menyeruput kopi hitam di rooftop kantor tanpa perasaan bersalah akibat penggunaan bungkus plastik berlebih.
Iklan
Hari Kedua
Tentu saja, saya termasuk tipe orang seperti itu sampai akhirnya saya memutuskan membeli tumbler alumunium biar enggak gampang membuang kemasan plastik. Saya cuma perlu mengisi ulang tumbler tersebut di kantor setiap kali merasa haus. Bisa dibilang Ini merupakan hal paling gampang yang bisa dilakukan.Diet kopi sachet sudah. Memakai tumbler ramah lingkungan sudah. Kini saatnya mengurangi kantong plastik bungkus makanan. Ini rada tricky sih. Saya jarang makan di tempat. Lebih sering dibungkus buat dibawa ke kantor atau rumah. Apalagi dengan adanya fitur pemesanan makanan di salah satu aplikasi ojek online.Jadi makin males makan di tempat kecuali beramai-ramai dengan kawan atau keluarga. Cara mengakalinya paling dengan membawa piring dari kantor atau rumah ke warung makan langganan. Penjualnya mungkin bakal melihat dengan tatapan aneh, tapi saya cuek, kan saya tetap bayar makanannya.Sebenarnya saya curang selama empat hari ‘berpuasa’ plastik. Di beberapa hal pemakaian plastik seperti sebuah keniscayaan, terutama urusan kamar mandi. Gagang sikat gigi dari plastik, bungkus pasta gigi plastik juga. Wadah sabun dan sampo sudah barang tentu dari plastik. Saya belum tahu solusinya untuk soal yang satu ini. Jadi saya memberi kelonggaran buat diri sendiri. Ya kali seminggu enggak mandi lur?!Abis gajian, langsung belanja bulanan di supermarket. Saya merasa dilematis dalam kegiatan satu ini. Di satu sisi, kantong plastik besar yang biasa ada di kasir bisa saya ganti dengan tas jinjing berbahan katun yang saya bawa dari rumah. Di sisi lain, barang belanjaannya saja hampir semua berbungkus plastik. Jadi kayak keluar mulut buaya masuk lagi ke mulut harimau. Enggak ada jalan keluar!
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Iklan
Hari Keenam
Hari Ketujuh
Kesimpulan
Iklan
Industri daur ulang plastik juga tidak terlalu diminati pemerintah. Padahal selain bisa menjadi solusi mangkus untuk mengurangi penumpukan sampah plastik, industri daur ulang juga dinilai menguntungkan dari segi ekonomi karena hasil daur ulang bisa diekspor ke berbagai negara. Versi Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi), Indonesia baru bisa mendaur ulang 400.000 ton plastik dari total konsumsi plastik nasional yang mencapai 4 juta ton per tahun.Usaha saya untuk mengurangi pemakaian plastik selama seminggu mungkin cuma berdampak sangat kecil dalam sebuah usaha penyelamatan lingkungan, namun setidaknya itu bisa membuat saya belajar bahwa butuh kesadaran dari dalam diri sendiri untuk menggunakan plastik dengan bijak sebelum bisa bergerak melakukan perubahan.Setuju lur??!
Seri The Pledge adalah kolaborasi VICE X Danone AQUA dalam mengkampanyekan kesadaran tentang gerakan #BijakBerplastik
Seri The Pledge adalah kolaborasi VICE X Danone AQUA dalam mengkampanyekan kesadaran tentang gerakan #BijakBerplastik