FYI.

This story is over 5 years old.

Transportasi Umum

Kereta Gantung Makin Dilirik Sebagai Solusi Kemacetan di Kota Besar

Boston, Toronto, and New York City adalah kota lain di Amerika Utara yang mengandalkan gondola untuk menyelesaikan kemacetan di darat.
Gondola di La Paz, Bolivia. Foto: Sunsinger/Shutterstock

Kota Edmonton, Alberta, Kanada bakal punya sarana transportasi masal baru: Gondola. Rencananya jenis transportasi ini mulai bisa dinikmati penduduk Edmonton dalam tiga atau lima tahun ke depan.

Amber dan Gary Poliquin—dua orang yang menjadi mencetuskan ide penggunaan gondola sebagai transportasi massal—pertama kali menjumpai gondola di arena ski di Chamonix, Perancis. Gondola sejatinya sarana pengangkut pemain ski berbentuk pod tertutup. “Kami pikir gondola akan sangat berguna di lembah sungai di Edmonton.” jelas Amber lewat sebuah sambungan telepon. “Gondola sangat efisien. Saat ini, kalau mau hitung-hitungan, ongkos pembuatan sebuah jembatan itu mahal. Gondola punya fungsi yang sama tapi biaya pembangunannya lebih murah,” tambah Gary.

Iklan

Sebuah slide dari presentasi Amber dan Gary Poliquin yang menunjukkan kota Edmonton yang dilengkapi Gondola. Gambar: Amber dan Gary Poliquin

Keduanya lantas memberanikan diri ikut serta dalam kontes desian urban, The Edmonton Project, tahun lalu. Kontes ini diselenggarakan untuk mencari desain landmark khas Edmonton. Ternyata, Ide penggunaan Gondola sebagai sarana transportasi yang diajukan pasangan Poliquin keluar sebagai pemenang pada awal Maret ini, menyisihkan lebih dari 300 proposal lainnya. Kemenangan mereka memancing rasa penasaran, antusiasme sekaligus keraguan penduduk Edmonton, kendati Amber dan Gary bukan orang pertama yang mempertimbangkan pengunaan Di kawasan Amerika Utara dan Eropa, penggunaan gondola dibatasi sebagai sarana hiburan dan perangkat pengangkut pengunjung arena ski es. Walaupun begitu, beberapa kota seperti Boston, New York City, Oxford, England, Toronto, Ontario, dan sejumlah kota di negara barat lainnya mulai melirik gondola sebagai solusi kemacetan di jalan.

“Ketika kita berusaha mengadaptasi perangkat pengangkut ski di daerah pegunungan menjadi sarana transportasi urban, sebagian orang akan agak jad gila,” ujar Steven Dale, salah satu pakar gondola ternama, perencana urban serta pendiri konsultan penggunaan transportasi kabel Creative Urban Projects.

Gondola adalah jenis transportasi massal baru yang mengandalkan teknologi berumur satu milenium, jelas Dale. Meski jauh dari kesan keren dan canggih serta glamor layaknya mobil terbang, gondola sangat praktis. Gondola tak boros ruang, murah dibangun dan dioperasikan dan sangat irit karbon. Ini menyebabkan gondola muncul sebagai mode transportasi murah sekaligus solusi kemacetan dan halangan transportasi alami seperti pegunungan, perairan atau jalan bebas hambatan.

Iklan

Gondola sudah menjadi pemandangan lazim di daerah yang dilanda kemacetan parah atau pegunungan di Amerika Latin. Kota Meddelin di Kolombia, ibukoya Venezuela Caracas, daerah sub urban Meksiko bernama Ecatepec de Morelos, dan beberapa kota lainnya di Amerika Utara dan Selatan telah menggunakan gondola (atau teleférico dalam bahasa Spanyol) untuk mengantar penduduk kota menuju semua penjuru kota. Mi Teleférico di La Paz, yang mulai dibuka pada 2014, kini tengh mengalami ekspansi besar-besaran dan saat ini dianggap sebagai jaringan mobil kabel terpanjang dan tertinggi di dunia. Dalam sehari. Gondola di La Paz mampu mengangkut 159.000 penumpang, seperti yang dilansir dari sebuah surat kabar setempat.

Estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek Mi Teleférico adalah $750 juta [setara Rp 10 triliun] runtuk rute sepanjang 33,8 km, 11 jalu dan 39 stasiun. Sebagai perbandingan, mayoritas jalur kereta bawah tanah menghabiskan antara $368 juta hingga $700 juta [setara Rp5 sampai 9 triliun] untuk setiap satu milnya (setara 1,6 km). Jalur Second Avenue New York City lebih mahal lagi. Tiap satu milnya menghabiskan $2.6 miliar (sekitar Rp35 triliun). Artinya, ongkos pembangunan gondola sangatlah murah.

Selain itu, gondola sangat efisien untuk mengangku manusia. Sistem gondola di Chamonix, yang jadi inspirasi Amber dan Gary Poliquin, diberi nama Téléphérique de l’Aiguille du Midi. dengan memanfaatkan gondola ini, kamu cuma butuh 20 menut untuk menaiki gunung setinggi 2.800 meter dan mencapai puncak gunung. Di Amerika Utara, New York City dan Portland, Oregon adalah dua kota yang mengoperasikan gondola layaknya trem terbang,

Iklan

Di Edmonton, dua sejoli Poliquin berencana akan mengoperasikan 40 gondola yang cukup untuk mengangkut delapan penumpang, 12 tiang penunjang dan tiga stasiun. Dalam durasi sepuluh, gondola rancangan mereka mampu menempuh jarak sejauh 3,2 km. Setiap gondola akan datang setiap 45 sampai 60 detik. Keduanya memperkirakan biaya pembangunan proyek gondola mereka mencapai angka $25-50 juta (setara Rp344-688 miliar), yang dikumpukan dari kemitraan pemerintah dan pihak swasta. Creative Urban Project dan produsen gondola LST dan Doppelmayr tengah bahu membahu menyelesaikan proyek di Edmonton.

Kereta gantung di atas Sungai Thames, London, Inggris. Image: Ingus Kruklitis/Shutterstock

Dale memperkirakan bahwa dari 25.000 jalur gondola yang digunakan di seluruh dunia—entah itu sebagai pengangkut pengunjung arena ski, konveyor pertambangan dan lainnya—hanya 100 buah yang benar-benar digunakan sebagai transportasi urban.

Kendati begitu, gondola sebagai sarana transportasi urban kian populer belakangan ini. Penyebabnya adalah karena teknologi gondola telah jauh berkembang. Alasan lainnya karena gondola lebih subtil dari sarana transportasi lainnya, jelas Dale. lantaran produsen gondola hanya mau menjalin hubungan langsung dengan kliennya, biasanya tak ada penengah dalam proyek pembangunan gondola. Di atas kertas, konsep ini baik-baik saja. Namun, dalam praktenya, keberadaan penengah jelas diperlukan untuk mengadvokasi teknologi gondola yang dipakai, mengajukan proposal proyek dan melobi pemerintah [menurut Dale, banyak pemerintah kota yang melarang pemasok gondola memberikan nasehat secara langsung pada mereka agar proses tender bisa tetap berjalan dengan adil]

Dale menjadi salah satu penengah dalam proyek Edmonton. Perusahaannya memfokuskan diri pada fase desain awal gondola, termasuk mengedukasi penduduk kota untuk melihat gondola sebagai salah satu pelengkap opsi transportasi.

Baik Amber maupun Gary Poliquin tak pernah membangun Gondola. Malah, mereka belum pernah membangun satu jenis infrastruktur sepanjang hidupnya. Amber adalah guru sains dan Gary menghabiskan hidupnya di bisnis perhotelan. Keduanya adalah pelari tangguh dan atlet. Amber dan Gary mengelola bisnis pariwisata bernama Big E Tours. Kini mereka menambahkan “sukarelawan pembangun gondola” dalam resume mereka.

“Apakah gondola adalah sarana transportasi sempurna untuk segala keperluan? Sepertinya tidak,” ujar Gary. “tapi dalam hal melewati halangan alami, kami belum bisa menemukan sarana transportasi lain yang lebih efektif untuk melewati sungai dan daerah perbukitan.”