Perubahan Iklim

Kata Penelitian, Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur

Temuan terbaru menunjukkan suhu panas ekstrem mempersingkat gestasi hingga 6,1 hari.
Hannah Smothers
Brooklyn, US
Perempuan hamil berbaring di tempat tidur Kata Penelitian, Cuaca Panas Tingkatkan Risiko Kelahiran Prematur
Ilustrasi via Getty Images

Seperti yang sudah diketahui, perubahan iklim secara perlahan membunuh peradaban. Tak hanya makhluk hidup saja, internet dan perekonomian pun ikut terkena dampak pemanasan global. Manusia merusak planet, dan alam tak tanggung-tanggung membalasnya.

Dalam studi yang diterbitkan Senin di Nature, peneliti menemukan dampak negatif baru dari perubahan iklim. Cuaca panas ekstrem dapat mempercepat waktu kelahiran sekitar 6,1 hari. Penelitian mengungkapkan peningkatan jumlah kasus bayi lahir sebelum 40 minggu ketika suhunya di atas 26°C. Bahkan ada peningkatan lebih dramatis (sekitar 0,97 kelahiran per 100.000 perempuan) saat suhu melebihi 32°C. Peneliti mengamati dampak cuaca panas terhadap kelahiran paling terasa di Amerika Serikat, sementara negara-negara yang terbiasa dengan suhu tinggi tidak begitu terpengaruh. Walau mereka belum menemukan alasan pastinya, sejumlah teori menjelaskan cuaca panas dapat meningkatkan tekanan kardiovaskular yang merangsang persalinan prematur. Selain itu, waktu tidur ibu hamil ikut terganggu sehingga risikonya semakin besar.

Iklan

Studi lebih lanjut menunjukkan perempuan dari keluarga kaya, yang rumahnya terpasang AC atau udaranya lebih segar, cenderung jarang mengalami persalinan prematur.

Peneliti mempelajari catatan kelahiran dalam kurun 1969-1988 di setiap county atau kabupaten Amerika Serikat. Time membeberkan dataset mereka terbatas karena sejak 1989, catatan kelahiran di AS menjadi lebih rahasia dan sulit dianalisis. Akan tetapi, data masa lalu memberikan informasi menarik bahwa suhu Bumi mulai memanas sejak 30 tahun terakhir. Menurut NASA, suhu rata-rata meningkat setidaknya 1,5 derajat sejak 1980.

Lautan mencapai suhu terpanas tahun lalu, dan laporan terbaru dari Panel Internasional PBB tentang Perubahan Iklim memperkirakan suhu akan terus meningkat selama 100 tahun ke depan. Kalau cuaca panas saat ini saja sudah banyak menimbulkan kerugian, bagaimana dengan nanti?

Follow Hannah Smothers di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.