Perdagangan senjata api adalah salah satu ceruk bisnis paling basah di dunia. Nun jauh di Kanada, dua gamer muda menunjukkan pasar senjata virtual rupanya tak jelek-jelek amat dibandingkan penjualan senapan dan pistol asli.
Artur Minacov, 21 tahun, dan John Breschisci, 28, mendirikan situs bernama OPSkins sejak Januari 2015. Mereka mengaku sukses meraup untung besar hanya mengandalkan bisnis jual beli skin senjata game online.
Bermarkas di Kota Montreal, OPSkins adalah semacam lapak online bagi gamer menjual desain senpi virtual—atau kondang dengan julukan skin—untuk game first person shooterCounter-Strike: Global Offensive. Pengguna situs ini bisa nitip jual skin yang mereka dapatkan. Skin ini akan di-hold perusahaan sampai pembeli mendapatkan bayaran—andai skin mereka laku.
Minacov dan Brechisci mengelola segala macam risiko penjualan senjata virtual itu, lantas mengambil biaya administrasi 10 persen dari tiap transaksi. Dua pendiri situs ini membeberkan dalam sehari nilai transaksi OPSkins mencapai angka US$120.000 (setara Rp1,6 miliar). Artinya, US$12.000 (senilai Rp160 juta) bersih otomatis masuk ke kantong Minacov dan Breschisci.
Keduanya memulai usaha ini lantaran gamer CS kerap ditipu saat menjual senjata virtual mereka di luar Steam Community Market, pasar online terkenal yang dimiliki oleh developer Counter-Strike,Valve.
"Sebelumnya, orang menjual senjata mereka langsung di forum-forum online," ungkap Minacov. "Pembeli biasanya membayar pakai paypal. Tapi, setelah dapat senjatanya, mereka malah nge-charge balik penjualnya. Intinya si penjual kena tipu. Ini perkembangan yang tak menyenangkan dalam komunitas gamer. Jadi, kami mencari solusi terhadap masalah ini."
Alasan beberapa gamer menjual item in-game di luar pasar virtual yang disediakan Valve sebenarnya sederhana: ketika seorang gamer menjual itemnya di pasar Valve, mereka hanya bisa menggunakan uang virtual yang mereka dapatkan untuk membeli item lain, game baru di Steam, menurut Minacov, yang menjalankan bisnis jual beli senjata virtual ini dari rumah ayahnya.
"Dalam sistem kami, gamer bisa dapat uang cash dari setiap penjualan. Beberapa bisa kaya raya lantaran menjual item di website kami," ujarnya.
Beberapa skin senjata yang dijual di OPSkins. Sumber gambar: Screenshot
Skin baru dalam game Counter-Strike biasanya didapat pemain secara acak, bisa setelah menamatkan tantangan tertentu atau dibeli langung dari Community Market. Per harinya, sekitar 10.000 sampai 15.000 item berpindah tangan di OPSkins. Beberapa item tersebut bernilai ribuan dollar. Item paling mahal yang pernah dijualbelikan di situs ini adalah sebuah virtual knife, seharga US$5.000 (setara Rp60 juta).
Harga setinggi itu buat senjata virtual kebangetan ga sih?
"Masalahnya, ada kelangkaan pada item tertentu, padahal fungsinya cuma untuk mempercantik tampilan senjata dalam game," ujar Brechisci. "Banyak pengguna tak mempermasalahkan ini. Atau tepatnya 370.000 user tak merasa harga semahal itu aneh apalagi lebay."
Lantas, karena OPSkins benar-benar independen dari Community Market Steam, kedua gamer ini tak pernah dibikin repot oleh manajemen Valve. "Kami sudah pernah ngobrol bareng perwakilan Valve," kata Brechisci. "Memang sih, mereka sempat hendak menutup situs kami. Mereka cuma pengen menyelidiki apa yang kita kerjakan. Setelah itu web kami bisa berfungsi lagi dan bisnis berjalan lancar sampai sekarang."Saking lancarnya bisnis jual beli skin senjata virtual ini, OPSskins sekarang mempekerjakan 20 staff, yang tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.
Malah dua tahun lalu, pada ESWC Counter-Strike: GO World Finals yang digelar di Kota Montreal, OPSkins merupakan sponsor utama acara tersebut. Status itu diperoleh setelah OPSkins mengucurkan dana hingga US$100.000 (setara Rp 1,3 miliar) kepada panitia. "Jumlah segitu ukurannya besar di Montreal," ujar Minacov.
Uang sebanyak itu sebetulnya masih agak teralalu besar dimiliki lelaki yang kini genap 23 tahun, yang masih tinggal di rumah orang tuanya. Dua wirausahawan muda asal Kanada ini mengaku tak mau mabuk dengan angka-angka keuntungan yang besar.
"Kami ingin membalas apa yang sudah diberikan komunitas gamer pada kami. Kebetulan sumbangan OPSkins pada cara komunitas gamer macam ini bisa membantu mengiklankan produk kami."Sedikit koreksi: versi awal naskah yang tayang sempat mengatakan co-founder OPSkins Artur Minacov meninggalkan bangku kuliah demi fokus mengurusi bisnisnya. Yang benar, Minacov putus kuliah karena hendak fokus pada bisnisnya terdahulu, sebelum OPSkins.