Film 'It' Diprotes Keras Para Badut Profesional Karena Merusak Citra Mereka
Photo via the Thunder Bay Clown Club's Facebook

FYI.

This story is over 5 years old.

Badut

Film 'It' Diprotes Keras Para Badut Profesional Karena Merusak Citra Mereka

“Kalian semua harus ingat kalau badut juga manusia,” kata salah satu pengunjuk rasa.

Beberapa badut di Kanada memajang lukisan wajah cemberut sebagai tanggapan atas remake film It yang tayang di bioskop berbagai negara bulan ini. Badut-badut profesional ini keberatan atas penampilan karakter utama dalam film horor tersebut: Pennywise, si badut menyeramkan tukang makan anak kecil. It, film yang diadaptasi dari salah satu novel laris Stepthen King, mulai tayang di bioskop-bioskop Kanada kamis pekan lalu (kemudian beredar di Indonesia keesokan harinya). Anggota The Thunder Bay Clown Club berkumpul di luar bioskop Silvercity Thunder Bay, Ontario sebelum pemutaran perdana It. Salah satu pengunjuk rasa, Dianne McNicol, yang beraksi sebagai badut dengan nama Dottie The Clown, mengatakan bahwa dia dan rekan sejawatnya akan berada di sana barang beberapa menit untuk membagikan selebaran menolak penggambaran negatif badut dalam garapan sutradara Andy Muschietti tersebut. "Kami takut film ini akan menggangu bisnis perbadutan dan mata pencarian para badut," tutur McNicol. "Beberapa klub badut terpaksa gulung tikar gara-gara citra negatif badut dalam film ini." "Kalian semua harus ingat kalau badut juga manusia," Imbuhnya.

Iklan

Foto via Facebook

McNicol sendiri mengatakan bahwa kumpul-kumpul para badut ini sebenrnya bukan sebuah unjuk rasa, tapi lebih sebuah "sesi penyebaran informasi." Dalam sebuah pernyataan persnya, Presiden Thunder Bay Clown Club Dan "Daffy" Baxter menegaskan bahwa "tujuan kami sebenarnya adalah memberikan pengunjung sebuah selebaran yang memetakan perbedaan mencolok antara badut profesional dan badut-badut yang digambarkan sebagai penjahat dan monster dalam film dan media." McNicol membeberkan bila kemunculan kembali stigma "badut jahat" telah berimbas pada pendapatan mereka sebagai badut. Sepanjang 2016, muncul tren "creepy clown" yang meresahkan Amerika Utara. Banyak orang iseng beramai-ramai membuat prank video (beberapa bagus sementara mayoritas kualitasnya buruk) memakai kostum badut yang memakai rantai dan memamerkan pisau hingga kelihatan sangat seram. Bahkan pernah pada suatu waktu, tren ini tak hanya jadi kumpulan video atau foto iseng belaka. Seorang pria berbaju badut menusuk seorang pria dengan pisau di Swedia. Di Kanada, Home Depot sampai harus menarik beberapa item badut Halloweennya. Tampaknya, wabah ini belum akan berakhir juga: seminggu yang lalu, prankster di Pennsylvania mengikat balon-balon merah di lubang selokan mirip seperti opening dalam kisah menyeramkan yang ditulis Stephen King tersebut. Kemungkinan besar, keisengan macam ini bakal melonjak jumlahnya mendekati Halloween.

Iklan

"Dampak finansialnya sudah mulai dirasakan industri perbadutan," terang McNicol. "Waktu aku bertemu dengan rekan-rekan badut dari Amerika Serikat, mereka bilang bisnis sedang lesu. Mereka tak diundang ke pesta lagi. Mereka tak lagi mendapatkan undangan perhelatan lagi." "Stigma buruk badut jelas sudah melukai aspek bisnis bagi mereka yang menjadikan dunia badut sebagai mata pencaharian," imbuhnya. Untugnya, Thunder Bay Clown Club, yang memiliki 26 anggota dan sering mengadakan kegiatan amal, selamat dari dampak buruk ini. "Mungkin di sini orangnya jauh lebih woles," ujar McNicol. Fobia atas badut secara informal dikenal dengan nama Coulrophobia dan kerap dikaitan dengan pembunuh berantai sadis John Wayne Gacy dan edisi pertama novel It. kendati jenis fobia ini tak terdaftar dalam International Classification of Diseases or the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, coulrophobia adalah fobia yang cukup dikenal. Awal tahun ini, King mencuit di twitter bahwa "pada badut sangat keki padanya," dan mengatakan bahwa anak kecil memang selalu takut dengan badut dan mewanti-wanti untuk tidak "memusuhi seseorang hanya gara-gara mengungkap fakta buruk tentang badut."

McNicol mengaku bahwa belakangan, dia sering mendengar istilah "badut yang menakutkan" keluar dari mulut anak-anak. Pemicu lain bocah takut badut adalah "lipstick crown," sebutan untuk badut tanpa pelatihan cukup dan langsung beraksi di depan orang—sebagai biang masalah fobia ini alih-alih media. Badut sejati, menurut McNicol, punya kode etik tersendiri dan mematuhi aturan profesi. "Dampak stigma sangat melukai kami karena kami banyak memberikan sumbangsih pada masyarakat. Tapi kami legowo, kami mengerti sekali apa yang sedang terjadi," Ujar McNicol. "Itu yang berusaha kami sampai sampaikan: jangan promosikan It, jangan keluar rumah di malam Halloween dan berdandan bak badut yang menakutkan, dan jangan menyebarluaskan gagasan bahwa badut itu jahat." Terlepas dari protes keras dilayangkan para badut profesional ini, It adalah remake miniseri TV 1990'an yang bikin merinding. Jadi, silakan tonton saja dan amalkan pemeo berikut: ambil yang baik dan buang jauh-jauh yang buruk dari film ini. Jangan benci badut ya.

Follow Mack Lamoureux di Twitter.