Warna-Warni Aksi Puluhan Ribu Buruh di Jakarta Menuntut Perbaikan Nasib
Semua foto oleh Iyas Lawrence.

FYI.

This story is over 5 years old.

May Day

Warna-Warni Aksi Puluhan Ribu Buruh di Jakarta Menuntut Perbaikan Nasib

Aksi May Day tahun ini didominasi topik penolakan skema upah PP 78/2015 hingga pencabutan larangan mengirim buruh migran sektor domestik ke Timur Tengah.

Puluhan ribu buruh berunjuk rasa di jalanan Ibu Kota jakarta, dalam rangka memperingati May Day. Ada banyak isu yang diperjuangkan para pekerja, di antaranya adalah peningkatan upah serta penghapusan "perbudakan gaya baru", kebanyakan dialami oleh buruh yang melakoni magang akibat peraturan yang diteken Menteri Tenaga Kerja.

Juru Bicara Polda Metro Jaya memperkirakan jumlah buruk yang turun aksi pada 1 Mei tahun ini mencapai 40 ribu orang. Dilaporkan 14 ribu aparat kepolisian disokong personel militer mengamankan kawasan Jl. Medan Merdeka Barat, memasang barikade kawat berduri, agar massa tidak bisa beraksi di depan Istana Negara. Dalam aksi May Day yang berlangsung di berbagai kota di Indonesia, tidak dilaporkan adanya insiden serius. Hanya terjadi segelintir insiden kecil, di antaranya adalah kasus pembakaran puluhan karangan bunga di yang sedianya ditujukan untuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, yang kalah dalam hitung cepat pilkada Jakarta.

Iklan

May Day merupakan kegiatan tahunan memperingati Hari Buruh Internasional. Dalam momen ini, buruh seluruh dunia turun ke jalan menuntut perbaikan nasib dan pemenuhan hak-haknya. Di Indonesia, May Day ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 2014. Beleid penentuan hari libur itu diteken oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono setahun sebelumnya.

Buruh perempuan mengenakan kaos "PRT = Pekerja Rumah Tangga"

Aksi teatrikal kubur diri menuntut perbaikan nasib buruh.

Poster di jalan bertuliskan "Stop Perbudakan Gaya Baru"

Buruh juga menuntut penghapusan moratorium pengiriman PRT ke Timur Tengah