FYI.

This story is over 5 years old.

Merokok

Filter Justru Membuat Rokok Lebih Mematikan

Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi filter dan lubang-lubang kecil di sekelilingnya mengakibatkan kanker jenis baru.
Foto ilustrasi merokok oleh Bared Ibrahim/Unsplash.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Lima puluh tahun lalu, perusahaan tembakau mulai membuat lubang-lubang mungil di sekeliling rokok. Walaupun dasar ilmiahnya meragukan, perusahaan rokok mengklaim bahwa rokok dengan "banyak ventilasi" lebih sehat, lebih halus, dan menyebut rokok seperti itu "rendah tar" serta "ringan." Pelabelan seperti itu akhirnya disanggah ilmuwan, namun lubang-lubang ventilasi ini masih ada pada hampir semua rokok yang dijual. Kini, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tak hanya lubang-lubang mungil itu membuat rokok lebih sehat, kemungkinan besar mereka berkontribusi dalam peningkatan sejenis kanker paru-paru.
Kanker ini disebut adenocarcinoma, muncul di kedalaman paru-paru. Ii adalah jenis kanker paling umum saat ini, meski sebelumnya tak begitu. Selama lebih dari 50 tahun belakangan, tipe-tipe kanker lain telah menurun seiringan dengan penurunan tingkat merokok, namun kasus adenocarcinoma justru meningkat. Para peneliti di The Ohio State University Comprehensive Cancer Center dan lima universitas lainnya penasaran akan penyebabnya. Mereka membaca penelitian-penelitian dan buku terkait—kajian kimia dan toksikologi, percobaan klinis manusia dan kajian epidemiologi, dan bahkan dokumen-dokumen internal perusahaan rokok—dan menemukan apa yang mereka percaya sebagai biang keroknya. Penelitian menunjukkan bahwa lubang-lubang ventilasi membuat tembakau terbakar lebih lamban dan pada tempratur lebih rendah, yang mengarah pada peningkatan jumlah substansi racun pada asapnya. Lalu ini yang terjadi: filter tersebut menghambat sebagian dari nikotin adiktif dan lubang-lubangnya mencampurkan asapnya dengan udara, jadi sebagian perokok menghirup rokok lebih panjang dan dalam untuk mendapatkan nikotin lebih. Hasilnya? Lebih banyak bahan kimia yang dipaksa masuk ke paru-paru di mana adenocarcinomas lebih sering muncul. Alih-alih bikin sehat, filter (dan lubang-lubang di sekelilingnya) justru membuat rokok lebih berbahaya.

Gambar dari penelitian The Ohio State University Comprehensive Cancer Center.

"Data kami mengindikasikan adanya kaitan yang konkret antara penambahan lubang ventilasi di rokok dan peningkatan adenocarcinoma paru-paru selama 20 tahun belakangan," Peter Shields, onkologis paru-paru dan wakil direktur OSUCCC - James, pada sebuah pernyataan.
Tim ini menginginkan Food and Drug Administration untuk meregulasi lubang-lubang atau menghilangkannya sama sekali. Shields menulis sebuah editorial untuk The Hill bahwa hal tersebut berada dalam wewenang FDA. "Program Family Smoking Prevention dan Tobacco Control Act (TCA) tahun 2009," tulisnya. "Memberikan otoritas kesehatan wewenang untuk meregulasi produk tembakau dan mengajukan 'standar produk' ketika buktinya menunjukkan bahwa itu cukup untuk melindungi kesehatan publik." Shields menambahkan lewat rilisan tertulis, timnya percaya jika menghilangkan lubang-lubang ini "akan menurunkan penggunaan dan tingkat racun pada rokok konvensional, dan membuat para perokok berhenti total atau menggunakan lebih sedikit produk berbahaya." Kemungkinan karena merokok tidak akan sehalus dulu tanpa lubang-lubang ini, namun lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk memastikan bahwa menghilangkan lubang-lubang tidak akan membuat rokok lebih adiktif atau meningkatkan tingkat bahan kimia pada asapnya.

Sepertinya ini bukan keputusan yang sulit-sulit amat. Tingkat konsumsi rokok oleh orang dewasa di berbagai negara telah menurun secara umum sejak 90-an akhir (meski dengan peningkatan sedikit pada 2016) dan deteksi awal kanker paru-paru telah bertambah baik. Hanya saja, kanker akibat filter rokok menjadi pemicu kematian baru, salah satunya di Amerika Serikat, yang sementara ini terancam menewaskan lebih dari 150.000 nyawa Amerika untuk 2017 saja. Angka itu dapat menurun hanya dengan mengganti penggunaan filter dalam rokok.