FYI.

This story is over 5 years old.

Perang CEO

Sejarah Singkat Perseteruan Elon Musk vs Mark Zuckerberg di Internet

Perang opini bos SpaceX/Tesla versus CEO Facebook ini lebih seru buat diikutin daripada seteru antara Liam dan Noel Gallagher. Terakhir, Musk baru saja menghapus akun Facebook perusahaannya mendukung gerakan #deletefacebook.
Sumber foto Shutterstock/Kolase oleh Jordan Pearson

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

Salah satu hiburan bagi kita—maksudnya orang biasa yang gajinya enggak kaya-kaya amat dan punya waktu luang—adalah nonton perseteruan antara dua tokoh publik, entah itu bintang film, musisi atau politikus. Dulu, hidup kita pernah sangat indah dibanjiri berita-berita tak penting tapi menghibur dari gontok-gontokan antara Noel dan Liam Gallagher. Malang, per Natal 2017, dua mantan mesin band britpop Oasis ini sepakat menyudahi perseteruan mereka. keduanya, katakanlah, sekali lagi jadi kakak adik yang saling menyayangi dengan penuh kasih, sampai masa yang belum ditentukan.

Iklan

Sebagaian orang menyambut gembira rujuknya dua pria asal Manchester ini. Sebagian lainnya punya pendapat berbeda: perseteruan itu harusnya enggak berhenti sampai kiamat karena menghibur dan bisa dinikmati cuma-cuma.

Nah, kalau kamu tipe orang kedua, jangan berkecil hati. Dunia ini enggak kehabisan stok orang gontok-gontokan. Bila Noel dan Liam rujuk selamanya, ya udah gapapa. Toh masih ada perseteruan yang lebih greget. Salah satunya: keributan antara Elon Musk dan Mark Zuckerberg.

Menurut saya, saga antara Elon dan Mark ini jauh lebih keren dari Liam versus Noel. Saya punya dua alasan: 1) dua orang ini punya kekayaaan sampai miliaran dollar alias tajir mampus 2) kedunya, seperti Liam dan Noel, dikarunai emosi anak balita yang enggak mau kalah rebutan naik odong-odong.

Sengkata antara dua orang super kaya ini sebenarnya enggak baru-baru amat. Awal mulanya terjadi dua tahun silam ketika satelit Internet.org milik Mark seharga, murah kok, US$200 juta meledak di kebakaran yang terjadi pada tes para peluncuran salah satu roket Elon Musk. Kecewa, Zuckerberg segera mengunggah pernyataan pribadi dalam sebuah postingan di akun Facebook pribadinya. Dia bilang jika dirinya “sangat kecewa” lantaran “kegagalan peluncuran roket SpaceX menghancurkan satelit kami.” Nuansa kalimat si Zuckerberg di pernyataan ini memang pasif agresif dan enggak enak banget didenger. Kalau ada teman kosan ngomong seperti ini, sudah pasti tiga hari saya diemin.

Iklan

Setahun kemudian, dalam Facebook Live stream, Zuckerberg mengkritik, kali ini terang-terangan, ketakutan Elon Musk pada pengembangan kecerdasan buatan [AI]. Sebelumnya, Elon Musk memang pernah bilang kalau kecerdasan buatan adalah ancaman bagi manusia—sebuah pendapat yang dicap “sangat enggak bertanggung jawab” oleh Zuckerberg. Sambil bakar barbekyu, bos besar Facebook itu bilang kalau “dia punya opini kuat menyangkut AI. dan saya orang yang optimistis.”

"Saya jadi mikir orang-orang yang takut dengan perkembangan AI dan berusaha merancang segala macam skenario kehancuran manusia—beneran deh, saya enggak paham mereka. Bagi saya, pendapat mereka ini negatif dan dalam sudut pandang tertentu, tak bertanggung jawab.” Mark memang enggak ngomong doang. Facebook menggunakan pembelajaran mesin untuk berbagai tujuan, termasuk menyisir unggahan untuk mengenali pengguna Facebook yang ingin bunuh diri.

Enggak mau kalah begitu saja, Elon membawa perseteruan ini ke Twitter selang sehari kemudian dan dengan galak menyanggah pernyataan Mark. “Saya sudah ngobrol tentang hal ini. Pemahamannya tentang masalah ini terbatas,” begitu bunyi cuitan Elon.

Jumat pekan lalu, perseteruan ini mencapai puncaknya. Satelit mahal kepunyaan Mark meledak di roket Elon. Tak lama kemudian, Elon pun ngetwit “Facebook tuh Apaan Sih?”

Elon mengikuti seruan pendiri WhatsApp Brian Acton kepada followernya di Twitter untuk menghapus akun facebook mereka. Langkah ini dilakukan dalam rangka protes atas keteledoran penanganan data raksasa medsos itu akibat skandal Cambridge Analytica.

Iklan

Bagi saya, kalimat sependek itu sudah bikin Elon Musk menang lawan Zuckerberg (untuk sementara). Tapi namanya juga Elon Musk, doi enggak mau cuma menang segitu doang. Alhasil, dia sesumbar akan menghapus akun Facebook perusahaan-perusahan miliknya termasuk akun pribadinya sendiri. Ternyata, Elon benar-benar melakukannya. Keras!

Enggak cuma itu, sang CEO SpaceX ini mengungkit-ungkit masalah meledaknya satelit internet.org. Dalam tweetnya Elon menulis, “Iya deh, saya yang salah karena jadi orang idiot. Kami kasih mereka tumpangan gratis untuk menggantinya dan saya rasa mereka mengasuransikan satelit itu.”

Mark sampai sekarang—sepanjang yang kami tahu—belum membalas serangan Elon.

Belum jelas apakah Elon juga bakal menghapus akun Instagramnya. Facebook tercatat sebagai pemilik Instagram dan hari ini Elon ngetwit kalau “pengaruh Facebook sudah merayap kemana-mana.” Di antara para taipan perusahaan teknologi, Elon memang dikenal rajin posting foto di Instagram. Pun isi postingannya macam-macam dari foto mantan pacarnya hingga perjalanan ke Jordan baru-baru ini.

Nah, pertanyaannya kita kudu ngapain guna menanggapi perseteruan ini. Jawabannya gampang: nonton saja! Pasalnya, berpihak pada salah satu bilyuner ini adalah tidakan yang sia-sia. “Dosa” keduanya lumayan besar. Elon seenaknya memprivatisai upaya bersama manusia menjelajahi angkasa luar sementara Zuckerberg dengan wolesnya membiarkan data pengguna Facebook dimanfaatkan pihak ketiga seperti dalam kasus Cambridge Analytica yang terungkap minggu lalu.

Intinya, perseteruan ini bukan tentang siapa yang lebih baik lantas menang. Lagian, pada kasus seperti ini mencari pemenang adalah kesia-siaan. Sebaliknya, kita seharusnya berdoa-doa sekhusuk-khusuknya agar perseteruan keduanya bisa lanjut terus sampai kiamat.

Sebab menyaksikan dua pria super kaya ribut adalah kenikmatan hakiki bagi kaum yang kerja jungkir balik seminggu tapi sadar enggak bakal jadi sekaya mereka.